Konten dari Pengguna

Komunikasi dengan Tunarungu

SIH BELQIS AL HANIF KHAMBALI PUTRI
Mahasiswi Politeknik Negeri Jakarta
8 Juli 2022 11:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SIH BELQIS AL HANIF KHAMBALI PUTRI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana Siswa SLB Negeri 01 Jakarta (Dok pribadi: Sih Belqis)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Siswa SLB Negeri 01 Jakarta (Dok pribadi: Sih Belqis)
ADVERTISEMENT
Kamu mungkin pernah menemukan orang dengan berbagai kekurangannya. Seperti saat berkomunikasi dengan disabilitas tunarungu.
ADVERTISEMENT
Terkadang hal tersebut membuatmu merasa kesulitan untuk berkomunikasi dengan mereka. Dan yang paling menyedihkan, jika kamu menjadi malas berhubungan dengan mereka bahkan mengabaikan mereka karena tidak mengerti apa yang ingin disampaikan.
Percaya atau tidak. Kesulitan dalam proses komunikasi tidak hanya dengan penyandang disabilitas, khususnya para tunarungu. Namun, kesulitan itu juga dapat dirasakan dengan orang biasa. Contohnya saja ketika kamu merasa jauh dengan komunikan, media komunikasi bermasalah, terjadi keterlambatan penyampaian pesan, hingga menimbulkan kesalahpahaman.
Begitu juga cara berkomunikasi dengan tunarungu. Bukan tidak bisa. Kamu pasti dapat berbicara asyik dengan mereka ketika kamu sudah merasa dekat dan menemukan metode yang tepat untuk berkomunikasi.
Perbedaan Cara Berkomunikasi
Dalam proses komunikasi dengan tunarungu, biasanya mereka memiliki ciri khas untuk berkomunikasi. Bisa hanya dengan lambang komunikasi gerakan tangan atau ekspresi. Bisa juga dengan kata-kata, walau biasanya terdengar kurang jelas.
ADVERTISEMENT
Para tunarngu biasanya sangat meyukai hal-hal visual. Seperti melukis dan memotret. Untuk masalah teknologi, mereka pun belajar mengikuti kecanggihan teknologi digital.
Cara mereka berkomunikasi dapat dipelajari dengan cara pendekatan dan rasa peduli yang tinggi terhadap sesama manusia. Ketika mereka tersenyum, maka tersenyumlah. Kepekaan kamu saat berkomunikasi menjadi hal utama agar mereka nyaman. Carilah hal unik agar mereka mengingatmu. Contohnya ketika kamu memanggil namanya dengan sangat keras, bersamaan dengan senyuman.
Batas Komunikasi
Jika kamu punya teman atau saudara tunarungu. Coba ajak mereka terus berkomunikasi dengan suara. Agar telinga mereka dapat belajar merangsang bunyi. Ketika mereka mendengar apa yang kamu katakan, biasanya otak mereka merekam untuk mengingat kata-kata yang mereka dengar.
Semakin banyak kata yang didengar, maka semakin banyak kosa kata yang mereka miliki. Mereka biasanya akan belajar mengucapkan kata yang didengar dengan cara mengulang kata-katanya selama beberapa hari atau bahkan beberapa minggu.
ADVERTISEMENT
Selain mereka yang belajar berkomunikasi dengan suara. Kamu juga perlu mencari tahu lambang komunikasi tunarungu. Seperti cara menghitung dengan menggunakan jari hingga gerakan-gerakan keseharian yang paling umum (mengucapkan salam dan melambaikan tangan). Jika kamu sudah belajar mengenai hal itu, kamu dapat mengajarkannya menjadi lebih baik lagi. Seperti mengajarkan cara meminta maaf dan berterima kasih.
Batas yang kamu perlu perhatikan ketika mereka sudah terlihat lelah untuk belajar mengucapkan kata. Kamu tidak perlu melarang, jika mereka hanya memakai gerakan tangan. Tetap hargai jika mereka berbicara menggunakan gerakan tangan atau lambang komunikasi lainnya.
Hak Tunarungu
Kedekatan kamu dengan tunarungu merupakan suatu kesenangan bagi mereka. Namun, jangan karena terlalu dekat kamu menjadi lupa batasan berkomunikasi. Apalagi sesuka hati bercanda hingga menyinggung perasaan mereka.
ADVERTISEMENT
Kamu perlu tahu, bahwa tunarungu memiliki hak asasi. Hak tersebut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Jangan sampai mereka merasa tertekan dengan sikap manusia yang terkadang suka memaksa.
Apalagi saat kamu memaksa mereka berbicara di depan umum. Sebaiknya kamu juga memikirkan psikologis mereka dan orang tua mereka terutama perasaan sang Ibu yang melahirkannya.
“Semua manusia memiliki hak asasi. Tak terkecuali anak-anak tunarungu. Saya sebagai Kakak yang memiliki adik tunarungu, merasa bangga dengan kelebihan visual yang ia miliki. Tetapi, saya merasa sedih melihat hari-harinya pasif berkomunikasi, dan suka diremehkan. Saya tidak tahu bagaimana hancurnya perasaan Ibu” Ucap Egis saat diwawancarai pada 7 Juli 2022.
Untuk itu sikap saling menghargai sesama manusia sangat dibutuhkan dengan siapapun, kapan saja, dan di mana saja. Mendekatkan diri kepada komunikan menjadi cara terefektif untuk berkomunikasi.
ADVERTISEMENT
(Oleh: Sih Belqis Al Hanif)