Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten Media Partner
Kisah Elizabeth Bathory, Wanita Paling Kejam Sepanjang Sejarah
17 Januari 2019 18:30 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:49 WIB
ADVERTISEMENT
SINYALMAGZ.com – Elizabeth Bathory tercatat sebagai wanita terkejam sepanjang sejarah. Bahkan, dirinya masuk dalam Guinness Book of Records sebagai wanita pembunuh dengan korban terbanyak.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, dalam kurun waktu 25 tahun, ia telah menyiksa dan membunuh 612 gadis muda.
Elizabeth Bathory de Ecsed (1560-1614 M) adalah seorang bangsawan dari Kerajaan Hungaria. Ia juga merupakan sepupu dari Stefan Bathory, Raja Polandia.
Tahun 1575, pada usia 15 tahun, Elizabeth menikah dengan Ferenc Nadasdy, putra bangsawan Eropa. Sebuah rumah di Kastil Csejte menjadi hadiah pernikahan untuk Elizabeth dari Nadasdy.
Sepuluh tahun pernikahan mereka, Elizabeth tidak memilik anak, karena ia dan Nadasdy hanya memiliki sedikit waktu untuk bersama. Terlebih, ketika Nadasdy tengah giat mengejar kariernya.
Sekitar tahun 1585, Elizabeth melahirkan seorang anak perempuan yang ia beri nama Anna. Sembilan tahun berikutnya Elizabeth melahirkan dua anak perempuan, Ursula dan Katherina. Pada tahun 1598, ia melahirkan putra pertamanya yang diberi nama Paul.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1600, Nadasdy meninggal di usia 51 tahun.
Setelah kematian Nadasdy, mulai muncul desas-desus, di mana Elizabeth melakukan pembunuhan berantai.
Elizabeth Bathory de Ecsed (1560-1614 M).
Dalam usianya yang mulai memasuki 40 tahun, Elizabeth takut kehilangan kecantikannya karena penuaan.
Hingga suatu hari, seorang pelayan yang sedang menyisir rambut Elizabeth secara tidak sengaja menarik rambutnya. Elizabeth lalu menampar pelayan itu dengan keras hingga berdarah.
Melihat darah pelayan tersebut mengenai tangannya, ia segera berpikir bahwa darah tersebut akan memberinya kesegaran dan awet muda.
Kekejaman pun dimulai.
Awalnya, Elizabeth hanya membunuh pelayan-pelayan di kastilnya. Kemudian putri-putri petani setempat.
Bahkan, beberapa gadis dikirim ke kastilnya dengan dalih untuk belajar etika dan sopan santun.
ADVERTISEMENT
Elizabeth juga membuka lowongan kerja fiktif bagi gadis-gadis desa agar mau datang ke kastilnya.
Setelah berhasil memancing korbannya, Elizabeth akan menyiksa mereka sampai mati.
Cara yang dilakukannya pun sangat kejam. Elizabeth akan menggigit, memukul, membakar, memutilasi, hingga membiarkan korban kelaparan sampai mati.
Elizabeth kemudian memerintahkan para budaknya untuk mengumpulkan darah mereka dalam sebuah ember, lalu dituang ke dalam kolam permandiannya.
Namun, Elizabeth hanya akan memilih darah wanita muda yang masih perawan saja.
Ia berkeyakinan bahwa dengan mandi darah seorang gadis perawan, maka penuaan tidak akan terjadi pada dirinya.
Halaman selanjutnya:
The post