Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Apakah Perang Kota Kisah Nyata? Ini Dia Jawaban dan Penjelasannya
24 April 2025 15:52 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Sinema Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Apakah Perang Kota kisah nyata? Pertanyaan ini muncul di benak banyak penonton setelah menyaksikan intensitas cerita dan latar sejarah yang kuat dalam film tersebut.
ADVERTISEMENT
Gambaran yang terasa begitu nyata dan emosional membuat banyak orang bertanya-tanya apakah kisah yang disuguhkan memang berdasarkan peristiwa sejarah sesungguhnya.
Apakah Perang Kota Kisah Nyata?
Apakah Perang Kota kisah nyata? Dikutip dari situs rri.co.id dan bfi.org.uk, film Perang Kota bukanlah kisah nyata melainkan adaptasi dari novel karya Mochtar Lubis yang berjudul Jalan Tak Ada Ujung.
Berlatar di Jakarta pada tahun 1946, Perang Kota adalah film yang bertempo cepat dan bertekstur kaya. Judulnya saat ini menunjukkan gagasan bahwa narasi perang, identitas nasional, dan kenangan budaya tetap ada lama setelah pedang dan senjata api diletakkan.
Film ini mengisahkan Isa (diperankan oleh Chicco Jerikho) yang merupakan guru sekolah sekaligus pemain biola berbakat, dan pejuang perlawanan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Fatimah (diperankan oleh Ariel Tatum), istri Isa yang ulet, yang percaya diri dalam memegang senjata dan bermain piano.
Isa ditugaskan untuk melakukan pembunuhan dengan bantuan Hazil, sesama pemberontak yang lambat laun tertarik pada Fatimah.
Penggambaran terperinci sutradara Mouly Surya tentang perlawanan Indonesia di Jakarta pasca Perang Dunia II tetap berfokus ketat pada karakter-karakternya ketika bergulat dengan tema-tema luas tentang penjajahan Belanda dan identitas nasional yang retak.
Film ini dibuka dengan cuplikan hitam putih dari Jakarta setelah Peran Dunia II, dengan seorang narator yang menyebut pulau-pulau di Indonesia sebagai ‘harta berharga’.
Narator itu juga mengklaim bagaimana ‘kolonisasi Belanda telah memberi Hindia Timur lebih banyak lagi’ dengan membawa budaya ke ‘tanah liar’.
ADVERTISEMENT
Penegasan ini secara tajam memberi jalan untuk penampilan pertama Isa di layar, lebih dari 3 menit dalam film, ketika penonton menemukannya mencoret-coret kalimat dalam bahasa Belanda di papan tulis kelas.
Apakah Perang Kota kisah nyata? Sutradara Mouly Surya berhasil membalut fiksi dengan realitas sejarah, menciptakan sebuah karya yang terasa hidup dan menggugah emosi penonton. (Mey)