Konten dari Pengguna

Mengapa Tubuh Gendut Masih Dianggap Jelek di Mata Masyarakat?

sintadwiaristantia04
saya adalah seorang mahasiswi jurusan ilmu komunikasi universitas 17 agustus surabaya
16 Oktober 2024 17:35 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari sintadwiaristantia04 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber foto : diambil sendiri oleh penulis
zoom-in-whitePerbesar
sumber foto : diambil sendiri oleh penulis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Besar kecil tubuh tak mengurangi nilai manusia” mungkin kata tersebut tepat menggambarkan bagaimana stigma masyarakat terhadap orang yang memiliki tubuh gendut. Kecantikan seringkali diukur dengan standar yang sempit seperti tubuh yang langsing, kulit yang putih dan mulus. Standar kecantikan ini telah mempengaruhi cara pandang pada seseorang yang memiliki tubuh gendut. Salah satu stigma yang masih kerap terjadi adalah anggapan bahwa orang bertubuh gendut itu jelek, tidak menarik, dan tak memiliki fashion. Pandangan ini tidak hanya mencerminkan persepsi yang tidak adil, tetapi juga berpotensi merusak kesehatan mental dan emosional seseorang dan membuat nya menjadi kurang pecaya diri di hadapan banyak orang. Mengapa tubuh gendut sering dianggap kurang menarik?
ADVERTISEMENT
Budaya yang sedang populer, media sosial, film, dan iklan sering kali lebih menonjolkan gambaran tubuh yang ideal, jarang sekali hal yang ditampilkan dalam perkameraan menampilkan orang yang bertubuh besar, jadi Masyarakat sudah terbiasa melihat figur tubuh kurus yang sering kali tidak realistis, hingga tertanam dalam benak bahwa itulah definisi cantik. Akibatnya, siapa pun yang tidak sesuai standar tersebut dianggap kurang menarik. Namun pada kenyataannya, tubuh manusia diciptakan dalam berbagai bentuk dan ukuran yang semuanya memiliki keunikan dan nilai tersendiri, dan karena pengaruh media yang sangat kuat Masyarakat sering kali mengabaikan fakta dan terpaku dalam konsep kecantikan yang sangat terbatas.
Bahkan jika ditanya, orang bertubuh gendut juga merasa tidak mau memiliki tubuh seperti itu, tapi mau bagaimana lagi kita harus menerima bentuk tubuh apapun yang sudah di berikan. Saya
ADVERTISEMENT
kira mereka juga sudah berusaha untuk bagaimana menjadi standar yang telah tercipta dalam benak masyarakat. Di dalam sosial media yang saat ini banyak pengguna nya orang beranggapan kalau kamu cantik kamu aman, saya tidak setuju dengan perkataan seperti itu, karena pada dasarnya semua orang memiliki keindahan masing - masing yang tidak bisa di samaratakan.
Orang yang bertubuh gendut sering kali mendapat kan body shaming, badan mereka yang gendut sering kali disamakan dengan hewan yang bertubuh besar pula :
“Mirip gajah” “Kayak kuda nil” “Badak”
Itu lah kata yang sering di lontar kan kepada orang yang bertubuh besar. Tidak hanya mendapat kecaman dari Masyarakat, bahkan orang terdekat seperti keluarga pun dapat melontarkan kata- kata body shamming tersebut. Stigma masyarakat yang menganggap bahwasannya cantik harus kurus langsing, putih, tinggi menyebabkan terjadinya bullying. Apalagi di era sekarang orang bebas untuk mengakses sosial media, bullying secara online atau biasa kita sebut cyberbullying semakin marak terjadi. Hal tersebut lebih sering terjadi kepada individu yang memiliki bentuk fisik gendut. Tidak sedikit oknum melontarkan kata-kata yang menghina fisik seseorang berkedok memberikan saran, namun nyata nya mereka ingin menghina fisik individu tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain itu juga banyak yang menjadikan bentuk fisik seseorang sebagai bahan candaan baik di sosial media maupun di kehidupan nyata. Hal tersebut dapat berdampak buruk bagi individu yang mendapaatkan bully an tersebut. Rasa percaya diri yang ia punya akan menurun hingga timbul rasa insecure terhadap berat badan yang dmiliki. Tidak sampai disitu bahkan korban bullying akibat berat badan yang berlebih juga banyak yang mengakihiri hidupnya lantaran tidak kuat mendengarkan berbagai komentar terkait kondisi fisiknya.
Dari fenomena diatas sudah seharusnya di era sekarang stigma tersebut dihilangkan, karena pada dasarnya semua orang sempurna dengan fisik yang dimiliki. Tidak jarang individu yang memiliki potensi lebih tidak dapat bebas untuk berkspresi dan berkarya karena memiliki kondisi fisik yang gendut.
ADVERTISEMENT
Bagi saya, semua orang memiliki hak yang sama terlepas dari kondisi fisik yang dimiliki. Selagi kondisi fisik yang dipunya tidak mengancam kesehatan tidak masalah. Namun jika
menemui orang yang memiliki kondisi fisik yang gendut dan dapat mengancam kondisi kesehatannya kita berhak memberikan masukan, namun perlu diingat memberi nasehat boleh asal dengan kata-kata yang tepat. Seperti memberitahu pentingnya menjaga pola makan demi kesehatan dan tips & trick memilah makanan sehat yang tepat untuk dikonsumsi.