Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
ART IDOL (Bab 1)
15 November 2024 22:49 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Fransisca Susanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sinopsis:
Elizabeth Goldspencer alias Liza, harus mengalami kenyataan pahit. Ayahnya, Erick Goldspencer yang seorang CEO alat olahraga mengalami kebangkrutan akibat kecanduan slot judi. Ia pun kabur ke tanah kelahirannya, Amerika Serikat tanpa mempedulikan nasib istri dan anak gadis semata wayangnya. Eliana Goldspencer yang masih jelita dalam usianya yang menginjak 35 tahun pun segera menikah lagi dengan teman SMU-nya, Andara Setiawan. Karena ia sangat membenci Erick Goldspencer, ia tak mau menerima Liza. Sang anak tiri pun harus hidup mandiri.
ADVERTISEMENT
Dengan rekomendasi dari sang ayah tiri, Liza pun bekerja sebagai ART di rumah indah milik Andrew Juana (Andy), CEO muda berusia 27 tahun yang merupakan jenius IT. Ia yang biasa hidup mewah, harus merasakan suka duka menjadi ART. Tak hanya sikap Andy yang sedingin es yang harus ia hadapi, melainkan Bu Juana, sang sosialita gaek yang tahu benar cara menindas si ART amatiran.
Liza terkenal sebagai ART idol di lingkungan Nirvana, perumahan elit tersebut. Tak hanya cantik jelita, ia pun sangat modis persis KIdol. Tentu saja Liza merupakan ancaman berat bagi para emak-emak bersuami.
Bab 1
“Liza, apakah kau yang memesan 100 porsi ayam geprek ini? Kau akan mengadakan pesta tanpa memberitahu Andy atau pun saya terlebih dahulu?” Tanya Bu Juana dengan nada sedingin es.
ADVERTISEMENT
Liza menggelengkan kepala dengan tegas. “Tidak, Bu. Mana berani saya bertindak serampangan.”
Bu Juana berdecak. “Saya sudah memperingatkanmu berulang kali.”
“Memperingatkan apa ya, Bu?” Tanya Liza dengan raut wajah sepolos meerkat.
“Anak muda zaman sekarang pikun. Masa kau tak ingat juga peraturan pertama di rumah ini? Jangan panggil saya Ibu atau gajimu akan dipotong!”
“Boss?”
“Memangnya saya keluarga Godfather? Panggil saya Kak Alya,” sahut Bu Juana dengan angkuh. Ia pun membuka kaca hias Rusia-nya yang berbentuk oval dan menatap wajahnya yang rupawan. “Saya tak tampak tua, kan?”
Belum sempat Liza menjawab pertanyaan sang ibu majikan, Pak Kurir menyela dengan nada tak sabar, “Jadi, siapa yang akan membayar order makanan atas nama Nona Liza?”
ADVERTISEMENT
“Tidak ada. Ini orderan fiktif,” tegas Bu Juana.
Pak Kurir mendesah, “Ada saja orang yang usil.”
“Bapak tidak mengalami kerugian, kan? Tinggal membuat laporan bahwa ini orderan fiktif,” ujar Liza.
“Iya, makanan ini juga harus saya bagikan ke panti asuhan dan didokumentasikan.”
Bu Juana mengerutkan hidungnya yang mungil dan sempurna berkat operasi plastik di Seoul, Korea Selatan. “Bagaimana jika saya membeli seluruh makanan ini? Tapi tolong tag Instagram saya @alyajuana. Kebetulan bulan ini saya belum melakukan aksi sosial.”
“Saya jadi merasa tak enak. Jangan merasa terpaksa! Kantor yang akan menanggung kerugian orderan fiktif ini,” ujar Pak Kurir.
“Kau meragukan kemampuan finansialku?” Sentak Bu Juana.
Pak Kurir menatap Bu Juana dari ujung kepala hingga sepatu high heelsnya yang merupakan keluaran terbaru Channel. Ia baru menyadari bahwa ia berhadapan dengan sosialita papan atas.
ADVERTISEMENT
Bu Juana sejelita Selena Gomez, penyanyi eksotis keturunan Meksiko. Tak akan ada yang menyangka ia sudah berusia 60 tahun karena kulit wajahnya kencang dan mulus. Perawakannya pun langsing. Ia tampak seperti baru menginjak usia 30 tahun. Tak ada yang murah dengan diri Bu Juana. Gaun satin hijaunya buatan rumah mode Valentino. Tas kulit putihnya yang dihias paku-paku perak merupakan produk Louis Vuitton edisi terbatas yang hanya ada 100 buah di dunia. Hasil make up-nya tampak alami. Proses make up tersebut sangat rumit dengan 15 tahap pengerjaan dan melibatkan 10 jenis make up dan 5 jenis skin care. Liza mengetahuinya karena ia diminta Bu Juana untuk memvideokannya untuk reel Instagram dengan tema Nude Look.
ADVERTISEMENT
“Terima kasih banyak, Kak Alya yang murah hati,” kata Pak Kurir. Ia sungguh kagum dengan Bu Juana yang cepat tindak.
Liza mendeham dan memohon. “Kak Alya, boleh tidak saya minta 1 porsi ayam gepreknya. Kebetulan cacing perut saya demo.”
“Terserah kau,” ujar Bu Juana tak peduli.
Liza tersenyum gembira. “Yeay! Terimakasih banyak, Eonni cantik.”
