Tesla Terapkan Self-Driving Autonomous, Apakah Sudah Efektif?

Ivanodei
Merupakan seorang mahasiswa asal Depok, dan sedang menempuh pendidikan perguruan tinggi di Universitas Padjajaran. Tujuan saya adalah untuk mengisi kegiatan di waktu senggang.
Konten dari Pengguna
5 April 2021 20:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ivanodei tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hingga saat ini, keamanan dari teknologi Self Driving Autonomous masih menjadi sebuah perdebatan  (www.instagram.com/@airxlow3)
zoom-in-whitePerbesar
Hingga saat ini, keamanan dari teknologi Self Driving Autonomous masih menjadi sebuah perdebatan (www.instagram.com/@airxlow3)
ADVERTISEMENT
Merasakan kemajuan teknologi di sebuah kendaraan sudah menjadi impian bagi semua orang. Kemajuan ilmu pengetahuan memberikan inovasi dan kreativitas agar impian segala insan dapat terwujud. Apalagi dengan hiruk pikuk perkotaan yang semakin ramai, kemacetan, pertambahan penduduk, dan segala aspek permasalahan yang ada di jalanan membuat manusia untuk malas berkendara.
ADVERTISEMENT
Perusahaan-perusahaan otomotif sudah melakukan inovasi-inovasi dengan mempertimbangkan segala aspek yang dibutuhkan saat berkendara, tentunya mengutamakan keamanan dan kenyamanan. Maka, ditemukanlah sebuah teknologi yang dinamakan Self-Driving Autonomous.
Self-Driving Autonomous, sebuah teknologi termutakhir, akan diperkirakan menjadi titik balik perkembangan dunia otomotif. Penemuan teknologi ini sungguh mengejutkan penduduk dunia, karena jika dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, manusia akan merasakan kemudahan dalam berkendara. Penerapannya pun tidak menghilangkan segala aspek berkendara, hanya kita bakal merasakan berkendara sendirian. Bagi istilah untuk orang awam, merasakan berkendara dengan hantu.
Sistem berkendaranya pun cukup unik, teknologi ini mengandalkan sensor, aktuator, algoritma kompleks, sistem pembelajaran mesin, dan prosesor yang kuat untuk menjalankan perangkat lunak. Jadi, komputer dapat mendeteksi segala aspek lingkungan, dengan membuat peta berdasarkan sensor yang terletak di bagian kendaraan. Kemudian, sensor radar memantau posisi kendaraan di dekatnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, terdapat kamera video yang dapat mendeteksi lampu lalu lintas, membaca pergerakan rambu jalan, melacak kendaraan lain, dan dapat mencari pejalan kaki. Selain itu, terdapat sensor LIDAR yang dapat memantulkan pulsa cahaya dari sekitar kendaraan untuk mengukur jarak dan mendeteksi tepi jalan, dan mendeteksi marka jalur. Terdapat sensor ultrasonik di roda untuk mendeteksi trotoar dan kendaraan saat di parkir.
Perangkat lunak memiliki tugas penting dalam kendaraan self-driving autonomous. Karena perangkat ini dapat memproses semua jalur sensorik dengan membuat plot jalur yang nantinya akan mengirimkan instruksi ke aktuator mobil, dengan kata lain perangkat ini akan mengendalikan pengereman dan kemudi.
Lalu, terdapat aturan hardcode, algoritma penginderaan rintangan, pemodelan prediktif, dan pengenalan objek yang dapat membantu perangkat lunak, agar dapat mengikuti aturan lalu lintas dan menavigasi rintangan. Memang cara kerjanya yang cukup sulit, namun berperan besar dalam pergerakan kendaraan tersebut.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, raksasa-raksasa otomotif berlomba-lomba untuk menciptakan sebuah kendaraan yang dapat memfasilitasi teknologi ini. Keefektifannya yang dapat diterapkan di dalam kehidupan masyarakat, sehingga para masyarakat sudah mulai berpindah ke teknologi ini.
