Konten dari Pengguna
Setting Waktu Film Siksa Kubur dan Teori-Teori di Baliknya
10 Juni 2025 15:24 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Sinema Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Siksa Kubur adalah film garapan Joko Anwar yang dirilis pada tahun 2024 lalu. Kepopuleran film ini bukan hanya karena ceritanya yang segar, tetapi juga karena setting waktu film Siksa Kubur yang menentukan atmosfer.
ADVERTISEMENT
Menurut laman p2k.stekom.ac.id, Siksa Kubur berkisah tentang ambisi gila seorang wanita muda untuk membuktikan adanya siksa kubur. Keinginan itu dipicu oleh kejadian masa lalu yang merenggut kedua orang tuanya.
Dari sinopsis tersebut, tergambarkan bahwa film horor religi ini menjadi begitu diminati berkat kisahnya yang tidak biasa serta penggunaan alur waktunya yang memicu berbagai penafsiran di kalangan para penonton.
Setting Waktu Film Siksa Kubur
Film ini menampilkan setidaknya dua waktu utama sebagai latar cerita. Bagi yang penasaran, berikut adalah ulasan tentang setting waktu film Siksa Kubur dan teori-teori di baliknya (p2k.stekom.ac.id dan Instagram @siksakubur.movie):
1. 1997-an: Masa Remaja Tokoh Utama
Pada pembukaan film, para pemeran utama, Sita dan Adil, bersama orang tuanya dikisahkan memiliki toko roti. Tempat ini menjadi saksi bisu terjadinya pencurian uang yang membuat ‘ayah dan ibu’ keluar toko dan terkena imbas bom bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Keduanya meninggal, menyisakan pilu dan trauma bagi Sita dan Adil. Dari sana, Sita mencari tahu alasan kenapa orang melakukan bom bunuh diri, yang kemudian menghantarkan Sita menemukan rekaman suara siksa kubur sebagai alasan utama.
Karenanya, Sita mulai tidak percaya pada agama. Ia berpikir bahwa agama sering menakuti manusia, terutama perihal siksa di alam kubur, sehingga menciptakan orang yang rela menghancurkan tubuh agar tak mendapat hal itu setelah mati.
Pikiran itu tertanam dalam benak Sita bahkan ketika ia dan sang kakak, Adil, berada di pesantren. Alih-alih mendapat kekuatan iman pasca ditinggalkan, Sita justru semakin tak percaya pada ‘dongeng agama’ dan kehidupan setelah mati.
Pertemuannya dengan arwah Ismail kecil dan kejadian Adil hampir diculik di pesantren juga menambah kuat stigma Sita —membawanya serta sang kakak kabur dari pesantren melalui lorong angker yang menjadi akhir setting waktu masa remaja.
ADVERTISEMENT
2. 2017-an: Masa Dewasa Tokoh Utama
Masuk ke masa dewasa, Sita dan Adil sama-sama bekerja di sebuah panti jompo, Sita sebagai suster perawat dan Adil sebagai pengurus jenazah. Kedua profesi ini tak lain dan tak bukan diambil dua bersaudara itu untuk membuktikan hipotesis gila.
Satu-satunya tujuan hidup Sita: mencari orang yang paling berdosa dan ketika orang itu meninggal, Sita akan masuk ke dalam kuburnya untuk menyaksikan apa yang akan terjadi —membuktikan siksa kubur tidak ada dan agama tidak nyata.
Karenanya, panti jompo adalah tempat sempurna untuk Sita memantau ‘target tua renta’ yang lebih dekat pada kematian. Mulai dari tingkah laku, waktu meninggal, pemandian jenazah, hingga masuk kubur, menjadi bagian dari telaahnya.
Namun, tentu saja terdapat konsekuensi yang mengerikan atas keputusan itu. Di puncak cerita, Sita—yang masuk ke liang lahat—akhirnya benar-benar 'merasakan' bukti adanya siksa kubur, begitu pun dengan Adil yang turut membantu Sita.
ADVERTISEMENT
Beberapa scene horor diperlihatkan, menampilkan ending pertanyaan “Man Rabbuka?” yang mengindikasikan bahwa tokoh utama meninggal. Sebab dibuat menggantung, berbagai spekulasi muncul terkait waktu sebenarnya Sita dan Adil wafat.
Demikian ulasan mengenai setting waktu film Siksa Kubur, lengkap dengan teori-teori di baliknya. Semoga tulisan ini memberikan insight baru bagi para pembaca yang tertarik dengan film horror psychology tersebut. (NF)