Konten dari Pengguna

Dampak Covid-19 Terhadap Penurunan Pendapatan Pedagang Kaki Lima

Silvia Novri zulmi
Nama saya Silvia Novri Zulmi biasa di panggil Silvia, Lahir di Padang, 20 November 2000, saya anak Pertama dari Empat Bersaudara . Saya mahasiswi di LSPR Jakarta jurusan Public Relations
30 Desember 2020 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Silvia Novri zulmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pedagang Kaki Lima
zoom-in-whitePerbesar
Pedagang Kaki Lima
ADVERTISEMENT
Dampak Covid-19 Terhadap Penurunan Pendapatan Pedagang Kaki Lima-Di saat pandemi seperti ini, bukan hanya kegiatan belajar-mengajar saja yang menjadi terhambat, namun perekonomian masyarakat juga ikut terhambat . Pandemi COVID-19 imbasnya sangat berpengaruh pada setiap aspek kehidupan, seperti Pedagang Kaki Lima. Ada beberapa yang menuai rugi, namun banyak juga yang merasakan untung.
ADVERTISEMENT
Dampak wabah COVID-19 berimbas pada banyak sektor kehidupan tak terkecuali lapisan masyarakat bawah seperti para Pedagang Kaki Lima (PKL). Para PKL ini merasakan kerugian akibat menurunnya pembeli. Gerakan #DiRumahAja membuat perekonomian pedagang kaki lima merosot.
Saya coba melakukan survei ke salah satu Pedagang Kaki Lima di daerah rumah saya yaitu di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat yang bernama Kusmanto . Beliau merupakan pedagang Es Bubur Sum-Sum dari Jawa Barat . Pak Kusmanto mengakui dirinya mengalami penurunan besar akibat sepinya pembeli. Beliau sampai menutup usahanya untuk sementara waktu sampai waktu yang tidak ditentukan karena imbas pandemi COVID-19.
“Pas Corona ini muncul usaha saya sepi banget jarang ada yang beli, sampe sampe saya rugi besar. Dagangan saya pernah ga ada yang beli sama sekali, mungkin karna orang pada takut keluar rumah dan lebih memilih minum perasan lemon/jeruk nipis ketimbang minum es jajanan luar . Pendapatan sama pengeluaran ya ga seimbang, alias kebanyakan pengeluarannya. Sedangkan tiap hari saya mesti makan “.
ADVERTISEMENT
Pak Kusmanto juga bercerita saat masih berjualan, beliau masih bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari . Namun sekarang ini beliau tidak bisa memenuhi semua itu serta perekonomian keluarganya sangat terganggu. Nasib dagangannya jadi tidak menentu akibat kondisi COVID-19 yang tak kunjung usai hingga sekarang ini.
“Kalau penghasilan dari berjualan ini dulu Alhamdulillah masih bisa menuhin kebutuhan keluarga, nah sekarang ini kalau gak jualan ya kebutuhan keluarga saya ga bisa terpenuhi “ katanya.
Karena itu, Pak Kusmanto sangat berharap agar Pandemi COVID-19 ini segera berakhir. Selain itu, beliau juga berharap pemerintah tidak terlalu berlama-lama menerapkan kebijakan #DiRumahAja . Sebab pemberlakuan kebijakan tersebut sangat terasa dampaknya untuk mereka yang menyambung hidup dengan berjualan secara langsung kepada masyarakat.
ADVERTISEMENT
Biasanya jualan dari rumah keliling-keliling aja nanti juga habis. Tapi sekarang keluar rumah aja mikir-mikir. Saya berharap ya mudah-mudahan pandemi ini cepat berlalu, supaya perekonomian kami para pedagang kaki lima bisa normal kembali . Semoga pemerintah juga ga lama-lama nerapin kebijakan ini, kami bingung nyari uangnya kalo kayak gini,” ujarnya.
Namun selain Pak Kusmanto, kondisi ini justru dimanfaat oleh beberapa orang untuk berjualan kebutuhan individu sekarang ini seperti masker kain, masker medis dan handsanitizer.
Perkenalkan saya Silvia Novri Zulmi-mahasiswi di kampus LSPR Jakarta yang sedang duduk di bangku semester 3 jurusan Public Relations. Bertempat tinggal di Gang 8 Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Puasat.
No hp : 081268087474