Konten dari Pengguna

Tradisi Pengantin Giling: Warisan Budaya Pabrik Gula Sragi yang Unik dan Sakral

Silviana Sulistia Putri
Mahasiwa BPI UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalomhan
16 November 2023 10:29 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Silviana Sulistia Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar Pengantin Glepung PG Sragi Kabupaten Pekalongan (Sumber: Pabrik Gula Sragi)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Pengantin Glepung PG Sragi Kabupaten Pekalongan (Sumber: Pabrik Gula Sragi)
ADVERTISEMENT
Sragi, 11 November 2023 – Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan melakukan kunjungan penelitian ke salah satu wilayah Pabrik Gula Sragi Kabupaten Pekalongan. Fokus penelitian yang dikaji oleh mahasiswa BPI kali ini mengenai tradisi yang sudah dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat sekitar dengan nama tradisi pengantin giling atau pengantin glepung.
Ilustrasi Proses Wawancara Mahasiswa BPI dengan Pihak Bagian Tebang Muat Angkut Pabrik Gula Sragi (Sumber: Pabrik Gula Sragi)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Proses Wawancara Mahasiswa BPI dengan Pihak Bagian Tebang Muat Angkut Pabrik Gula Sragi (Sumber: Pabrik Gula Sragi)
Tradisi Giling Manten merupakan tradisi yang diselenggarakan satu tahun sekali, tepatnya antara bulan Mei, Juni atau Juli, acara ini selalu mendapatkan antusiasme yang sangat besar oleh warga pekalongan, karena tak jarang pesta pengantin giling ini memiliki ciri khas unik disertai kemasan pertunjukkan yang megah dibalik ke-sakralan tradisi. Tradisi ini bisa dikatakan menjadi icon khusus bagi pabrik gula sragi, salah satu pabrik peninggalan Belanda yang berdiri sejak tahun 1928 dan masih digunakan hingga sekarang ini, yang mana tradisi ini dilakukan pabrik sebelum melaksanakan panen dan giling tebu.
ilustrasi Pabrik Gula Sragi Pekalongan (Sumber: https://www.kompas.id/baca/foto/2023/05/13/tradisi-selametan-giling-pabrik-gula-sragi)
“Tujuannya adalah untuk memberi tahu kepada masyarakat kecamatan Sragi pada khususnya dan daerah Pekalongan pada umumnya bahwa Pabrik Gula Sragi sudah mulai panen tebu” kata Jamhuri, Kepala Bagian Tebang Muat Angkut (TMA) PG Sragi.
ADVERTISEMENT
Penamaan daripada pengantin giling yang dimaksud ini sering disebut dengan istilah “pengantin glepung”. Pengantin glepung ini merupakan sepasang boneka yang menyerupai pengantin seperti halnya manusia. Akan tetapi pengantin giling ini terbuat dari tepung beras, yang didalamnya terdapat gula jawa atau kinco yang diumpamakan layaknya darah manusia.
Prosesi tradisi pengantin glepung ini tidak berjalan serta merta, yang mana sebelum masuk ke acara inti yaitu penggilingan manten, biasanya dilakukan arak-arakan atau ritual kirab yang diikuti oleh warga sekitar bahkan dari warga luar Pekalongan sendiri banyak yang hadir untuk menyaksikan acara tersebut. Acara kirab pengantin giling diantaranya yaitu karnaval yang disertai dengan pemetikan tebu hingga penggilingan pengantin tebu dan pengantin glepung secara bersamaan. Pengantin giling ini merupakan sesuatu yang sangat unik, dan juga termasuk warisan budaya yang dilestarikan sebagai tanda syukur atas hasil bumi yang diberikan oleh Allah SWT.
Ilustrasi Antusiasme Masyarakat dengan Pesta Pengantin Giling (Sumber: https://www.kompas.id/baca/foto/2023/05/13/tradisi-selametan-giling-pabrik-gula-sragi)
Sebelum terlaksananya pengantin giling, biasanya terdapat pesta rakyat yang digelar di dekat Pabrik Gula Sragi sehingga hal tersebut menjadi sebuah tanda akan adanya pesta giling di kecamatan Sragi. Kemudian, pada saat puncak acara terdapat kirab atau karnaval yang dilanjutkan dengan menikahkan kedua mempelai pengantin tersebut hingga prosesi penggilingan.
ADVERTISEMENT
Tradisi pengantin giling ini juga biasa disebut dengan upacara tradisional yang bersifat kepercayaan yang dianggap sakral dan suci. Proses pembuatan pengantin giling ini pun tak mudah. Pembuatannya dilakukan dengan ritual oleh orang tertentu yang masih memiliki garis keturunan orang yang awal mencetuskan tradisi ini. Tradisi pengantin giling juga dipercaya oleh masyarakat sekitar dapat menghindarkan dari gangguan roh-roh jahat. Kepercayaan mengenai hal ini telah berkembang sejak lama, yakni sejak zaman pra-sejarah.
Ilustrasi Proses Pembuatan Pengantin Glepung (Sumber: https://www.kompas.id/baca/foto/2023/05/13/tradisi-selametan-giling-pabrik-gula-sragi)
Menurut Jamhuri adapun upaya untuk melestarikan tradisi pengantin giling di kecamatan Sragi yaitu, yang pertama, melaksanakan tradisi tersebut secara rutin yakni dalam satu tahun sekali ketika menjelang musim panen tebu tiba. Kedua, menjadikan tradisi ini sebagai ajang wisata sekaligus menambah wawasan bagi generasi muda sehingga menarik minat masyarakat umum untuk menyaksikan tradisi tersebut. Oleh karena itu, sebagai kearifan lokal tradisi pengantin giling ini harus dilestarikan, karena memiliki nilai-nilai sosial dan filosofi yang patut dipertahankan agar tidak tertelan usia zaman yang semakin berkembang.
ADVERTISEMENT