Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pelajar Desa Sakita Rela ke Gunung Demi Mengakses Jaringan
6 Juli 2021 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:49 WIB
Tulisan dari Silvanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sakita adalah Desa kecil di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Desa ini memiliki banyak pelajar di kalangan SD, SMP, SMA hingga Mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Banyak anak-anak dari desa ini memiliki cita-cita yang tinggi dalam menempuh pendidikannya. Mereka sangat bersemangat menuntut ilmu. Bisa dibilang desa ini merupakan “kampung pelajar” yang mana banyak kalangan pelajar di desa ini yang begitu semangat dalam melanjutkan studinya hingga ke jenjang yang lebih tinggi, mereka tidak peduli perekonomian keluarganya sesulit apa, bagi mereka "Kami akan tetap semangat mengejar impian kami". Ambisi pelajar di kampung kecil ini begitu besar dan tidak perlu diragukan lagi.
Namun yang membuat saya sedih adalah ketika di masa sulit ini, yaitu pandemi COVID-19, saya melihat pelajar di kampung ini khususnya bagi para mahasiswa, anak SMA bahkan SMP sangat kesusahan dalam mengakses pendidikan di masa yang serba mengandalkan jaringan ini.
ADVERTISEMENT
Mereka kesulitan mengakses internet, bahkan mereka harus mencari tempat-tempat yang jaringannya stabil, biasanya mereka harus ke puncak atau bukit-bukit pemukiman warga yang terdapat jaringan internet stabil, bahkan mereka rela ke desa lain untuk mencari jaringan demi mengikuti proses belajar mengajar di masa yang yang serba online ini.
Mereka membutuhkan jaringan jika mereka mempunyai tugas dari guru atau dosen mereka, khususnya ketika ada jam kelas yang mengharuskan mereka mengakses aplikasi seperti zoom, google classroom, google meet atau media sosial seperti WhatsApp yang kadang digunakan sebagai media pembelajaran secara asinkron atau tanpa tatap muka seperti zoom meeting.
Dari dulu sampai sekarang, desa ini sangat kesulitan dalam hal mengakses jaringan. Banyak pelajar yang berandai-andai agar pemerintah bisa membangun tower jaringan di desa ini.
ADVERTISEMENT
Mereka juga ingin merasakan bagaimana rasanya mengakses jaringan di desa mereka sendiri tanpa harus keluar ke desa lain untuk bisa mengakses jaringan internet.
Semangat pelajar di desa ini membuat saya terharu. Ketika di masa sulit seperti sekarang ini justru beban mereka lebih bertambah, ketika mereka kesulitan pula dalam mengikuti proses belajar mengajar secara daring yang seharusnya tetap stay at home, namun harus keluar rumah untuk mencari jaringan di tempat lain agar mereka bisa mengikuti kelas online.
Oleh karena itu, saya mewakili pelajar-pelajar di desa ini, agar kiranya keluhan mereka bisa didengarkan dan direspons, karena sudah cukup bagi mereka merasakan sulitnya dalam mengakses pendidikan secara daring, yang mana dari dulu hingga sekarang, mereka masih saja kesulitan dalam hal mengakses jaringan internet.
ADVERTISEMENT
“Tolong bangun tower jaringan di tempat kami!.”