Konten dari Pengguna

Makna Kemerdekaan bagi Seorang Humas Pemerintah

Silvany Dianita
- Pranata Humas Ahli Muda BPSDM Kemendagri - Psikolog Klinis What words are said is important, but how they are said is often more important.
20 Agustus 2022 21:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Silvany Dianita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah kebanggan bagi generasi bangsa Indonesia di kala hari kemerdekaan tiba. Euforia akan momentum perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia sudah mulai terasa acap kali memasuki bulan Agustus. Momen HUT Republik Indonesia menjadi sebuah pemersatu akan kecintaannya terhadap bangsanya. Memang tradisi HUT Republik Indonesia sering kali dirayakan melalui berbagi perlombaan tradisional, antara lain: lomba makan kerupuk, lomba balap karung, lomba tarik tambang, lomba panjat pinang, dan perlombaan menarik lainnya yang dipersiapkan dari seluruh pemangku kepentingan mulai dari tingkat Pemerintahan hingga kepada unit terkecil yaitu masyarakat di pedesaan.
Dokumen Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Dokumen Pribadi.
Pada tahun 2022, Indonesia tepat berusia ke-77 tahun dan tentunya usia ini sudah sangat senja bagi seorang manusia, namun bagi sebuah bangsa hal ini adalah perjuangan yang luar biasa. Perayaan kemerdekaan kali ini pun terasa berbeda karena menjadi proses transisi dimana Indonesia kembali lagi bisa menikmati sebuah aktivitas bersama setelah cuti selama 2 (dua) tahun ke belakang akibat munculnya penyebaran Corona Virus 19 (COVID-19) yang melanda hampir seluruh dunia. Walaupun memang belum ada pernyataan bahwa Indonesia saat ini sudah bebas dari COVID-19, keleluasaan kepada masyarakat untuk melaluku aktivitas bersama di luar ruangan sudah mengalami pelonggaran.
ADVERTISEMENT
Menilik sedikit ke belakang atas esensi kemerdekaan itu sendiri bagi bangsa Indonesia, berdasarkan sudut pandang yang saya pahami, kemerdekaan secara umum diartikan sebagai beragam arti. Mengutip pengertian Kemerdekaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu keadaan yang berdiri sendiri, adanya kebebasan, lepas, dan tidak ada penjajahan. Sementara, diksi kemerdekaan berdasarkan proklamator Ir. Soekarno, mengatakan bahwa kemerdekaan didapat dan dimiliki oleh bangsa yang jiwanya berkobar dengan tekad merdeka, merdeka atau mati.
Sejalan dengan itu, makna kemerdekaan saat ini utamanya bagi generasi milenial dan generasi Z sering kali dimaknai sebagai kebebasan berpendapat, berkekspresi, berserikat, dan berkumpul. Ditambahkan lagi dengan adanya kemajuan arus informasi dan globalisasi, maka tantangan kebebasan berpendapat dan berekspresi sering kali memunculkan beragam sudut pandang.
ADVERTISEMENT
Kebebasan berpendapat sebagai makna kemerdekaan masa kini, bisa dimaknai secara positif sekaligus negatif. Kebebasan berpendapat secara positif bisa dimaknai sebagai bagian dari proses demokrasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dan hal tersebut sudah dijamin sepenuhnya oleh negara melalui Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 (E) yang menyebutkan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Tujuannya adalah untuk memberikan ruang untuk mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara melalui kebebasan berpendapat.
