Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Lonjakan Inflasi Global Pengaruhi Acuan Suku Bunga Bank di Indonesia
14 Januari 2022 16:40 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Tesa Sindy Prameswari Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ekonomi memang tidak akan ada habisnya, karena ekonomi memiliki jangkauan yang sangat luas. Salah satunya dengan permasalahan inflasi dan suku bunga. Istilah inflasi dan suku bunga ini terdengar tidak asing bagi sebagian besar masyarakat karena memiliki peran penting dalam pertumbuhan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Inflasi bisa dikatakan sebagai peningkatan atau kenaikan harga secara umum, baik harga barang ataupun jasa. Secara konvensional, inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan jumlah uang yang beredar atau peningkatan likuiditas pada perekonomian. Jika inflasi mengalami kenaikan, maka suku bunga akan mengikuti karena selalu bergerak secara beriringan dan memiliki korelasi yang terbalik.
Jika inflasi meningkat maka suku bunga akan menurun. Jadi, suku bunga yang turun dapat menyebabkan permintaan untuk pinjaman tinggi, maka dari itu masyarakat lebih memilih meminjam uang dibandingkan menabung. kondisi tersebut menunjukkan jika semakin banyak uang yang dibelanjakan, maka perekonomian akan tumbuh dan laju inflasi mengalami kenaikan.
Maka dari itu jika kenaikan inflasi secara global yang sangat berpengaruh terhadap suku bunga. Seperti, pada November tahun lalu Bank Sentral Inggris (BoE) yang menjadi bank sentral utama dan pertama di dunia menaikkan suku bunga sebanyak 0,15 persen dari 0,1 persen menjadi 0,25 persen. Andrew Bailey selaku Gubernur BoE mengatakan jika kebijakan ini diambil maka akan terdapat kemungkinan laju inflasi akan terus bergerak naik mencapai 3 kali lipat dari target BoE sampai 6 persen.
ADVERTISEMENT
Jika melihat kondisi yang terjadi saat ini, perekonomian dapat terancam. Meskipun secara global inflasi mengalami kenaikan, bank indonesia tidak melakukan peningkatan suku bunga. Berdasarkan hasil rapat dewan gubernur bank indonesia yang dilakukan pada pertengahan bulan Desember 2021, bank indonesia memutuskan tetap mempertahankan pada angka 3,5% untuk suku bunga acuan atau bank indonesia 7 Days Repo Rate 2,75% pada suku bunga deposit facility, dan 4,25% untuk suku bunga landing facility. Hal ini dilakukan agar nilai tukar dari sistem keuangan tetap stabil.
Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati telah menyampaikan dalam webinar hadapi bersama perubahan iklim dan Strategi Ekonomi Hijau, pada (14/12/21)Sri Mulyani menyampaikan,agar tetap waspada dalam merespons kebijakan yang diambil akibat inflasi yang melonjak di tengah pemulihan ekonomi Indonesia saat ini. Pemerintah juga sudah memperkirakan mengenai kenaikan maupun rencana kenaikan untuk suku bunga acuan pada beberapa bank sentral global.
ADVERTISEMENT
Sementara Itu, Rencana Bank Sentral AS (The Fed) yang akan menaikkan suku bunga pada tahun ini dapat menyebabkan arus modal asing keluar dan berpotensi melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS. Seperti yang terjadi pada minggu pertama di bulan Januari ini, rupiah mengalami tekanan dan melemah hingga 0,74 persen melawan dolar Amerika Serikat.
Menurut saya, keadaan ini menunjukkan jika The Fed memiliki peluang untuk menjadi lebih agresif dalam menormalisasikan kebijakan moneternya di tahun ini. Tidak hanya itu, The Fed juga mampu meredam inflasi yang sangat tinggi di Amerika Serikat serta dapat menaikkan suku bunga 3 kali dan lonjakan yield obligasi.kenaikan yield treasury terjadi sangat berisiko, terutama dalam memicu terjadinya capital outflow yang berasal dari pasar obligasi Indonesia dan akhirnya merendahkan nilai rupiah.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, bukan tidak mungkin rupiah tidak memiliki peluang untuk menguat di minggu ini karena indeks dolar AS anjlok hingga 0,62%.