Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Achievement 2023: Apakah Berusaha Istiqåmah Adalah Sebuah Pencapaian?
2 Januari 2024 9:09 WIB
Tulisan dari Freema Hadi W tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tulisan ini akan sedikit berputar. Antara pertanian, organik, dan achievement .
ADVERTISEMENT
Saya, tepatnya kami sekeluarga, adalah petani. Tinggal di Kediri, Jawa Timur. Kami bertani sayur, lemon, nipis, dan beberapa hewan ternak. Kami enggak berani mengklaim bahwa pertanian kami organik . Namun kami memang tak menggunakan pupuk & pestisida sintetis/kimia buatan. Kami hanya menggunakan pupuk & pestisida alami.
Kami menggunakan pupuk kandang, sedapatnya dari tetangga, dan memproduksi sendiri pupuk organik cair .
Ini penghujan keempat kami menjalani aktivitas ini. Sebelumnya, lahan keluarga ini kami kelola dengan sistem bagi hasil. Saat Covid19 menyerang, kami kehilangan pekerjaan sebagai pekerja iklan dan grafis, dan akhirnya fokus bertani. Alhamdulilah ternyata lebih menyenangkan.
Otodidak: Masih Sangat dan Terus Relevan Bahwa Pengalaman Adalah Guru Yang Terbaik
Pengalaman adalah guru yang terbaik. Bidal yang konon berasal dari perkataan Julius Caesar, 21 abad silam ini memang nyata adanya. Nyambung dengan zaman kekinian. Relate. Namun ada seliweran ungkapan yang melanjutkan: dan kita bisa mempercepat belajar melalui guru (=pengalaman) dari orang lain.
ADVERTISEMENT
Secara empirik, jika diperkenankan kami ingin melengkapi: meski bisa belajar dari pengalaman orang lain, pengalaman sendiri tetaplah beda. Membekas. Membangun. Mengena. Menempa. Menguatkan diri. Tak pernah melemahkan.
Belajar kepada pengalaman orang lain, kepada guru dari banyak sumber, dari beragam referensi atau acuan, dari banyak pegangan dan tuntunan itu semua merupakan teori yang maha penting. Mendiskursusnya dengan pengalaman yang kita alami sendiri, yang kita lalu sendiri, yang sengaja kita cari sendiri, yang dengan sadar kita bangun sendiri, yang dengan niat dan tekad kita bentuk sendiri adalah bagaikan sebuah penglihatan nan terang benderang. Pengalaman tanpa teori itu buta, tetapi teori tanpa pengalaman itu semu. Kami rasa demikian.
Bisa dikata kami bertani secara otodidak. Ada sih dua anggota keluarga kami yang alumni kampus pertanian. Namun jurusan mereka ada di ranah applied hasil pertaniannya. Bukan ranah bercocok tanam.
ADVERTISEMENT
Kami belajar bertani sejak kecil. Dimulai saat kami mendapatkan tugas mengantar sarapan untuk petani pekerja di sawah. Beranjak remaja, kami bertugas menjaga air irigasi semalaman. Hingga kemudian vakum menyapa sawah karena harus pergi meninggalkan kampung halaman untuk mengenyam pendidikan tinggi hingga kemudian lulus dan merantau ke ibu kota, bekerja di sektor yang enggak ada sambungannya dengan dunia pertanian. Sampai pada akhirnya balik kampung untuk mengelola sendiri sawah.
Pengalaman sejak kecil hingga sekarang inilah yang membuka pandangan kami bahwa pengalaman sendiri itu tetaplah berbeda dengan pengalaman orang lain. Masing-masing orang, pihak, entitas memiliki pengalaman otentiknya masing-masing. Yang akan menjadi referensi bagi yang lainnya.
Achievement atau Pencapaian Adalah Puncak Dari Pengalaman Namun Tidak Perlu Dikerucutkan
Dalam hemat kami, pengalaman yang telah kita lalui dan lampaui akan melahirkan dua hal: mempertahankan apa yang sudah baik dan memperbaiki apa yang masih kurang. Keduanya, mempertahankan apa yang sudah baik dan memperbaiki apa yang masih kurang, implikasinya hanyalah satu konklusi saja: terus/semakin bertambahnya pengalaman.