Di sisi lain, kebebasan berpendapat secara negatif dimaknai sebagai penyalahartian atas makna kebebasan itu sendiri dan hal ini sering kali menimbulkan perbedaan persepsi dari setiap orang yang memaknai bahwa kebebasan berpendapat tersebut adalah hak bagi setiap orang. Meskipun demikian, hal tersebut kurang dapat dipahami oleh setiap orang adalah kebebasan berpendapat dari seseorang akan berkaitan juga dengan seseorang, kelompok tertentu, dimana ketika seseorang mengeluarkan pendapat maupun berekspresi juga harus menghargai hak orang lain, dan juga patuh atas hukum yang berlaku, hal tersebut juga telah disebutkan dalam Pasal 28 J ayat (2) dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang menyebutkan bahwa dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib untuk tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang, sehingga walaupun negara menjamin hak warganya dalam berpendapat namun perlu menghormati hak dan kebebasan orang lain atas dasar pertimbagan moral, etika, nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
ADVERTISEMENT
Merujuk pandangan di atas, maka sebagai salah seorang Humas Pemerintah memiliki makna kemerdekaan atas dasar empiris maupun secara teoritis, sebagai berikut:
1.Menumbuhkan Sikap Bertoleransi dan Semangat Cinta Tanah Air
Makna pertama akan kemerdekaan yang diperlukan saat ini adalah memperkuat kembali sikap bertoleransi dan semangat cinta tanah air. Alasan yang dapat disampaikan mengapa hal ini perlu ditumbuhkan adalah karena berbagai potensi konflik yang muncul di bumi Indonesia disebabkan dengan memudarnya toleransi antar sesama manusia dan umat beragama, munculnya konflik agama, suku, dan peperangan antar etnis.
Menumbuhkan sikap toleransi bisa memberikan manfaat yang sangat baik. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), 2010, Indonesia memiliki 1.340 suku bangsa dan lebih dari 300 kelompok suku bangsa. Indonesia termasuk bangsa yang multicultural dan multietnis, tentunya keanekaragaman tersebut tentunya akan menimbulkan banyak perbedaan. Beruntungnya Indonesia yang sangat plural dan multicultural memiliki rumusan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang artiya berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Sehingga, melalui semboyan tersebut tentu diharapkan dapat mengedepankan sikap bertoleransi sebagai sebuah sikap untuk menyatukan perbedaan tersebut bukan untuk mempermasalahkan perbedaannya namun menjembatani perbedaan menjadi suatu sikap yang harmonis dan bersatu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, makna kebebasan melalui semangat cinta tanah air perlu diberikan prioritas hal ini berkaitan dengan mengedepankan rasa bangga terhadap produk dalam negeri, bangga atas identitas dirinya sebagai seorang Indonesia yang ditampilkan melalui kemampuan menjaga nama baik dan citra positif seorang Indonesia, mampu menjaga keutuhan dan persatuan Indonesia di tengah perbedaan dan arus global yang sering kali memudarkan rasa kebanggaan terhadap Indonesia karena gencarnya pengaruh produk asing atau pun budaya asing kepada generasi muda.
2.Pemulihan dan Kebangkitan suatu Bangsa melalui Karya
Kemerdekaan saat kini terinspirasi dari tema HUT Republik Indonesia ke-77 yaitu Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat. Tema HUT Republik Indonesia ke-77 tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menteri Sekretaris Negara Nomor B-620/M/S/TU.00.04/07/2022. Dilansir SE tersebut, tema HUT RI ke-77 diambil dengan harapan agar Indonesia bisa bangkit dari peristiwa yang telah terjadi selama dua tahun, yakni pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan itu, kemerdekaan melalui adanya pemulihan dan kebangkitan dimaksud tentunya bukanlah sekedar berharap melalui semangat saja namun memerlukan sebuah dedikasi melalui karya. Sebuah karya yang bisa memberikan kebanggan bagi Indonesia, berkarya ditunjukkan melalui produtivitas kinerja dan berkontribusi bagi masyarakat. Hal ini adalah sebuah tantangan bagi kita semua, Indonesia akan dikenal sebagai bangsa yang kuat karena ada karya yang dibanggakan dan memiliki nilai positif bagi semua orang. Bukan sebaliknya.
3.Bijak Berbicara dan Etika Berekspresi
Kebebasan berbicara dan berekspresi di zaman saat kini bukan sekedar disampaikan secara lisan dan tulisan namun sudah menjadi luas semenjak kemunculan beradam media sosial. Jika tidak dimaknai secara baik, maka kebebasan berbicara dan berekspresi bagaikan pisau bermata dua akan terdapat risiko di dalamya. Beberapa fakta di lapangan menunjukkan kebebasan berpendapat dan berekpresi berpotensi kepada ujaran kebencian sedangkan media sosial digunakan oleh banyak orang sebagai saluran komunikasinya.
