Konten dari Pengguna

Boy Chandra, Dari Pengusaha Bangkrut jadi Tukang Rongsok Elite

Silvia Ayu Juliana
Mahasiswi SI Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
24 November 2022 17:48 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Silvia Ayu Juliana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Muntaha (foto: Dokumen Pribadi Silvia Ayu)
zoom-in-whitePerbesar
Muntaha (foto: Dokumen Pribadi Silvia Ayu)
ADVERTISEMENT
Guwosari Training Center menjadi tempat pengolahan sampah dan pelopor peternakan maggot yang berlokasi di Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang diberi nama Anugerah Alam Manunggal ini didirikan pada tahun 2020. Awalnya perusahaan ini adalah pabrik pipa yang didirikan oleh Boy Chandra. Dulunya Boy Chandra adalah pengusaha yang bangkrut. Dia memutuskan menjadi tukang rongsok. Menurutnya tukang rongsok adalah pekerjaan yang membutuhkan modal sedikit namun memiliki hasil yang banyak. Boy Chandra sendiri telah lama berkecimpung di dunia bisnis. Saat ini dia mendedikasikan hidupnya untuk mengelola sampah.
Anugerah Alam Manunggal awalnya hanya berfokus pada plastik karena Boy Chandra seorang ahli daur ulang plastik. Namun banyak masyarakat yang belum bisa mengelola sampah dengan baik. Membuat Boy Chandra berinisiatif untuk mengelola sampah lainnya seperti sampah dapur, kompos, dan residu.
“sebetulnya ada beebrapa jenis sampah pertama, organik pembusuk yang nantinya jadi makanan maggot kedua, sampah taman yaitu sisa daun dan ranting yang nantinya jadi kompos ketiga, rongsok nah rongsok ini ada yang dijual dalam bentuk biji platik sampai chip atau pecahan keempat, adalah residu dan belum ada yang bisa mengelolanya dengan baik,” ujar Muntaha pada Senin (07/11).
ADVERTISEMENT
Muntaha adalah salah satu pengelolah unit dari badan usaha yang dimiliki Anugerah Alam Manunggal. Muntaha bertanggung jawab terhadap sampah organik pembusuk yang menjadi makanan maggot. Sementara lahan yang digunakan perusahaan telah dibeli oleh Boy Chandra dari warga sekitar.
Muntaha pada awalnya berprofesi sebagai marketing. Namun karena pandemi dia tidak bisa berjualan. Muntaha bercita-cita memiliki pekerjaan yang tidak tergantung panas dan hujan. Lalu memutuskan untuk beternak ayam di rumah. Muntaha berhasil membudidayakan ayam di rumahnya dan bekerja sama dengan Anugrah Alam Manunggal.
Muntaha bekerjasama dengan beberapa pondok pesantren seperti An-Nur, Al-Munawwir, Fadluminallah, dan Ar-Rissalah sebagai penyuplai sisa makanan. Muntaha mengatakan jika saat ini perusahaan masih kekurangan pilahan sampah terutama sampah sisa makanan.
ADVERTISEMENT
Muntaha sendiri siap mengedukasi masyarakat agar dapat memilah sampah dengan baik. Contohnya pondok pesantren Al-Munawwir membuat program talk show dengan tema pengolahan sisa makanan dengan maggot. Muntaha diundang untuk menjadi pembicara disana. Selain itu dia menitipkan 3 ember di pondok pesantren Al-Munawwir. Ember ini digunakan untuk membuang sisa makanan santri. setelah itu 2 hari sekali akan di ambil.
Santriwati Pondok Pesantren Al-Munawwir (Foto: Dokumen Pribadi Silvia Ayu)
Muntaha berharap jika pondok pesantren dapat melakukan sistem takzir (hukuman) bagi santri yang tidak memilah sampah dengan benar. Lebih baik lagi jika himbauan seperti buanglah sampah pada tempatnya, diganti menjadi taruhlah sampah pada tempatnya.