Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengapa Indonesia Belum Terlepas dari Impor Kedelai?
3 Januari 2023 20:27 WIB
Tulisan dari Sinta Nolydia Maehisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam konteks perdagangan internasional, impor mengacu pada proses membawa barang atau produk ke suatu negara dari negara lain. Negara yang melakukan impor disebut negara importir, sedangkan negara yang mengekspor barang atau jasa ke negara lain disebut negara eksportir. Impor biasanya dibeli oleh perusahaan domestik atau individu dari pemasok asing dan dikirim ke negara pengimpor, di mana mereka tunduk pada bea cukai dan peraturan impor lainnya. Impor dapat meningkatkan diversifikasi produk yang tersedia di pasar suatu negara dan meningkatkan kemakmuran rakyatnya, tetapi juga dapat mengurangi lapangan kerja di dalam negeri dan mengurangi pendapatan negara dari pajak.
ADVERTISEMENT
Adapun alasan mengapa suatu negara mengimpor barang atau jasa dari negara lain adalah untuk mendapatkan barang atau jasa yang tidak tersedia di dalam negeri atau yang hanya tersedia dalam jumlah terbatas, serta untuk memperoleh harga yang lebih murah di pasar internasional. Contohnya adalah Indonesia mengimpor kedelai dari negara lain.
Impor kedelai merupakan bagian penting dari perdagangan internasional. Beberapa negara mengimpor kedelai dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi kedelai dalam negeri. Kedelai biasanya diimpor untuk diolah menjadi produk olahan kedelai seperti tepung kedelai, minyak kedelai, dan susu kedelai, atau untuk diberikan kepada ternak sebagai pakan ternak.
Meskipun Indonesia merupakan negara pengekspor kedelai terbesar di dunia, negara ini juga mengimpor kedelai dari beberapa negara lain, terutama dari Amerika Serikat dan Brazil. Negara-negara lain yang juga mengimpor kedelai termasuk Cina, Jepang, Uni Eropa dan India. Sedangkan Indonesia mengimpor kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang tidak dapat dipenuhi oleh produksi kedelai dalam negeri. Oleh karena itu ada beberapa alasan mengapa Indonesia belum bisa terlepas dari impor kedelai:
ADVERTISEMENT
1. Luas lahan pertanian yang terbatas: Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas lahan pertanian yang terbatas. Hal ini membatasi kemampuan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri hanya dengan mengandalkan produksi dalam negeri saja.
2. Kualitas kedelai yang tidak selalu konsisten: Produksi kedelai di Indonesia masih tergantung pada cuaca dan iklim, sehingga kualitas kedelai yang dihasilkan tidak selalu konsisten. Negara lain mungkin memiliki teknologi pertanian yang lebih maju dan mampu menghasilkan kedelai berkualitas lebih tinggi.
3. Harga kedelai di pasar internasional yang lebih murah: Negara yang memiliki biaya produksi yang lebih rendah mungkin dapat menjual kedelai dengan harga yang lebih murah di pasar internasional. Indonesia mungkin akan mengimpor kedelai dari negara tersebut untuk memperoleh harga yang lebih murah.
ADVERTISEMENT
4. Kebutuhan protein hewani yang tinggi: Peningkatan konsumsi protein hewani di Indonesia telah meningkatkan permintaan terhadap kedelai sebagai bahan baku pakan ternak. Hal ini menambah kebutuhan kedelai di Indonesia.
5. Industri pengolahan kedelai yang terus berkembang: Indonesia juga memiliki industri pengolahan kedelai yang terus berkembang, seperti pembuatan tepung kedelai dan minyak kedelai. Hal ini menambah kebutuhan kedelai di Indonesia.
Upaya apa yang arus dilakukan pemerintah untuk meminimalisasi impor kedelai di Indonesia?
Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi impor kedelai adalah dengan meningkatkan produksi kedelai di dalam negeri. Pemerintah dapat memberikan dukungan kepada petani kedelai melalui program-program pertanian, seperti memberikan bantuan alat pertanian, pupuk, dan benih berkualitas tinggi, serta memberikan akses kepada teknologi pertanian terbaru.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pemerintah juga dapat meningkatkan promosi produk-produk yang menggunakan kedelai sebagai bahan baku, seperti tahu, tempe, dan kecap, agar lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Pemerintah juga dapat menetapkan tarif pajak atau bea masuk yang lebih tinggi untuk impor kedelai, sehingga harga impor kedelai akan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan harga kedelai produksi dalam negeri.