ADVERTISEMENT
Meskipun demikian, penting dimaknai oleh setiap orang bahwa penyampaian pendapat dan berekspresi sama sekali tidaklah dilarang namun perlu disampaikan dengan penuh tanggung jawab dan beretika karena pesan yang disampaikan ditujukan kepada orang lain maupun kelompok. Dan, penting rasanya untuk tetap saling menghargai dan menghormati hak orang lain walaupun hasrat berekspresi adalah sebuah hak.
4.Mengomunikasikan Kebijakan Pemerintah kepada Publik
Kebijakan dan program pemerintah perlu disebarluaskan kepada publiknya. Sebagai humas pemerintah, perlu mendukungnya melalui sejumlah strategi komunikasi yang perlu dipahami oleh masyarakat. Mengomunikasikan kebijakan bisa dilakukan dengan penyebarluasan narasi tunggal dan data pendukung yang terpercaya.
Mengomunikasikan kebijakan pemerintah juga tidak menimbulkan salah penafsiran dan jika hal itu terjadi maka tugas seorang humas pemerintah adalah melakukan klarifikasi akan informasi terhadap publik.
ADVERTISEMENT
5.Menunjukkan Potensi Keunggulan Sumber Daya Manusia
Pemaknaan kemerdekaan kelima adalah dengan menorong sumber daya manusia yang memiliki potensi unggul dan cerdas. Hal ini perlu didukung melalui peningkatan pendidikan yang merata di seluruh Indonesia, penyediaan lapangan kerja yang laik dan memenuhi kebutuhan kesejahteraan masyarakt, menyediakan berbagai kesempatan bekerja dan berusaha kepada masyarakat tanpa diskriminatif,
Kunci sebagai bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu memajukan potensi sumber daya manusianya berkualitas untuk mengelola segala sistem dan sumber daya alamnya. Ditambah dengan persoalan bonus demografi, maka lonjakan angka kelahiran akan menjadi sebuah persoalan. Untuk mengantisipasinya tentunya perlu dilakukan langkah strategis untuk mendorong sumber daya manusianya melalui prestrasi bukan sensasi.
6.Tetap Produktif dan Bermental Sehat
ADVERTISEMENT
Makna kemerdekaan terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah untuk tetap produktif dan tetap waras melalui pengelolaan mental yang sehat. Dalam kondisi pandemi COVID-19, tantangan setiap orang adalah untuk tetap bertahan melalui produtivitas dan mampu memiliki mental yang sehat untuk mengelola pikiran dan emosinya. Selama pandemi berlangsung banyak orang yang mengalami gangguan dalam kesehatannya.
Selain itu, dengan banyaknya perubahan atas pola aktivitas yang tadinya tatap muka berubah menjadi tatap maya, semua orang dipaksa untuk keluar dari zona nyamannya dan diharuskan beraktivitas di rumah tentunya bagi sebagian orang yang tidak terbiasa akan menimbulkan masalah kesehatan mental seperti stres, kecemasan, sulit beradaptasi dan menjadi mager (malas bergerak). Tentunya kondisi tersebut tidak sesuai dengan definisi kesehatan mental menurut World Health Organization (WHO) dimana disebutkan bahwa seseorang disebut sehat mental apabila memiliki kesejahteraan di dalam dirinya untuk mengelola stres secara wajar, tetap mampu bekerja secara produktif dan mampu berperan serta di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Maka, tetap untuk produktif dan sehat mental penting diprioritaskan dalam kehidupan agar mampu bertahan dan mampu melakukan regulasi atas emosinya sehingga mampu mencapai produktivitas yang positif.
Dari keenam pemaknaan kemerdekaan di atas, menurut saya pribadi sebagai seorang humas pemerintah menjadi hal yang utama. Terlepas apakah hal ini sesuai atau tidak dengan kebutuhan orang lainnya, saya rasa kita sepakat sebagai seorang generasi Indonesia tidak akan mencederai makna kemerdekaan dengan hal tercela. Mencermati dengan beragam persoalan kita sebagai bangsa, persoalan demi persoalan tidak akan pernah ada habisnya, namun demikian, kita semua ditantang untuk bisa memberikan kontribusi terbaik versi diri kita masing-masing apapun profesinya. Bagaimana dengan Saudara, apakah makna kemerdekaan bagi mu?.
ADVERTISEMENT