Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Sarang Burung Walet Indonesia Unggul di Tiongkok
27 November 2020 22:58 WIB
Tulisan dari Sintia Saeh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak pernah mendengar tentang sarang burung walet yang terkenal karena manfaatnya yang baik untuk kesehatan?
ADVERTISEMENT
Indonesia patut berbangga karena merupakan negara penghasil burung walet terbaik dan terbesar di dunia. Hal ini didukung oleh sumber daya alam yang kaya dan iklim yang tepat bagi hewan tropis termasuk burung walet untuk hidup dan berkembang di Indonesia
Manfaat Sarang Burung Walet bagi Kesehatan
Sarang burung walet yang terbentuk dari saliva burung walet terbukti mengandung protein, lemak, karbohidrat, zat besi, kalsium, garam anorganik, air, glyconutrients, dan asam amino yang bermanfaat baik untuk kesehatan. Kandungan nutrisi di dalamnya bervariasi, tergantung dari jenis dan tempat walet berkembang biak.
Dengan berbagai kandung nutrisi yang terdapat dalam sarang burung walet, berbagai penelitan membuktikan bahwa sarang burung walet bermanfaat sebagai antioksidan, meningkatkan daya tahan tubuh, membantu perkembangan sel dan regenerasi tulang dan kulit, serta mempercepat penyembuhan luka.
ADVERTISEMENT
Budaya Tiongkok Mengkonsumsi Sarang Burung Walet
Sarang burung yang terkenal sebagai Kaviar dari Timur merupakan bagian penting dari budaya Tiongkok, yang telah lama dihargai karena berbagai manfaat yang terkandung di dalamnya. Menurut penelitian, konsumsi sarang burung walet yang pertama sudah dimulai sejak Dinasti Tang (618 - 907 A.D) yang disajikan bagi kaisar Tiongkok sebagai makanan yang terlezat. Sejak itu, manfaat sarang burung walet telah didokumentasikan dengan hati-hati dan kemudian dikenal sebagai salah satu tonik terbaik dalam pengobatan tradisional Tiongkok selama periode terakhir dinasti Ming (1405 - 1433 M) dan awal dinasti Ching (1644 - 1911 M).
Karena kelangkaannya, sarang burung walet dianggap sebagai simbol kekayaan, kekuasaan, dan prestise. Selama berabad-abad, sarang burung walet telah dikonsumsi sebagai tonik kesehatan, mencerahkan kulit, mengurangi asma dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Selama beberapa tahun terakhir, konsumsi sarang burung walet di Tiongkok mengalami transisi dari makanan istimewa yang dikonsumsi oleh wanita menjadi makanan yang cocok untuk segala usia. Konsumsi sarang burung walet berkembang pesat di kalangan generasi muda yang berpendidikan tinggi, terutama yang lahir antara tahun 1985 dan 2000.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2019 lebih dari 60 persen pembelian sarang burung malalui JD.com, marketplace e-commerce terbesar kedua di Tiongkok, dilakukan oleh orang-orang yang berusia antara 16 dan 35 tahun.
Ekspor Sarang Burung Walet Indonesia Unggul di Tiongkok
Tiongkok merupakan konsumen terbesar sarang burung walet di dunia. Hal ini tentunya perlu dimanfaatkan dengan baik melalui sinergi yang menguntungkan bagi Indonesia sebagai produsen sarang burung walet terbesar dan Tiongkok sebagai konsumen sarang burung walet terbesar di dunia.
Menurut data dari China Chamber of Commerce of Medicine and Health Products Importers and Exporters, tiga negara pengimpor sarang burung walet terbesar di Tiongkok adalah Indonesia, Malaysia, dan Thailand.
Komoditas sarang burung walet yang diekspor ke Tiongkok harus memenuhi standar yang ditetapkan Pemerintah Tiongkok, memenuhi Protocol of Inspection, Quarantine, and Hygiene Requirements untuk impor produk sarang burung walet dari Indonesia ke Tiongkok.
Menurut data dari Kementerian Pertanian, terhitung pada Juli 2017, sebanyak 72,31 persen kebutuhan sarang walet Tiongkok di impor dari Indonesia. Nilai ekspor sarang walet ke Tiongkok mencapai US$ 40,43 juta. Naik 170 persen dari tahun 2016 yang hanya mencapai US$ 14,99 juta.
ADVERTISEMENT
Per tahun 2018, volume impor produk sarang burung walet Indonesia oleh Tiongkok mencapai 70.6 ton, menguasai 67.1 persen total impor sarang burung walet dari tiga negara yakni Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Tren konsumsi sarang burung walet di negeri tirai bambu telah menunjukkan kenaikan sejak tahun 2014 sampai dengan 2018.
Sementara itu, menurut data dari KBRI Beijing, pada periode Januari-Agustus 2020, total nilai impor sarang burung walet yang dilakukan Tiongkok sebesar 275,7 juta dolar AS. Dari jumlah tersebut, sebanyak 73,7 persen impornya berasal dari Indonesia sebesar 203 juta dollar AS, mengalami peningkatan sebesar 90,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada bulan Oktober 2020, Indonesia dan Tiongkok menandatangani Letter of Intent (LOI) untuk pembelian produk sarang burung walet senilai 150 juta dollar AS atau sekitar Rp 2,2 triliun yang akan dilakukan pada 2021. LOI ini diharapkan dapat meningkatkan nilai ekspor produk sarang burung walet Indonesia dan dapat memberikan kontribusi terhadap kinerja ekspor nonmigas nasional.
ADVERTISEMENT
Nah, ternyata sarang burung walet bukan hanya baik untuk kesehatan fisik konsumennya tapi juga merupakan komoditas perdagangan yang penting untuk perekonomian Indonesia dan negara mitra.