Konten dari Pengguna

Marques Bolden dan Budaya Indonesia

SILVANUS ALVIN
Dosen Komunikasi di Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan penulis buku Komunikasi Politik di Era Digital: dari Big Data, Influencer Relations & Kekuatan Selebriti, Hingga Politik Tawa.
28 Juli 2022 16:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SILVANUS ALVIN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Marques Bolden (24) mengenakan batik dalam acara Meet and Greet di kawasan Jakarta Selatan, Kamis 28 Juli 2022. Sumber: dokumentasi pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Marques Bolden (24) mengenakan batik dalam acara Meet and Greet di kawasan Jakarta Selatan, Kamis 28 Juli 2022. Sumber: dokumentasi pribadi.
ADVERTISEMENT
Salah satu olahraga populer di Indonesia adalah basket. Patut diakui popularitas dari basket belum bisa menyaingi sepakbola dan bulutangkis. Meski demikian, publik patut memberikan perhatian lebih lagi pada basket Indonesia. Grafik basket Indonesia sejak merangkak naik, mulai dari industrinya hingga prestasi di level internasional.
ADVERTISEMENT
Salah satu alasannya adalah kehadiran Marques Bolden. Ia adalah pebasket naturalisasi yang bukan kaleng-kaleng. Pria kelahiran 17 April 1998 dengan tinggi 2,08 meter ini besar di Amerika dan pernah mencicipi persaingan ketat di NBA (kasta tertinggi basket dunia).
Tidak hanya itu, Bolden juga merupakan kepingan utama bagi timnas basket untuk mengamankan medali emas pada ajang Sea Games 2022.
Kemarin, tepatnya pada Rabu 27 Juli 2022, timnas basket Indonesia bersama sejumlah pihak sponsor mengadakan acara temu sapa antara Bolden dan para fans. Jumlah peserta acara tersebut cukup terbatas, hanya 100 undangan. Kebetulan saya menjadi salah seorang tamu undangan tersebut.
Acara dimulai pukul 19.00 WIB. Sebagai akademisi di Ilmu Komunikasi, perhatian saya tertuju pada komunikasi non-verbal dari Bolden. Ia hadir mengenakan kemeja batik lengan pendek.
ADVERTISEMENT
Sebuah gestur non-verbal yang tampak sederhana tapi punya dampak yang besar. Batik punya ikatan emosional tersendiri bagi WNI. Kehadiran Bolden dengan batik tersebut menunjukkan bahwa sebagai naturalisasi, ia berupaya untuk menyelami budaya Indonesia.
Sebelum sesi ramah tamah, dilakukan sesi tanya jawab lebih dulu. Salah satu yang mengejutkan adalah Bolden rupanya sudah mempunyai nama Indonesia. Ia mau disapa Joyo. Alasan mengapa ia memilih nama itu tidak dijelaskan.
Masih dalam sesi tanya jawab, Bolden juga menyampaikan usahanya untuk belajar bahasa Indonesia. Beberapa kosakata yang sudah ia kuasai pun dipraktikannya, antara lain seperti “terima kasih”; “sama-sama”, dan “apa kabar”.
Pebasket yang pernah bermain dengan Cleveland Cavaliers ini mengatakan punya kata favorit dan kata tersebut adalah “cantik”. Gelak tawa para fans pun membahana manakala ia mengucapkan kata tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemahaman akan budaya Indonesia akan lebih terselami melalui kuliner. Lapis legit menjadi pilihan utama Bolden untuk urusan kuliner.
Lapis legit menutup sesi tanya jawab dan berpindah ke sesi ramah tamah. Acara berjalan rapi dengan mekanisme Bolden yang berpindah dari meja ke meja, menyapa dan foto bersama fans. Antusiasme tinggi fans tampak dengan menyiapkan poster, bola basket, hingga kaos untuk dibubuhkan tanda tangan Bolden.
Dari sekian meja, tampak senyum Bolden paling cerah ketika bercakap dengan anak-anak yang tidak sampai sepinggangnya.
Manakala Bolden sampai di meja saya, kami langsung foto bersama. Setelah itu, saya sampaikan pesan singkat bahwa fans Indonesia memiliki keyakinan bahwa Bolden bisa bermain untuk NBA dengan kontrak jangka panjang dan ia perlu untuk menyebarkan etos profesionalnya kepada para pebasket lokal.
ADVERTISEMENT
Dari beberapa pembicaraan, Jumat 29 Juli mendatang Bolden akan kembali ke Negeri Paman Sam untuk meniti karir di NBA atau kompetisi level internasional lainnya. Temu fans ini diharapkan dapat memberikan kesan mendalam bagi Bolden dan jadi pengingat bahwa ia diterima serta mendapat dukungan besar dari Indonesia. Bolden adalah WNI.
Berbincang dengan Mainbasket
Dalam acara temu fans dengan Bolden, saya berkesempatan bertemu dan berbincang dengan kontributor dari Mainbasket cum pundit basket, Adrian Darmika. Sebagai informasi, Mainbasket merupakan salah satu media yang berfokus untuk meliput seputar basket.
Kontributor Mainbasket Adrian Darmika. Sumber: dokumentasi pribadi.
Topik perbincangan singkat saya dan Adrian seputar masa depan basket Indonesia. Salah satu pesan penting yang disampaikan adalah konsistensi program-progam di Indonesia.
Seiring berkembang pembicaraan, sampai pada topik perihal pemain inti dari Mainbasket. Media ini bermula dari Bang Rosyidan yang membuat blog pada 2008 dan sekarang sudah menjadi media partner yang diakui FIBA.
ADVERTISEMENT
Dalam pembicaraan, cukup mencengangkan ketika Adrian menyampaikan Mainbasket tidak mengantongi ID wartawan. Bahkan, terbuka bahwa hanya satu orang yang punya latar belakang keilmuan jurnalis dari sekian kontributor di Mainbasket. Terlepas dari limitasi tersebut, publik tetap disajikan produk jurnalistik olahraga berkualitas tinggi.
Sajiannya mudah dipahami dan juga kritis, plus lengkap dengan olahan data yang apik. Mungkin alasan-alasan itu yang membuat FIBA memberikan pengakuan bagi Mainbasket.
Ruh seorang jurnalis terletak pada kemampuannya untuk menjadi watchdog atau anjing penjaga. Dalam hal ini, Adrian mengatakan Mainbasket berjuang demi tercapainya basket Indonesia yang lebih baik lagi dan tidak takut menjadi anjing penjaga yang mengkritisi Perbasi. Semoga semangat jurnalistik Mainbasket terjaga selalu.