Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
The Problem of Visual Agnosia
31 Desember 2020 18:37 WIB
Tulisan dari Silvia Azzahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mungkin masih ada beberapa yang belum tahu apa itu neurosains, sensasi dan persepsi, dan sebelum masuk kedalam materi, saya akan jelaskan terlebih dahulu pengertiannya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Neurosains berasal dari kata “neuro” yang memiliki arti sistem saraf dan “science” yang berarti ilmu. Neurosains merupakan bidang ilmu khusus dalam studi saintifik di sistem saraf manusia dan mengkaji mengenai kesadaran dan kepekaan otak dari berbagai aspek seperti persepsi, ingatan dan biologi. Tujuan dari neurosains adalah untuk mempelajari dasar-dasar biologis yang terjadi di dalam otak atau sistem saraf yang menjadi fokus utama dalam neurosains ini dari setiap pemikiran dan tingkah laku yang dilakukan oleh manusia. Perubahan di dalam sistem dan sel-sel saraf dalam otak akan mempengaruhi cara manusia berperilaku dan berpikir di kehidupannya.
Sensasi atau sensation, berasal dari bahasa Latin yaitu “sensatus”, yang berarti dianugerahkan dengan indra atau intelek. Apapun definisi sensasi, fungsi alat indra merupakan hal yang sangat penting dalam menerima informasi di area sekitar. Dengan alat indra, kita bisa memperoleh pengetahuan dan kemampuan untuk berinteraksi di dunia luar. Tanpa alat indra, manusia sama, bahkan lebih rendah dari rumput-rumputan karena rumput dapat juga mengindra cahaya dan humiditas (Lefrancois, 1974, dalam Rakhmat, 1994). Sensasi bersifat objektif.
ADVERTISEMENT
Persepsi atau perception berasal dari bahasa Latin yaitu “Percipere”, yang berarti menerima atau mengambil. Persepsi dalam arti yang sempit adalah penglihatan, cara bagaimana kita melihat sesuatu, dan dalam artian yang luas adalah cara kita memandang atau mengartikan sesuatu. Persepsi sifatnya subjektif. Mengenai sensasi dan persepsi, keduanya cukup berbeda, jika sensasi menerima stimulus melalui indra, maka persepsi yang akan menafsirkan stimulus tersebut di dalam otak kita. Disinilah peran neurosains digunakan.
Bagi orang awam tentunya kata "Agnosia” merupakan hal yang cukup asing. Mungkin tak banyak yang tahu mengenai salah satu kelainan mengenai sensasi dan persepsi ini sebab kelainan ini sangat langka. Sebelum saya melanjutkan lebih dalam, saya akan menjelaskan terlebih dahulu “Apa itu Agnosia?”
ADVERTISEMENT
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Agnosia adalah kerusakan pada otak dan susunan saraf, ketidaksanggupan seseorang dalam mengenali objek maupun orang. Kalian mungkin terlintas apakah agnosia dan amnesia adalah hal yang sama, namun dalam ilmu biopsikologi, keduanya adalah hal yang berbeda ya.
Terdapat beberapa permasalahan dalam kegagalan persepsi, seperti orang yang alat indranya tidak terganggu tetapi otaknya tidak bisa melakukan persepsi dengan baik. Dan permasalahan yang paling terkenal adalah agnosia, baik itu visual agnosia dan prosopagnosia.
Agnosia visual adalah salah satu jenis kelainan agnosia. Untuk kelainan agnosia murni, sangat jarang ditemukan. Dan agnosia Visual, merupakan agnosia yang paling umum dan mudah kita pelajari. Agnosia visual adalah ketidakmampuan seseorang dalam mengenali suatu objek atau stimulus lain yang diberikan. Namun, mereka masih tetap bisa berbicara, berpikir dan berinteraksi meskipun akan mengalami sedikit hambatan. Agnosia Visual merupakan ketidakmampuan seseorang dalam mendeskripsikan objek hanya melalui indera penglihatan. Namun, jika penderita menggunakan indera peraba atau memegang stimulus tersebut, dia dapat mendeskripsikan atau mengidentifikasi stimulus tersebut. Proses identifikasi suatu benda bukan berdasarkan visual namun berdasarkan memori terkait taktilnya. Contoh dari visual agnosia adalah individu melihat kunci dihadapannya, kemudian seseorang menanyakan padanya apa yang dilihatnya maka dia akan menjawab “ada benda di depan saya”, tetapi saat ditanya benda itu apa maka dia tidak mampu menjelaskan, namun dia mampu mengidentifikasi benda tersebut adalah kunci jika dia merabanya.
ADVERTISEMENT
Agnosia visual biasanya disebabkan karena adanya kerusakan pada jalur otak yang menghubungkan lobus oksipital dengan lobus parietal dan temporal. Lobus oksipital adalah tempat untuk mengumpulkan informasi visual yang masuk. Sedangkan Lobus parietal dan temporal adalah tempat untuk memahami atau menafsirkan arti dari informasi tersebut.
Agnosia visual terbagi menjadi 2 macam yaitu: Agnosia visual aperseptif yang mana mengacu pada kelainan persepsi visual, dan agnosia visual asosiatif yaitu kesulitan dalam memahami makna apa yang dilihatnya.
Prosopagnosia, penyakit atau ketidakmampuan seseorang untuk mengidentifikasi wajah seseorang dan tidak mampu membedakan satu orang dan orang lain jika hanya mengandalkan penglihatan, namun dia mampu mengenali gerak tubuh, suara atau cara berpakaian khas dari seseorang. Akibatnya, mereka mengalami beberapa hambatan dalam melakukan interaksi sosial. Penderita prosopagnosia tidak mampu membedakan si a, si B, si C, jika hanya mengandalkan informasi dari indera penglihatan saja. Tetapi, dia mampu membedakan si A, si B, si C, ketika ketiganya berbicara, atau gerak tubuhnya, dan jika hanya mengenali dari foto saja dia akan kesulitan.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana cara mengatasi atau mengobati agnosia? Untuk saat ini, meskipun kita tahu bahwa teknologi medis sudah sangat berkembang, belum ada obat tertentu yang ditemukan untuk menyembuhkan agnosia. Namun, setidaknya pihak medis memiliki cara lain yang mampu meminimalisir kerusakan di otak atau meringankan gejalanya seperti terapi wicara dan okulasi. Selain itu, dukungan dan semangat oleh keluarga dan orang sekitar juga sangat membantu agar penderitanya tetap kuat dalam menjalani hidupnya.
Para ahli menganggap mata sebagai bagian dari otak, sehingga saat ini banyak teknologi yang berkembang untuk melihat otak melalui mata. Salah satu teknologi yang sudah sangat teruji adalah vertigo atau tumor otak dideteksi melalui mata. Para ahli yang berada di ranah elektro atau di teknik menciptakan teknologi yaitu Eye Tracker. Eye Tracker digunakan untuk melihat fokus kita terhadap suatu informasi.
ADVERTISEMENT
Referensi
https://kbbi.web.id/agnosia
Harismi, A. (2020, November 03). Agnosia adalah Penyakit yang Belum Ada Obatnya, Seperti Ini Gejalanya. sehatq.com. https://www.sehatq.com/artikel/agnosia-adalah-penyakit-yang-belum-ditemukan-obatnya-ini-penyebabnya
Putri, D.A. (2020, October 09). Agnosia: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll. doktersehat.com. https://doktersehat.com/agnosia/
Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. CV. Pustaka Setia.
Rahajeng, U.W. (2020, November 08). Biopsikologi_8.2. Unita Werdi Rahajeng. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=eJGZhWbwJMg&feature=emb_logo