Konten dari Pengguna

Solusi Cerdas Hadapi Pengangguran: Digital Labor Exchange Daerah

Sigid Mulyadi
Praktisi Pemerintahan - Alumnus UPN Veteran - Disclamer: Tulisan tidak mewakili pandangan dari organisasi
3 Mei 2025 16:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sigid Mulyadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat berbicara tentang pengangguran, kita sering terjebak dalam narasi klasik: lapangan kerja minim, lulusan baru melimpah, dan pertumbuhan ekonomi tak serta-merta menyerap tenaga kerja. Tapi bagaimana jika sebenarnya yang kita butuhkan bukan hanya lapangan kerja baru—melainkan cara baru untuk menghubungkan orang ke pekerjaan?
ADVERTISEMENT
Mari saya kenalkan sebuah ide yang bisa menjadi game changer bagi pemerintah daerah: Digital Labor Exchange Daerah (DLED), semacam marketplace tenaga kerja fleksibel berbasis digital, yang dikelola langsung oleh pemerintah daerah atau BUMD.
Bayangkan aplikasi seperti Gojek, tapi bukan untuk transportasi, melainkan untuk pekerjaan. Mulai dari pembersihan taman, kurir UMKM, event lokal, hingga pekerjaan harian proyek pemerintah. Warga cukup mendaftar sebagai pencari kerja, memilih tawaran yang sesuai, dan langsung terhubung dengan pemberi kerja—baik dari sektor swasta maupun OPD.
Ilustrasi dibuat dengan ChatGPT
Mengapa Perlu?
Karena pengangguran dan mismatch keterampilan adalah tantangan nyata di hampir semua daerah. Banyak warga usia produktif punya semangat kerja, tapi bingung mencari akses. Di sisi lain, barangkali banyak pelaku usaha dan dinas kota membutuhkan tenaga kerja fleksibel, tapi kesulitan menjangkau mereka dengan cepat dan terverifikasi.
ADVERTISEMENT
DLED hadir untuk menjawab dua sisi itu sekaligus: menciptakan ekosistem kerja berbasis digital, fleksibel, dan tanggap kebutuhan lokal.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Sistem ini bukan hanya efisien, tapi juga inklusif dan memberdayakan, terutama bagi: lulusan baru yang butuh pengalaman kerja; pekerja informal yang mencari kepastian pendapatan; masyarakat berpenghasilan rendah yang ingin akses pekerjaan cepat.
Simulasi
Saya membayangkan seperti ini. Katakanlah Kota “S” menerapkan DLED. Dalam tiga bulan, sekian ribu warga mendaftar, dan lebih dari sekian ribu pekerjaan terserap. Dinas Kebersihan kini bisa mencari tenaga kerja untuk pembersihan sungai dalam hitungan jam, bukan hari. UMKM lokal bisa rekrut kurir freelance saat promo besar tanpa proses rekrutmen panjang.
ADVERTISEMENT
Hasilnya? Pengangguran turun. Sekian ratus pekerja mendapatkan lebih dari dua proyek dalam waktu 3 bulan. Pemerintah daerah hanya mengeluarkan anggaran sekian rupiah—jauh lebih kecil dibanding program bantuan pasif, dan memberikan dampak jangka panjang berupa produktivitas.
Lebih dari Sekadar Aplikasi
DLED bukan hanya soal teknologi. Ini tentang cara baru pemerintah hadir di tengah masyarakat. Bukan lagi hanya dengan membangun infrastruktur, tapi juga dengan membangun ekosistem kerja yang adil, cepat, dan akurat. Ini sejalan dengan visi ekonomi digital nasional, sekaligus mempercepat transformasi sosial berbasis teknologi.
Bayangkan jika setiap kota/kabupaten punya platform semacam ini. Pengangguran bisa ditekan, produktivitas daerah meningkat, dan masyarakat tak lagi bergantung pada bantuan, melainkan terlibat aktif dalam pembangunan.
Waktunya Melompat, Bukan Melangkah
ADVERTISEMENT
Sudah saatnya pemda tak hanya bicara soal skill mismatch dan bonus demografi, tapi mengambil langkah konkret. Digital Labor Exchange Daerah adalah jawaban inovatif atas kebutuhan zaman. Dan yang terpenting: ini bisa dimulai sekarang, dengan anggaran yang masuk akal, dan dampak yang bisa langsung dirasakan.
Warga butuh pekerjaan. UMKM butuh tenaga. Pemerintah butuh solusi.
Sudah waktunya kita menghubungkan mereka—secara cerdas dan digital.