ADVERTISEMENT
Bertambahnya pengalaman akan melahirkan dua hal: mempertahankan apa yang sudah baik dan memperbaiki apa yang masih kurang. Terus demikian berulang-ulang. Ini seperti lingkaran malaikat, lawan dari lingkaran setan.
Bertambahnya pengalaman, dalam ruang kegembiraan kami menjalani waktu ternyata adalah pencapaian.
Pencapaian, jika boleh kami elaborasi sendiri adalah sampainya kita ke suatu tujuan atau level/tingkatan atau terwujudnya cita-cita setelah melalui serangkaian proses.
Pencapaian (achievement) berkorelasi dengan: upaya/usaha (effort) atau proses dan tujuan (goal). Kami belum menemukan apakah pencapaian itu harus ditetapkan; atau biarkan terjadi/terwujud dengan sendirinya. Kami memilih diktum yang kedua.
Dalam konteks kami, pencapaian adalah given. Untuk mengupas hal ini, kami ingin membabar sedikit.
Dunia pertanian adalah dunia netral. Maksud dan tujuan kita bertanilah yang akan mengkonstruksi elemen-elemen prosesnya. Kitalah yang kemudian memecahnya menjadi dua.
ADVERTISEMENT
Pertama, mendudukkan pertanian sebagai industri yang berorientasi cuan.
Kedua, tetap memposisikan pertanian sebagai proses murni dalam ranah kehidupan manusia. Maksudnya, tujuan alami pertanian adalah untuk mendapatkan sumber makanan untuk hidup. Sesederhana ini.
***
Pada konteks industri, dunia pertanian bisa dikelola dalam kalkulasi kapital: apa komoditas yang hendak kita tanam, apa varietas benih atau bibit yang akan ditanam - banyak jenis benih/bibit yang tidak bisa atau setidaknya susah untuk dikembangkan sendiri dan harus dibeli ke produsen benih/bibit yang memiliki hak patennya, berapa kebutuhan semua modal awal, berapa kebutuhan biaya operasional, berapa overhead-cost yang harus disiapkan, apa kemungkinan serangan hama yang datang dan persiapan langkah serta ongkos antisipasinya, bagaimana penanganan pasca panennya, dan seterusnya.
ADVERTISEMENT
Semakin besar belanja modal awal (capex - capital expenditure), maka potensi ancaman cuaca dan hama akan bisa semakin diantisipasi. Misalnya dengan membuat greenhouse.
Potensi hasil panen juga bisa dijaga dengan penggunaan pupuk berkualitas dan formulasi dosis yang sangat presisi. Angin, temperatur, jumlah sinar matahari per hari, frekuensi irigasi semuanya akan menjadi elemen statistikal yang begitu menentukan hasil panen.
Kompleksitas dan kelengkapan infrastruktur penanaman, kualitas pupuk dan kepresisian dosis, kedisiplinan perawatan tanaman sesuai SOP (standard operating procedure) akan membuat hasil panen bisa dikendalikan keseragamannya: bobot dan dimensi (ukuran dan bentuk), visualnya (warna kulit buah atau helai daun sayur), kandungan rasa (tingkat kemanisan buah), dll.
Dalam skala yang super raksasa, hasil pertanian industri bisa kita lihat sebagaimana di negara maju, yang mana hasil panen bisa langsung dipanen oleh mesin pemanen dan langsung masuk truk. Karena jarak tanamnya pun super presisi sehingga tanaman enggak rusak oleh mesin pemanen.
ADVERTISEMENT
Pertanian industri di Indonesia ibarat kata adalah industri pertanian dalam skala UMKM . Mekanisasi pertanian sudah berjalan lumrah dan sejak lama, namun dalam skala yang (jauh) lebih kecil dibanding dengan negara maju.
