Cerita Magang di Rumah Kemanusiaan GUSDURian Pare

GUSDURian Mojokutho Pare
Website Resmi dan Publikasi Kegiatan Komunitas GUSDURian Mojokutho 87 Pare, SIBAGUS (Sinau Bareng GUSDURian), Rumah Kemanusiaan GUSDURian, Relawan GUSDURian Peduli, Humanity for All
Konten dari Pengguna
30 November 2023 19:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari GUSDURian Mojokutho Pare tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Liva Narulita: Pengalaman magang di Rumah Kemanusiaan GUSDURian Mojokutho Pare
Liva Narulita, Magang di Rumah Kemanusiaan GUSDURian
Bekerja/magang di panti lansia menurut saya banyak kesabaran untuk melayani pekerjaan ini. Selama 1 bulan saya magang di rumah kemanusiaan GUSDURian Mojokutho Pare, saya cukup mendapat banyak pengalaman berharga.
ADVERTISEMENT
Pertama kali saya didampingi oleh bapak Antok (koordinator GUSDURian Mojokutho Pare) yang biasanya dipanggil Bapak. Oleh bapak kita diperkenalkan satu-satu dengan para lansia disana. Salah satu pengalaman saya disana, saya dapat mendengar cerita dari para lansia walaupun terkadang bahasanya sulit dimengerti oleh saya, tapi saya berusaha untuk memahami cerita mereka supaya para lansia tersebut merasa terhibur. Tujuan utama saya yaitu ingin menghibur dan menemani mereka disaat mereka kesepian. Karena, melihat para lansia tersebut tersenyum saya merasa bahagia.
Para lansia disana memiliki karakter masing-masing, saya disitu mencoba untuk memahami sikap-sikap mereka dan memerhatikannya satu-persatu. Ada yang ingin aktifitasnya dibantu ada juga mereka yang ingin melakukan aktifitasnya dengan sendiri tanpa bantuan saya. Terkadang saya juga mengajaknya bercanda supaya para lansia tersebut tidak merasa jenuh.
ADVERTISEMENT
Hari pertama saya bekerja, saya merasa takut untuk berinteraksi dengan mereka, tapi lama-kelamaan saya merasa lebih dekat dengan mereka dan mereka pun lebih berani untuk berbicara dengan saya. Dan saya mulai terbiasa berinteraksi dengan mereka. Saling bergurau, terkadang juga mereka curhat akan kehidupan mereka disaat mereka masih muda dulu. Mereka pun sering menasehati saya supaya lebih bersabar saat mengasuh para lansia disana.
Kegiatan saya dimulai jam setengah 6 pagi, yakni membantu mama (alias nama panggilan Ibu Yunita Maria) memasak untuk sarapan para lansia disana. Kemudian setelah selesai memasak, melanjutkan untuk membagikan satu persatu makanan untuk mbah-mbahnya. Uniknya, para mbah-mbah disini mandiri untuk mencuci piringnya sendiri setelah selesai makan. Tidak lain aktifitas tersebut membuat mbah-mbah banyak bergerak dan beraktifitas.
ADVERTISEMENT
Kemudian setelah selesai membagikan makanan, saya dan kawan-kawan relawan lainnya bergegas membersihkan area panti dan kamar-kamar para lansia, menyapu halaman, menata tempat tidur para lansia sambil bergurau dengan mereka.
Waktu menunjukkan pukul 11 siang, saya bergegas membantu mama untuk mempersiapkan makan siang untuk para lansia tersebut dan kemudian dibagikan ke mereka. saya suka melihat mbah-mbah makan dengan lahapnya, makan seadanya tapi mereka tetap menikmati apa yang disuguhkan oleh tim relawan disini.
Sore harinya sama seperti waktu siang tadi, menyiapkan makan dan membagikan ke para lansia. Tidak jarang juga terkadang ada orang datang untuk memberikan nasi kotak untuk dibagikan ke mbah-mbah, terutama pada hari jumat. Tidak heran karena biasanya jumat berkah banyak yang berbagi makanan.
ADVERTISEMENT
Waktu cepat berlalu, di tanggal 30 November 2023, dimana hari terakhir saya magang di rumah kemanusiaan GUSDURian ini. Perasaan sedih saya muncul, saya merasa di panti ini saya mendapatkan keluarga baru, meskipun tidak ada ikatan saudara tapi kekeluargaan disini sangatlah kuat dan hangat. Itulah yang membuat saya merasa sedih untuk menyelesaikan magang saya disini.
Terima kasih untuk Bapak, Mama dan para relawan lainnya yang sudah mengajari saya banyak hal dan banyak wawasan, selalu memberi motivasi dan semangat supaya saya tidak mudah patah semangat, semoga dilain hari saya bisa berkunjung kembali ke rumah kemanusiaan GUSDURian Mojokutho Pare ini. Sampai bertemu di lain waktu. Love, Peace (Liva Narulita)