Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Minggu, 7 Desember 2018
7 Januari 2018 22:48 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
Tulisan dari Siro Manungso tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
‘’Mau ke kota X malam ini, bisa ketemu?’’ pesan saya singkat di WA.
ADVERTISEMENT
Ini di luar kebiasaan. Saya jarang menghubungi teman, terutama teman lama, kalau mau berkunjung ke kota tertentu.
Kadang merasa hanya akan mengganggu rutinitas yang bersangkutan. Lagian kalau dengan teman lama, yang sudah bertahun tahun tidak bertemu, saya kadang merasa kebingungan harus membicarakan apa kecuali bernostalgia. Dan saya tidak terlalu suka dengan nostalgia.
Tetapi dengan teman ini entah kenapa saya seperti mempunyai keharusan.
Dia teman lama. Teman satu kelas SMA. Teman main. Teman belajar. Hampir 35 tahun tak bertemu.
Ketika mendapat jawaban, ‘’Aduh aku sedang keluar kota,’’ saya agak kecewa.
Sekitar lima menit kemudian dia menambahi, ‘’Aku pulang malam ini. Kita besok ketemu pagi di hotelmu.’’
Saya membatin dan tersenyum, ‘’Masih sama seperti dulu rupanya kawan ini.’’ Selalu ingin bertemu teman dan bersilaturahmi.
ADVERTISEMENT
Saya tak terlalu kaget ketika pagi-pagi sekali ada pesan masuk, ‘’Aku sudah di lobi.’’
Saya bergegas turun. Bertemu. Berpelukan. Tertawa gembira. Dan langsung berbincang-bincang tentang apa saja seperti persis 35 tahun yang lalu, seolah kami masih tiap hari bertemu.
Rasanya belum puas kami berbincang-bincang ketika saya harus segera mendatangi sebuah kampus untuk berseminar, alasan mengapa saya datang ke kota itu. ‘’Aku antar kamu,’’ katanya.
Begitu sampai di kampus, ia berkata, ‘’Aku jemput habis acaramu selesai.’’
Usai acara saya diajak kerumahnya yang ternyata dekat sekali dengan kampus tempat seminar. Lagi-lagi kami ngobrol hingga mepet waktu untuk ke stasiun. ‘’Aku antar kamu,’’ katanya persis seperti ketika mau mengantar saya dari hotel ke kampus tempat seminar.
ADVERTISEMENT
Di stasiun kami berpisah. ‘’Ketemu-ketemulah dengan teman-teman lain. Kalau pas ada reuni datanglah. Bersilaturahmi. Baik untuk kita yang semakin menua,’’ katanya mengingatkan
Aku mengangguk. Aku pandang wajahnya. Kecuali bertambah tua 35 tahun, pertemanan kami masih sekuat dulu.