Penggunaan traktor atau mesin pengairan jamak digunakan petani. Pupuk juga diatur secara presisi (meski kenyataan di lapangan sering kali banyak petani penyewa lahan yang menaikkan dosisnya dengan alasan enggak mau rugi). Pestisida juga harus disiapkan dan disemprotkan secara berkala sesuai SOP.
Jenis tanaman juga akan dipilih sesuai musim atau momen perkiraan panen. Misalnya: padi akan ditanam pada musim penghujan, cabai akan ditanam sekian bulan sebelum momen hari raya dll. Meskipun kebanyakan tanaman lain tetaplah harus ditanam sesuai musim saja, bukan berdasarkan momen. Bawang merah atau melon misalnya. Hanya bisa ditanam pada musim kering dan dengan suplai air mencukupi.
ADVERTISEMENT
Dan modal rupiah tetaplah menjadi hal yang harus dikembalikan oleh hasil panen. Baik skala besar ala negara maju maupun skala UMKM ala Indonesia, semuanya butuh modal rupiah yang relatif lumayan besar. Itulah kenapa ketika gagal panen atau harga panen jatuh entah apapun faktor penyebabnya, petani sontak depresi.
Berkaitan dengan modal yang harus dikembalikan atau akan digunakan kembali, metode bertani akan mengikuti dengan sendirinya, yakni berproses di atas kapital.
Dalam pertanian industri, maka hasil panen adalah titik puncak pencapaian.
***
Berbalik dengan pertanian sebagai proses murni untuk mendapatkan (bahan) makanan, meskipun hasil lebihnya dijual untuk memenuhi kebutuhan lain hidup,yang akan mengubah juga bentu pencapaian yang diharapkan.
Di lapangan, sistem pertanian murni ini akan menjadi pertanian alami atau pertanian organik .
ADVERTISEMENT
Modal awal tetaplah ada. Karena cangkul tetaplah harus dibeli, karena susah untuk dibuat sendiri jika bukan oleh pande besi. Traktor juga harus tetap perlu uang sewa. Karena membalik tanah secara manual sama sekali enggak efektif. Namun modal awal ini tak akan sebesar ketika bertani pada mode industri dan tetantatif jumlah/kebutuhannya. Sebab benih atau bibit tanaman diperoleh dengan pembenihan/pembibitan sendiri. Pupuk dibuat sendiri dari bahan yang ada di sekitar. Pestisida juga dibantu oleh predator alami.
Pada pertanian alami, pupuk itu sebenarnya hanyalah pemacu dan pemicu. Pupuk organik adalah bahan yang merangsang bakteri-bakteri baik untuk berkembang biak. Bakteri-bakteri baik inilah yang akan memberikan nutrisi kepada akar tanaman.
Jadi, dalam pertanian alami, petani hanyalah teman si bakteri baik. Pasukan milyaran koloni bakteri baik di bawah tanah sanalah yang sesungguhnya bertani. Bakteri baik itu adaptif terhadap cuaca juga musim. Sehingga tanaman juga akan mengatur dirinya sendiri: akan memperpanjang akar sebelum memperpanjang batang. Dan akan mengatur sendiri jumlah daunnya sesuai cuaca dan musim.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, petani akan menyerahkan semua nasibnya kepada Tuhan melalui alam, melalui koloni bakteri baik. Sehingga, pencapaian hasil panennya bukanlah sesuatu yang bisa dirumuskan melainkan sepenuhnya given dari Tuhan.
Pun seperti yang kami lakukan. Kami memang membuat pupuk organik cair. Namun bukan itu penentu keberhasilan panennya. Lagi pula, beda batch produksi pupuk, bisa jadi bakterinya juga berbeda jumlahnya.
