Konten dari Pengguna

Ibuku, Guru Digital: Menginspirasi Generasi Muda

Sifa Tiara Yuliani
Mahasiswa di Universitas Pamulang dan pengusaha
22 Desember 2024 12:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sifa Tiara Yuliani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Editor penulis Hari Ibu
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Editor penulis Hari Ibu
ADVERTISEMENT
Latar Belakang Teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern. Dalam kehidupan sehari-hari, teknologi tidak hanya digunakan untuk bekerja, tetapi juga untuk belajar. Ibuku adalah salah satu contoh nyata bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan untuk mendidik dan membimbing, meskipun ia bukan seorang guru formal di sekolah. Awalnya, ia hanya seorang ibu rumah tangga biasa yang kurang akrab dengan dunia digital. Namun, perubahan zaman yang menuntut kemampuan teknologi memotivasinya untuk belajar dan berkembang. Ia mulai dari hal-hal sederhana, seperti menggunakan komputer, hingga mempelajari aplikasi pembelajaran daring yang kompleks. Semangatnya untuk terus belajar dan berbagi ilmu menjadikannya sosok "guru digital" bagi diriku. Analisa Peran ibuku sebagai "guru digital" memberikan pandangan baru tentang bagaimana pendidikan tidak harus selalu datang dari institusi formal. Ia membuktikan bahwa siapa pun, termasuk seorang ibu, bisa menjadi pendidik yang luar biasa dengan memanfaatkan teknologi. Hal ini mencerminkan betapa pentingnya literasi digital di era modern. Ibuku mengajarkan bahwa teknologi bukanlah pengganti guru, melainkan alat yang dapat membantu proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan menyenangkan. Di sisi lain, perannya juga mengingatkan kita bahwa pendidikan berbasis teknologi memerlukan bimbingan yang bijaksana agar anak tidak terjebak dalam penggunaan teknologi yang tidak produktif. Kelebihan dan Kekurangan Kelebihan: Akses Informasi Luas: Dengan bantuan ibuku, aku bisa mengakses berbagai sumber pembelajaran daring yang berkualitas. Ia mengajarkanku cara memanfaatkan internet untuk mendapatkan informasi yang relevan dan kredibel. Pendekatan Interaktif: Ibuku sering menggunakan media interaktif, seperti video pembelajaran, kuis daring, dan aplikasi edukasi, sehingga proses belajar menjadi lebih menarik. Pengembangan Keterampilan Digital: Melalui bimbingannya, aku belajar menggunakan berbagai alat digital yang sangat berguna untuk masa depan. Kekurangan: Keterbatasan Teknologi: Tidak semua keluarga memiliki akses yang memadai terhadap perangkat digital atau internet yang stabil, sehingga bisa menjadi hambatan. Ketergantungan: Ada risiko ketergantungan pada teknologi yang bisa mengurangi kemampuan berpikir kritis jika tidak diawasi dengan baik. Kurangnya Interaksi Sosial: Pembelajaran berbasis teknologi terkadang mengurangi interaksi tatap muka yang penting untuk perkembangan emosional dan sosial. Kesimpulan Peran ibuku sebagai "guru digital" adalah bukti nyata bahwa pendidikan berbasis teknologi dapat membawa manfaat besar jika digunakan dengan bijaksana. Ia tidak hanya mengajarkanku ilmu pengetahuan, tetapi juga memberikan contoh nyata tentang semangat belajar yang tak pernah padam. Pesannya selalu sederhana namun bermakna: "Belajar itu tidak mengenal batas waktu atau usia, karena dunia terus berubah." Dengan dukungannya, aku dapat menghadapi tantangan zaman dengan lebih percaya diri. Solusi Untuk mendukung lebih banyak ibu seperti ibuku dalam menjadi "guru digital," ada beberapa solusi yang dapat diterapkan: Pelatihan Literasi Digital: Mengadakan program pelatihan literasi digital bagi para orang tua agar mereka dapat memahami dan memanfaatkan teknologi secara optimal. Akses Teknologi yang Merata: Pemerintah dan pihak swasta perlu bekerja sama untuk menyediakan akses perangkat digital dan internet yang lebih luas dan terjangkau. Pendekatan Seimbang: Mengajarkan pentingnya keseimbangan antara penggunaan teknologi dan interaksi langsung agar anak tetap memiliki keterampilan sosial yang baik
ADVERTISEMENT