Konten dari Pengguna

Insecure dan Overthinking dalam Menghadapi Masa Depan

Ivanodei
Merupakan seorang mahasiswa asal Depok, dan sedang menempuh pendidikan perguruan tinggi di Universitas Padjajaran. Tujuan saya adalah untuk mengisi kegiatan di waktu senggang.
9 April 2021 16:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ivanodei tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kematangan persiapan manusia dalam menghadapi kejamnya masa depan mengakibatkan rasa insecure dan overthinking (photo: @fauxels)
zoom-in-whitePerbesar
Kematangan persiapan manusia dalam menghadapi kejamnya masa depan mengakibatkan rasa insecure dan overthinking (photo: @fauxels)
ADVERTISEMENT
NASA, sebuah lembaga antariksa Amerika Serikat, memberikan rumor bahwa di masa depan planet mars akan bisa dihuni oleh manusia karena sudah ditemukan adanya sumber kehidupan di Planet Mars. Sungguh mengejutkan sekali, bukan?
ADVERTISEMENT
Melihat rumitnya kehidupan manusia di bumi, ditambah adanya rumor bumi sudah berada di ambang kehancuran, dikarenakan usianya yang sudah tua. Selain itu, adanya faktor perilaku manusia sering mencemarkan lingkungan sangat memberikan rasa khawatir. Bisa dikatakan, semua insan manusia sedang mencari solusi untuk permasalahan ini.
Manusia berlomba-lomba mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan yang belum pasti. Kita bisa lihat berbagai macam hal yang mereka lakukan untuk bisa hidup bahagia di masa yang akan datang. Pada waktu kita kecil, pasti kita selalu mendapatkan pertanyaan “Apa cita-citamu di masa depan?” atau “Nanti besar mau jadi apa?” untuk menjawab pertanyaan ini sangat relatif sekali.
Bisa dikatakan, waktu kecil dulu kita ingin menjadi polisi, dokter, tentara, presiden, dan sebagainya. Bahkan, disaat kita memasuki SMA, kita bingung untuk menjawab nanti mau jadi apa di masa depan.
ADVERTISEMENT
“What do you see yourself in five years?” sebuah pertanyaan sederhana, namun mampu membungkam orang-orang. Beberapa orang bahkan tidak bisa menjawab pertanyaan ini, dengan kata lain, kita belum merencanakan hidup di masa depan. Dalam sebuah acara, motivator, politisi, atlet, dan orang berpengaruh selalu mengandalkan pertanyaan ini untuk melakukan interaksi kepada pendengar atau penonton. Sebenarnya pertanyaan ini mengingatkan diri kita untuk merencanakan masa depan kita.
Manusia memiliki rasa kekhawatirannya masing-masing. Rasa kecemasan menghantui hidup mereka, sehingga kecemasan tersebut berpengaruh terhadap kesehatan mereka. Dampak rasa kecemasan tersebut memberikan dampak buruk, seperti gangguan pencernaan, lalu menurunkan kualitas tidur, selain itu, mengganggu sistem reproduksi, kemudian mempercepat detak jantung. Sehingga, kecemasan ini bisa menyebabkan kematian dini.
ADVERTISEMENT
Saya pernah berpikir, “Bagaimana masa depan saya? Apakah saya memiliki kemampuan untuk menghadapi masa depan?” pertanyaan-pertanyaan tersebut menggambarkan rasa kekhawatiran saya untuk menghadapi masa depan. Jauh sebelum saya masuk kuliah, saya memiliki keraguan untuk bisa melanjutkan kuliah, bahkan disaat masa pandemi, semuanya serba mengalami kesulitan, sehingga saya berpikir untuk bekerja saja.
Bahkan saya pernah jatuh sakit akibat mengalami stress yang berlebihan. Namun, saya meyakini bahwa saya bisa berkuliah, bahkan untuk biayanya sudah ada. Ini menandakan bahwa setiap manusia memiliki perbedaan dalam mengalami kecemasan.
Masa depan selalu berkaitan dengan kemajuan teknologi, sehingga kita bisa melihat adanya perkembangan dunia digital di kehidupan manusia. Modernisasi berpengaruh terhadap kehidupan manusia, sehingga memberikan berbagai dampak di kehidupan manusia dan ekosistem lingkungan.
