Selasa, 26 Desember 2017

Terkadang tergoda untuk tak menulis di catatan harian ini. Karena merasa tak ada yang bisa aku sampaikan.

Hariku berjalan terlalu biasa. Tak ada yang istimewa aku lihat ataupun alami. Pun aku sedang tak memikirkan apa-apa. Sedang tak membaca sesuatu yang menarik.

Tetapi aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk tak putus apapun yang terjadi. Dan janji harus ditepati. Kalaupun itu (atau justru malah) janji pada diri sendiri.

Hari ini adalah salah satu hari itu.

Seharian aku hanya di rumah tanpa berbuat apapun. Tidur. Kelelahan setelah tiba dari perjalanan luar kota.

Kelelahan yang tidak perlu sebenarnya.

Aku mempunyai dua pilihan untuk melakukan perjalanan menggunakan pesawat atau kereta. Dengan kereta aku memerlukan lama perjalanan sekitar delapan jam. Sementara dengan pesawat hanya satu jam.

Aku memilih kereta karena permintaan istri. Aku turuti karena kasihan, ia tidak terlalu suka naik pesawat karena punya phobia. Tidak terlalu parah. Tapi kalau punya pilihan ia akan selalu menghindari naik pesawat.

Aku turuti karena merasa tidak boleh terlalu manja. Ribuan manusia terbiasa menggunakan kereta untuk bepergian –terpaksa atau tidak-- dan baik-baik saja.

Aku turuti karena juga untuk selalu melatih berempati kepada mereka yang tidak cukup beruntung punya dana untuk selalu bisa bepergian jarak jauh menggunakan pesawat. Untuk mengerti rasanya. Bukan berarti aku tak pernah naik kereta. Tetapi sudah sangat jarang. Teramat jarang malah.

Dengan berbagai alasan itu perjalanan kembali aku Jakarta aku lakukan dengan kereta.

Celakanya aku memang terlalu manja. Ternyata badanku tak sekuat yang aku sangka. Badan terasa capek berlebihan dan membutuhkan waktu pemulihan seharian.

Atau mungkin umur saja yang sudah beranjak tua. Ah…. tapi itu manja juga. Banyak orang yang lebih tahu dari aku tak masalah melakukan perjalanan panjang menggunakan kereta. Malah kereta dengan fasilitas yang jauh lebih kurang dari yang aku gunakan.

Begitulah aku.