Konten dari Pengguna

Membongkar Ketimpangan: Memperjuangkan Pendidikan yang Merata dan Inklusif

Sindi Indriawati
Mahasiswa FKIP Prodi Pendidikan Ekonomi S1 Universitas Pamulang.
17 Maret 2024 12:33 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sindi Indriawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambaran Pendidikan dalam gengaman tangan secara global. Sumber : Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Gambaran Pendidikan dalam gengaman tangan secara global. Sumber : Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pendidikan merupakan hak asasi manusia yang mendasar. Pendidikan menjadi kunci utama dalam membuka gerbang kemajuan dan memutus rantai kemiskinan. Namun, kenyataan pahit menunjukkan bahwa akses terhadap pendidikan yang berkualitas masih jauh dari merata di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ketimpangan pendidikan yang menganga bagaikan jurang pemisah antara kelompok kaya dan miskin, urban dan rural, serta anak berkebutuhan khusus dan anak-anak pada umumnya. Saat ini, ketimpangan dalam sistem pendidikan menjadi salah satu isu yang mendesak untuk dibahas. Dalam upaya memperjuangkan pendidikan yang merata dan inklusif.
Gambaran seorang anak perempuan meraih pendidikan. Sumber : Shutterstock
Urgensi Membongkar Ketimpangan Pendidikan
Ketimpangan dalam pendidikan tidak hanya menciptakan kesenjangan sosial ekonomi, tetapi juga menghambat perkembangan individu dan masyarakat secara keseluruhan.
Pendidikan yang tidak merata dan inklusif dapat menjadi pemicu terjadinya siklus kemiskinan dan ketidakadilan. Akar permasalahan pendidikan yang timpang tertanam jauh di dalam struktur sosial dan ekonomi bangsa.
Faktor-faktor berikut menjadi penyebab utama:
Pertama, Kesenjangan Ekonomi mulai dari kemiskinan dikarenakan keluarga miskin yang terbebani dengan kebutuhan hidup sehari-hari sehingga pendidikan menjadi prioritas kedua.
ADVERTISEMENT
Kedua, Akses terhadap infrastruktur dikarenakan sekolah berkualitas tinggi tidak selalu terletak di daerah terpencil, sehingga sulit dijangkau oleh anak-anak dari keluarga miskin dan Biaya pendidikan dikarenakan biaya pendidikan yang tinggi menjadi hambatan bagi keluarga miskin untuk menyekolahkan anak-anak mereka.
Ketiga, Ketidakadilan Gender ini terjadi mulai dari Stereotip gender yang merupakan keyakinan yang berkaitan dengan perilaku yang membedakan perempuan dan laki-laki. Stereotip gender dapat menyebabkan ketidaksejajaran gender, yang dapat dilihat dalam perlakuan masyarakat terhadap perempuan.
Misalnya anak perempuan dibebani dengan pekerjaan rumah tangga dan tanggung jawab mengasuh anak, sehingga waktu belajar mereka terbatas. dan Pernikahan dini pada anak perempuan di pedesaan masih marak terjadi, sehingga menghambat kesempatan mereka untuk melanjutkan pendidikan.
Gambaran seorang anak yang semangat dan ceria untuk belajar. Sumber: Shutterstock
Keempat, Diskriminasi ini berkaitan dengan anak-anak difabel dikarenakan kurangnya infrastruktur dan pelatihan guru untuk mengakomodasi kebutuhan anak-anak difabel di sekolah dan Minoritas yang terjadi mulai dari diskriminasi berdasarkan ras, etnis, dan agama dapat menghambat akses terhadap pendidikan yang berkualitas.
ADVERTISEMENT
Kelima, Kualitas Guru yang Tidak Merata berkaitan dengan distribusi guru yang tidak merata dengan ini guru-guru berkualitas cenderung memilih untuk mengajar di sekolah-sekolah di kota besar dengan gaji yang lebih tinggi dan kurangnya pelatihan dan pengembangan profesional untuk guru di daerah terpencil sering kali kekurangan pelatihan dan sumber daya untuk meningkatkan kualitas mengajar mereka.
Gambaran luka bangsa yang menyakitkan. Sumber : Shutterstock
Dampak Mengerikan, Luka Bangsa yang Menyakitkan
Ketimpangan pendidikan membawa dampak yang mengerikan bagi individu, masyarakat, dan bangsa:
Pertama, Kemiskinan Generasional, Kemiskinan generasional ini berkaitan dengan generasi anak-anak dari keluarga miskin yang tidak mendapatkan pendidikan yang berkualitas, yang menyebabkan mereka tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Hal ini dapat menjadi siklus kemiskinan yang terus berlanjut dari generasi ke generasi, sehingga meningkatkan tingkat kemiskinan generasional.
ADVERTISEMENT
Pendidikan yang terbatas dapat menghambat akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas, yang dapat menyebabkan keterbatasan kesempatan pendidikan bagi masyarakat miskin. Kemiskinan dapat menyebabkan terbatasnya peluang kerja yang layak bagi masyarakat miskin, yang dapat mengakibatkan tingkat pengangguran yang tinggi dan peningkatan ketidakstabilan ekonomi
Kedua, Ketidakadilan Sosial, Salah satu dampak yang terasa dengan adanya ketimpangan sosial adalah rendahnya tingkat pendidikan. Masyarakat kecil yang memiliki ekonomi kurang bagus hanya akan memiliki pendidikan yang rendah, berbanding terbalik dengan masyarakat yang memiliki ekonomi yang bagus dan status sosial yang tinggi, yang cenderung berpendidikan yang lebih tinggi.
Ketiga, penghambat kemajuan bangsa merupakan keterbatasan generasi muda yang terdidik dan berkualitas. Tanpa generasi muda yang terdidik dan berkualitas, inovasi, kreativitas, dan daya saing bangsa terancam tertinggal.
ADVERTISEMENT
Kenakalan remaja, yang merupakan perilaku menyimpang yang merusak mental dan moral remaja, dapat menghambat generasi muda yang memiliki kualitas yang cukup untuk kemajuan bangsa, penurunan kualitas pendidikan dapat menghambat generasi muda yang memiliki kemampuan belajar yang cukup tinggi, yang merupakan faktor penting bagi kemajuan bangsa.
Dalam membongkar ketimpangan pendidikan membutuhkan komitmen dan kerja sama dari semua pihak mulai dari pemerintah, masyarakat, institusi pendidikan, dan media massa.
Media Massa juga berperan penting untuk mempromosikan isu-isu pendidikan dan mendorong diskusi publik tentang solusi untuk mengatasi ketimpangan pendidikan serta melakukan investigasi dan melaporkan kasus-kasus diskriminasi di sekolah.
Program Kampus Merdeka dari Kemdikbud, Program Kampus Mengajar untuk memperjuangkan pendidikan yang merata. Dokumentasi : Pribadi
Membongkar ketimpangan pendidikan bukanlah tugas yang mudah. Namun, dengan komitmen dan kerja sama dari semua pihak, kita dapat membangun masa depan yang lebih cerah bagi bangsa Indonesia, di mana setiap anak memiliki akses terhadap pendidikan yang berkualitas dan inklusif.
ADVERTISEMENT
Marilah kita bergandengan tangan untuk mewujudkan cita-cita ini, demi masa depan bangsa yang gemilang dan sejahtera. Dengan demikian, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil, berdaya saing, dan berbudaya tinggi melalui sistem pendidikan yang inklusif bagi semua kalangan.