ADVERTISEMENT
Modernisasi tidak menutup adanya kemungkinan permasalahan, dari kesehatan hingga ekonomi. Adanya rumor-rumor yang tidak masuk akal, memberikan pengaruh kepada mental manusia. Manusia seringkali mudah percaya dari adanya kabar-kabar hoaks, Sehingga kita bisa melihat terjadi peningkatan kasus penipuan.
Berbagai penemuan yang dilakukan untuk membantu pemecahan permasalahan ini, sehingga dapat dikatakan manusia telah mengalami permasalahan di dalam dunia digital.
Insecure, perasaan kecemasan yang selalu membandingkan diri sendiri dengan kehidupan orang lain, menjadi bukti dari permasalahan adanya media sosial. Manusia tidak lepas dari adanya rasa iri dengki, sehingga kita bisa perhatikan manusia suka membandingkan nasib orang lain. Kita bisa membayangkan, jika manusia mengalami keberuntungan atau keberhasilan dalam kehidupannya, maka pasti ada saja yang mengalami iri, bahkan bisa mengalami insecure.
ADVERTISEMENT
Instagram, sebuah aplikasi media sosial berbasis foto, merupakan sebuah aplikasi yang memiliki pengguna terbanyak di dunia. Kemudahan dalam penggunaannya, membuat manusia sering menghabiskan waktu nge-scroll instagram. Berdasarkan hasil survei, manusia menghabiskan waktu bermain instagram kisaran 17 jam perbulan. Ini menandakan manusia lebih menyukai dunia maya, daripada dunia nyata.
Hakikatnya manusia memilih memamerkan kebahagiaan di media sosial, terbukti mayoritas isi postingan dari pengguna instagram berupa foto kebersamaan dan foto liburan. Hal tersebut mengakibatkan adanya rasa insecure di antara pengguna lain. Adanya perbandingan kehidupan antara pengguna, sehingga mengakibatkan kecemasan yang tinggi dan iri hati. Menurut hasil pengamatan saya, hate comment merupakan bentuk dari iri hati yang disebabkan adanya insecure.
Bentuk lain dari Insecure, yakni overthinking. Pada zaman sekarang, overthinking menjadi kegemaran manusia, sehingga permasalahan ini menarik perhatian para psikolog. Overthinking merupakan sebuah pemikiran yang berlebihan. hal ini bisa dipicu dari adanya kekhawatiran dalam suatu hal dan trauma masa lalu, sehingga memberikan dampak fatal bagi kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelitian, wanita lebih mudah overthinking dibandingkan kaum pria. Adanya faktor sosial dan faktor budaya memberikan peningkatan overthinking di masyarakat, terutama pengguna media sosial. Dampak yang dihasilkan dari overthinking, seperti: Dapat menghambat aktivitas sehari-hari. Kita selalu mengalami insomnia, sehingga berpengaruh terhadap kesehatan manusia, sehingga dapat menurunkan performa kerja.
Overthinking dapat mengakibatkan emosi yang tidak stabil, hal ini diakibatkan dari meningkatnya rasa emosi, sehingga manusia mudah untuk melepaskan rasa emosinya. Emosi tersebut memberikan pengaruh kepada mental kita, sehingga manusia yang mengalami overthinking sering terjangkit gangguan kesehatan. Dari beberapa yang sudah disebutkan menandakan bahwa manusia belum siap untuk menghadapi masa depan.
Menghadapi masa depan menjadi permasalahan yang sering dihadapi manusia. Sekeliling kita sudah mengalami perubahan yang begitu besar dalam menghadapi masa depan. Dapat dianalogikan masa depan seperti menjalani hubungan dengan lawan jenis. kita memiliki ketakutan tersendiri untuk mendekati lawan jenis, sehingga kita sering insecure dan overthinking. Kita selalu membayangkan masa depan dengan begitu indah, namun kenyataannya terbalik. Sehingga ada pernyataan “Waktu yang berjalan maju, seringkali manusia lebih menyukai berjalan ke masa lalu.”
ADVERTISEMENT