Sebutkan saja dampak positifnya, seperti: Dapat mengurangi kemacetan lalu lintas, lalu bisa mengurangi biaya transportasi sebesar 40%, mampu mengosongkan tempat parkir untuk penggunaan lain, terakhir, dapat mengurangi emisi karbon sebesar 80% di seluruh dunia. Sungguh memberikan dampak yang begitu besar bagi kehidupan manusia.
Kita bisa temukan pada beberapa perusahaan otomotif yang sudah menerapkan teknologi ini pada produknya, salah satunya ialah Tesla. Tesla, sebuah perusahaan energi dan merek kendaraan kenamaan asal Amerika Serikat, sudah menerapkan teknologi ini pada beberapa produknya. Pada tahun lalu, merek ini sudah menjual 180.570 unit secara global.
ADVERTISEMENT
Namun, pada tahun ini, merek ini sudah menjual sebesar 184.800 unit secara global pada kuartal pertama. Sehingga, merek ini sudah mengalami kenaikan angka penjualan sebesar 2,34% dibanding tahun lalu. Ini membuktikan bahwa teknologi ini memiliki penggemar tersendiri. Begitu banyak kemudahan yang sudah mulai dirasakan oleh pengguna Tesla.
Di setiap kemudahan tidak menutup kemungkinan adanya kelemahan. Teknologi bukanlah sesuatu yang sempurna, ia bisa saja mengalami kecacatan atau kesalahan. Kali ini terdengar sebuah kabar yang tidak menyenangkan terhadap teknologi tersebut. Terdengar sebuah kabar dari vietnam, bahwa mobil Tesla mengalami kesulitan mendeteksi lalu lintas sehingga programnya tidak berjalan dengan baik. Memang lalu lintas di negara Asia Tenggara dikenal sangat kacau, contohnya seperti: Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Indonesia. Namun, ini menandakan bahwa teknologi ini tidak cocok untuk situasi seperti itu.
ADVERTISEMENT
Memang masih membutuhkan perkembangan lagi untuk ke depannya. Selain itu, jika terjadi cuaca ekstrem tidak menutup kemungkinan dari sistem kamera dan sensornya bermasalah, sulit untuk mendeteksi jalan. Kemudian yang lebih fatal lagi, sering terjadi kecelakaan parah yang mengakibatkan kerugian besar.
Seringkali sistem dari teknologi ini memungkinkan terjadi kesalahan, sehingga dalam kecepatan tinggi, kendaraan tersebut malah menabrak ke pinggir jalan atau kendaraan lain, dan bahkan yang lebih parah dapat menabrak orang lain.
Di Amerika Serikat sering terjadi kecelakaan dalam menggunakan mobil Tesla dalam berbagai tipe. Menurut beberapa kesaksian, kecelakaan tersebut disebabkan adanya kesalahan sistem autonomous driving yang dimiliki tesla dalam kecepatan tinggi. Sehingga, kecelakaan ini masih menjadi pro dan kontra di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Ada yang mengatakan salah penumpang, ada yang menyalahkan perusahaan dari sistem tersebut, dan ada yang menyalahkan pemerintah yang telah melegalkan teknologi tersebut. Bahkan sampai sekarang masih dipertanyakan pelakunya, memang perkembangan teknologi tidak menutup kemungkinan adanya perdebatan. Sehingga, beberapa masyarakat masih meragukan keefektifan dari teknologi ini untuk menghadapi peristiwa seperti itu.
Memang masih begitu banyak pertanyaan yang terlintas di pikiran kita mengenai penerapan teknologi ini di Indonesia. Melihat perkembangan lalu lintas saat ini yang masih belum ada perubahan dari masa ke masa. Sehingga masyarakat masih belum melihat keefektifan dari teknologi ini yang dapat diterapkan dalam kehidupan saat ini.
Untuk mendapatkan teknologi ini dapat dikatakan masih tergolong kemahalan. Kita harus membeli Tesla terlebih dahulu, yang harganya bisa di atas angka satu miliar rupiah. Namun, kita sudah menemukan titik terang dalam menyelamatkan dunia saat ini. Mengawali dari teknologi ini, kita sudah berperan dalam mengubah ekosistem dunia.
ADVERTISEMENT