Untungnya, pertanian organik itu tiada mengenal overdosis pupuk. Yang penting tepat cara pemupukannya: jangan langsung ke pangkal batang tanaman, jangan terlalu pekat kekentalannya, dan pastikan pH pupuk serta tanah terjaga netral. (Harusnya ngetiknya kelebihan dosis atau overdosage, bukan overdosis. Mohon maaf atas kontekstualitas bahasa ini. 🙏😄)
Hama juga bukan sesuatu yang bisa dikendalikan oleh petani organik. Jika ada pestisida organik, itu sama sekali bukan pestisida. Ramuan organik apapun itu, semuanya hanyalah pengulur waktu serangan hama. Itu hanyalah alat diplomasi kepada hama untuk datang agak belakangan. Bukan cairan pembunuh mereka semua. Karena pestisida organik apapun, nyaris tetap enggak bisa membunuh hama.
ADVERTISEMENT
Pembunuh dan pengendali hama sesungguhnya bukanlah petani dengan pestisidanya, melainkan para predator alami yang sudah disiapkan sendiri oleh alam. Saat belalang menyerbu kala pergantian musim, katak pohon dan landok (hewan mirip bunglon namun tak berubah warna) mendadak akan datang entah dari mana dan membasmi semua belalang itu.
Saat ulat merajalela pada musimnya, burung-burung akan berbahagia karena melimpah suplai proteinnya. Saat embug (larva akar) berbiak, ayam akan rutin mencakari tanah untuk menemukan mereka dan mematuknya dengan tegas. Larva yang lolos dari intaian ayam, akan menjadi tonggeret yang berderik nyaring saat senja. Frekuensi getaran mereka membantu penyerbukan tanaman.
Karena petani 'tak berperan' dalam siklus hidup tanaman, maka berapa hasil panen akan susah diprediksi apalagi diharapkan. Karena para hama, predator, bakteri baik, akan, dan daun akan benar-benar melakukan penyesuaian secara otomatis tergantung bagaimana konfigurasi posisi bumi, bulan, matahari, dan bintang-bintang pada jangka pendek, menengah, dan panjang. Sehingga, tanaman yang sama akan bisa berbeda hasil panennya, bergantung pergeseran musim jika ada.
ADVERTISEMENT
Itulah kenapa orang zaman dahulu mencari 'hari baik' untuk memulai tanam. Hari baik bukanlah ritual tahayul. Hari baik adalah kalkulasi posisi bumi, bulan, matahari, dan bintang-bintang yang ternyata itu sangat mempengaruhi kondisi cuaca secara spesifik pada bulan mendatang, secara umum pada tahun ke depan, dan secara luas pada akumulasi tahun mendatang-mendatang.
Itulah kenapa pada penanggalan tradisional, satuan waktu bukan hanya hari, minggu, bulan, dan tahun. Ada satuan waktu di atas tahun, dia atasnya lagi, dan di atasnya lagi yang itu klusterisasi sekian tahunan. Windu misalnya, adalah penggalan waktu setiap delapan tahunan.
Itulah kenapa, orang zaman dahulu bisa 'meramalkan' akan ada tahuan basah (la nina), paceklik panjang (el nino), ataupun pergeseran atau penyesuaian musim. Bukan karena mereka sakti, namun memang karena mereka bijaksana memandang alam.
ADVERTISEMENT
Sifat pasrah kepada alam pada pertanian alami/organik ini akan menjadi sifat batin para petani. Sehingga mereka akan haram untuk memprediksi hasil panen.
"Tanam saja, Mas. Jangan dihitung nanti perkiraan panennya berapa." Itu kalimat dari Pakdhe kami yang menjadi bekal kami bertani. Alhasil, kami tak kuasa menetapkan achievement atau pencapaian kecuali hanya istiqåmah (konsisten) dengan proses. Proses untuk membiarkan alam bekerja dengan caranya. Kita bisa terlibat, untuk sekedar mendukung garis kerja alam, bukan untuk mengintervensi sunnatullah mereka.
Apakah berusaha istiqåmah bisa disebut sebuah achievement atau pencapaian? Entahlah. Kami kurang tahu. Dan bagi kami, enggak penting iya atau tidaknya.
Mau tahun kemarin, tahun ini, atau tahun berikutnya, proses organik ini Insya Allah akan berjalan sama, akan kami jalani sama. Mohon doa restu.
ADVERTISEMENT