Pak Kurir yang masih berusia 25 tahun pun mengalihkan pandangan ke Liza. Jantungnya serasa dihantam meteor. Jika Bu Juana itu anggun dan mempesona, maka Liza itu imut dan sesegar stroberi. Tadi ia sangat gugup dengan orderan fiktif sehingga tak menyadari Liza ini merupakan tipe idealnya. Apakah ia bagian rusuknya yang hilang selama ini?
“Mengapa Pak Kurir bengong seperti sapi ompong?” Tanya Liza tak berperasaan. Ia langsung menyambar 1 porsi nasi ayam geprek yang digenggam erat oleh tangan kanan Pak Kurir yang membatu. “Kak Alya mau, tidak? Masa Kak Alya yang membeli seluruh makanan ini, tak mau mencoba?”
ADVERTISEMENT
Bu Juana mengibaskan tangan kanannya. “Ah, saya tak pernah makan hidangan gorengan seperti itu. Tak higienis. Berlemak. Kau juga harus menjaga kerampingan tubuhmu. Kau harus ingat! Selain sebagai asisten rumah tangga Andy, kau juga asisten pribadiku yang merupakan sosialita terpandang.”
Virus sapi ompong semakin melanda diri Pak Kurir yang kembali merasa berusia 17 tahun. Ia merasa jarak sosial yang membentang tiba-tiba menyempit. “Nona Liza asisten rumah tangga? Secantik K-Idol ini?”
Bu Juana tertawa renyah. “Tentu saja Liza cantik. Saya tak akan menerima Liza bekerja di sini jika penampilannya tak di atas standar. Saya sangat memuja kecantikan. Semua hal yang berada di sekeliling saya haruslah indah.”
Pak Kurir tiba-tiba merasa kedua kakinya begitu berat untuk meninggalkan Liza yang baru saja diangkat sebagai bidadari pujaannya. Dengan t-shirt merah muda dan celana panjang hitam, Liza tampil menawan ala Blackpink. Ia mengucek-ngucek kedua matanya. Sekejap ia berhalusinasi menikah dengan Liza dalam balutan baju pengantin adat Jawa Tengah. Mereka berdua diarak mengelilingi kampung dengan naik becak berhiaskan umbul-umbul pelangi. Ah, sungguh indah jika hal tersebut menjadi kenyataan.
ADVERTISEMENT
“Maaf, saya sangat sibuk! Jika sudah tak ada keperluan lagi, kita sudahi pertemuan ini!” Tegas Bu Juana. Ia tertawa dalam hati. Mata pria memang liar jelalatan. Tak bisa melihat barang bagus sedikit.
Pemuda kurir itu tubuhnya cukup tinggi dan tegap. Tapi wajahnya terlampau maskulin dan kasar untuk selera Bu Juana yang artistik. Ia memang lebih menyukai tipe androgini seperti Mika, kekasih berondongnya yang baru saja berulangtahun ke-27.
Bu Juana terpekik ketika melihat jam dinding di ruang tamu menunjukkan pukul sepuluh pagi. “Liza, segera siapkan mobil sedan putihku. Kau bisa menyetir, kan? SIM-mu masih aktif? Kita akan pergi ke White Café untuk menghadiri arisan bulanan Pretty Club.”
Liza pun menganggukkan kepala dengan antusias. Pekerjaan asisten rumah tangga ini ternyata cukup menarik. Ia hampir praktis tak bekerja berat. Walaupun Bu Juana seangkuh merak dan serewel burung nuri, tapi ia tak pernah menuntutnya untuk melakukan kerja kasar.
ADVERTISEMENT
Semua hal di rumah putih bertingkat dua ini sangat praktis. Liza hanya perlu mencuci bedcover dan seprai dengan mesin cuci. Pakaian Andrew Juana (nama panggilannya Andy) dan ibunya, Bu Juana dicuci di laundry. Seisi rumah dibersihkan oleh Bu Irma yang datang setiap pukul 7 pagi dan pulang pukul 4 sore. Pak Danu, si tukang kebun, hanya bekerja saat akhir pekan. Sang majikan utama, Pak Andy jarang berada di rumah untuk makan. Sementara Bu Juana selalu makan hidangan sehat dari catering mahal.
“Saya tak ingin asisten rumah tangga yang penyakitan. Kau juga harus menjaga bentuk tubuhmu karena kau juga berfungsi sebagai asisten pribadiku yang tampil saat live tiktok.”
Liza pun dipesankan makanan sehat serupa dengan yang disantap Bu Juana. Nasi merah, dada ayam yang direbus dengan bawang putih dan kecap asin, brokoli kukus dengan saus keju richotta, dan salad buah segar. Atau, roti gandum dengan potongan salmon asap, saus yoghurt, selada, dan buah anggur hijau. Seharusnya, ia sangat bersyukur memperoleh majikan yang murah hati. Tapi memang manusia tak pernah puas. Kadang-kadang ia merindukan makanan berlemak seperti ayam goreng crispy atau ayam geprek!
ADVERTISEMENT
“Aduh! Elizabeth Goldspencer, tak perlu kau bawa bungkusan itu. Kita akan makan enak di White Café. Jangan kampungan! Katanya, kau berasal dari keluarga cukup berada. Tapi tata krama-mu masih kurang,” ujar Bu Juana sepedas mercon.
Liza pun menatap sedih kotak berisi nasi ayam geprek yang masih hangat tersebut. Aromanya sungguh menggoda. Jauh di mulut, dekat di hati. Ia tak menyangka kejutan lain akan menantinya keesokan hari. Dan siapa yang akan menyangka jika memiliki majikan seperti Bu Juana yang menuntut perhatian 100%.