Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Masih Banyaknya Penggunaan Bahan Pangan Berbahaya
25 Juli 2021 7:59 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Sinta Amalia Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Foto: pixabay.com](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1627175094/jsijetfqr2eisyypyfey_dnxmfr.jpg)
Peredaran Bahan Pangan Berbahaya
ADVERTISEMENT
Ternyata masih banyak loh bahan pangan berbahaya yang dijual di pasaran dan diolah menjadi makanan untuk dikonsumsi oleh banyak orang. Nah, biasanya bahan berbahaya atau bahan kimia yang dijual itu berupa asam benzoate, asam sitrat, sulfur dioksida, boraks, formalin, dan masih banyak lagi. Mau tau gak alasan kenapa masih saja banyak pedagang yang menggunakan bahan berbahaya tersebut? jawabannya adalah karena bahan tersebut lebih mudah diperoleh, harganya murah, membuat rasa yang tercipta lebih enak, makanan menjadi tahan lama dibandingkan menggunakan bahan alami saja, dan lain-lain. Padahal banyak loh bahan yang lebih sehat dan aman untuk digunakan yaitu bahan alami meliputi garam, gula, cuka, kayu manis, kluwak, dan lain-lain. Meskipun begitu, sangat disayangkan sekali mereka sudah nyaman menggunakan bahan berbahaya pada makanan dan membuat mereka jadi tidak peduli dengan kesehatan konsumennya.
ADVERTISEMENT
Menurut Undang – Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan bahwa penyelenggaraan pangan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar setiap manusianya. Nah, biasanya nih yang bertugas untuk mengawasi peredaran makanan agar tetap terjaga kualitasnya itu adalah BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Ditambah lagi dengan situasi seperti saat ini adanya Covid-19 pastinya peredaran makanan lebih diperketat. Tapi, dibalik itu pasti ada saja orang yang menghalalkan segala cara untuk dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Pokoknya nih yang mereka pikirkan itu cuma dirinya sendiri. Orang lain atau apapun itu tidak dipedulikan.
Apa saja sih bahan-bahan yang tidak sehat tapi sering digunakan dalam mengolah makanan? tentu saja jawabannya adalah boraks, formalin, pewarna buatan, dan lain-lain. Di mana jika salah satu dari bahan tersebut dikonsumsi maka akan terjadi gangguan di ginjal, hati, otak, dan gangguan lainnya. Ditambah lagi kebanyakan orang malah lebih suka jajan sembarangan karena tampilannya lebih menggoda.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa contoh kasus nih mengenai kandungan bahan berbahaya pada makanan, salah satunya itu yang terjadi pada tahun 2020. BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) pada saat itu mengambil sampel makanan yang dijual saat ramadhan dengan total 6.677 sampel di seluruh Indonesia. Dari hasil penelitian laboratorium menunjukkan bahwa ada 1,09% atau 73 sampel yang tidak memenuhi syarat. Sampel tersebut mengandung 45% Formalin, 37% Rhodamin B, 17% Boraks, dan 1% Metanil Yellow. Nah, di sini kita dapat melihat bahwa masih banyak sekali yang menggunakan bahan berbahaya pada makanan. Entah karena mereka yang menggunakan bahan tersebut tidak mengetahui dampaknya atau malah mereka sengaja melakukan itu karena alasan tertentu.
Padahal dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen sudah dijelaskan bahwa pelaku usaha tidak diperbolehkan atau dilarang memproduksi atau menjual makanan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Di mana setiap orang yang melanggar akan dikenakan sanksi administratif berupa denda, pemberhentian sementara, ganti rugi, dicabutnya izin produksi, dan ditariknya dari peredaran pasar maupun masyarakat. Selain itu juga, dapat dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak sebesar Rp 2 miliar.
ADVERTISEMENT
Gimana nih caranya untuk mengurangi penggunaan bahan pangan berbahaya? Nah, caranya itu bisa melalui pemerintah mengajak pelaku usaha terutama dalam bidang makanan olahan untuk saling bekerja sama agar tidak ada lagi yang menggunakan bahan berbahaya dan pemerintah harus lebih memperketat pengawasannya. Jangan sampai bahan berbahaya tersebut dapat dengan mudah terjual di pasaran.
Selain pemerintah, masyarakatnya juga harus ikut andil dalam melaksanakan hal tersebut. Jangan sampai pemerintahnya sudah tegas dan sudah mengajak bekerja sama tapi masyarakatnya malah mengabaikan.
Giliran nanti dihukum mereka tidak terima dan akan mengatakan bahwa mereka diperlakukan secara tidak adil. Padahal mereka sendiri yang melanggar aturannya. Kalau seperti ini terus, tidak akan terjadi hubungan baik yang diharapkan antara pemerintah dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, sangat penting untuk peduli terhadap kesehatan tubuh terutama dalam hal mengolah dan mengkonsumsi makanan. Jangan sampai makanan yang berbahan tidak sehat lebih dipilih untuk diolah atau dikonsumsi daripada makanan yang sehat. Makanan yang tidak sehat juga dapat dilihat nih dari segi tempat yang dibeli, cara memasak, dan cara menyajikan makanan tersebut.
Apalagi dalam situasi pandemi saat ini harus mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi serta selalu melakukan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selain itu juga, rasa kesadaran bagi pedagang makanan harus ada agar tidak lagi menggunakan bahan pangan berbahaya dalam olahannya dan menaati peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.