Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ramadan Memang Indah, Persiapan, Perayaan, dan Makna Idul Fitri
13 Mei 2022 22:09 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Fransisca Susanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ramadan tahun ini begitu meriah. Persiapan dan perayaan Idul Fitri yang bermakna sungguh merupakan mozaik kenangan yang indah.
ADVERTISEMENT
* Persiapan Ramadan
Saat bulan Ramadan, aku berencana menjual takjil dan kue kering. Tapi karena harga bahan naik, rencanaku pun tak terwujud. Walaupun demikian, Ibu beberapa kali membuat takjil berupa kolak pisang untuk disantap sendiri walaupun budgetnya lumayan juga padahal bahannya hanya pisang kepok, santan kelapa, gula pasir, gula Jawa, dan daun pandan yang dipetik di taman perumahan (boleh bebas petik). Keistimewaan kolak pisang buatan Ibu ialah kuahnya manis, kental, dan beraroma pandan. Jika didinginkan, kuahnya terasa seperti susu. Pisangnya pun manis dan empuk.
Penjual pisangnya begitu baik hati memberi diskon tanpa diminta karena melihat ekspresiku yang melayang-layang. Ia berkata, "Bapak sudah bahagia jika pisang ini disantap sebagai takjil. Tak apa dijual murah."
ADVERTISEMENT
Biasanya, saat bulan Ramadan aku antusias berjualan t-shirt dan polo shirt. Tapi, tahun ini sangat sepi orderan. Aneh memang. Biasanya, dulu ada saja yang membeli t-shirt dan polo shirt. Memang harga produk fashion brand lokal yang kujual bersaing dengan harga produk import yang jauh lebih kompetitif. Sepertinya, branding harus lebih dilakukan oleh brand lokal. Misalnya, menciptakan slogan dan storytelling. Sebenarnya, berjualan online juga memakan banyak tempo. Tak semudah yang dibayangkan karena harus sering posting di media sosial pribadi dan feed marketplace. Jika memasang iklan, tetap harus memperhatikan harga kompetitor karena berjualan produk di market place merupakan pasar persaingan sempurna. Apalagi jika kita merupakan reseller. Sekarang ini bisnis sangat dinamis. Rasanya lelah juga untuk menerapkan strategi pemasaran yang sesuai untuk masa sekarang seperti membuat konten video di Tiktok ataupun IG reels. Ini PR sekali untuk penjual yang introvert sepertiku.
ADVERTISEMENT
Tidak ada persiapan menghadapi Ramadan selain doa karena penghasilan tergerus. Sebenarnya, persiapan snack saat hari Lebaran ialah membuat kacang goreng. Tapi, kacang goreng tersebut dengan cepat lenyap dari peredaran jauh sebelum hari H :P
Allah Swt memang memberikan jalan yang unik. Selama bulan Ramadan tahun ini, cukup rezeki untuk makan padahal hidup hari demi hari. Rezeki datang tak terduga. Memang cinta Allah Swt tiada batas.
* Hari Lebaran
Gema takbir berkumandang merdu. Seperti tahun lalu, tahun ini pun aku merayakan Lebaran di kostan bersama keluargaku. Hantaran ketupat, ayam opor, dan snack dari kerabat sangat menghangatkan hati karena rasa tulus yang tersirat.
Sahabatku pun tiba-tiba mengirimkan hantaran Lebaran, yaitu peach gum, dessert sehat ala RRC yang sedang viral dan dodol. Rupanya, ia mengirimkan peach gum karena mendengar kabar aku sakit liver dan kantung mataku cekung menghitam. Padahal aku bingung cara menyantap frozen dessert eksotis tersebut. Apakah langsung disantap setelah mencair atau dipanaskan dulu? Maklum pengalaman kulinerku konvensional :p
ADVERTISEMENT
Siang harinya aku merayakan Lebaran secara virtual dengan Teman kumparan di event Youtube. Seru juga menonton acara mudik di beberapa penjuru Nusantara. Event Lebaran kumparan diawali dengan sambutan idolaku, Pak Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat yang pandai berpantun ria.
Setelah 2 tahun tak bisa mudik karena pandemi COVID-19, para pemudik pun begitu antusias mudik. Sebenarnya, tanteku pun sudah menelepon, "Kapan mudik ke Bandung?"
Tapi, ibuku masih rentan dengan virus COVID-19 dan lebih memilih merayakan Lebaran secara virtual. Yang terpenting tali silaturahmi tetap terjaga.
* Makna Lebaran Tahun Ini Bagiku
Lebaran membuatku merenung lebih dalam, yaitu suatu kesadaran bahwa janganlah diri kita menjadi manusia yang apatis, manusia yang tak peduli sesama, manusia yang memberi bantuan dengan pamrih, manusia yang tersesat dalam kegelapan karena materi dan rasa jealous. Setiap orang memiliki beban tersendiri dalam kehidupan. Tak perlu membuang tempo yang berharga dalam hidup hanya untuk pikiran negatif. Ramadan tidak hanya mendekatkan diri dengan Allah Swt, tapi membuat hati kembali dekat dengan sesama. Segala kesalahpahaman pun menghilang, berganti dengan rasa haru.
ADVERTISEMENT
Aku bukan manusia sempurna. Tak ada manusia yang sempurna. Tapi, manusia merupakan makhluk Allah Swt yang paling sempurna karena ketaksempurnaannya.
Ramadan mempersatukan umat-Nya dalam doa dan silaturahmi. Saling berbagi haru kebahagiaan. Tak ada yang 100% benar. Tak ada yang 100% salah. Hanya ada rasa saling menghargai dan menyayangi.
Bagi kita semua,
Ramadan memang indah…
Selamat Idul Fitri 1443 H.
Semoga Allah Swt. memberkati kita semua.🙏