Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
UMKM Bangkit Bersama JNE
21 Mei 2023 14:33 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Fransisca Susanti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Artificial Intelligence (AI) dan JNE
Artificial Intelligence (AI) merupakan kecerdasan buatan yang diciptakan oleh Geoffrey Hinton untuk memecahkan masalah dan mengurangi human error. Perusahaan ekspedisi menerapkan teknologi tersebut untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam proses pengiriman. Oleh karena itu, pada pertengahan tahun 2019 PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) menerapkan Artificial Intelligence (AI) dan Machine Learning melalui Autonomous Data Warehouse Cloud. Fitur tersebut merupakan teknologi terbaru dari Oracle. JNE juga menggunakan robot Automatic Sorting Center dengan kemampuan sortir hingga 1 juta barang per hari. Teknologi AI dalam proses pengiriman meningkatkan kepuasan pelanggan berkat integrasi data secara real time.
ADVERTISEMENT
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Pandemi COVID-19 merombak gaya hidup dan sistem perekonomian masyarakat. Pembatasan sosial mendorong masyarakat untuk berdiam diri di rumah dan Work from Home. Online shopping yang memanfaatkan jasa ekspedisi pun berkembang pesat. Di sisi lain, banyak usaha offline yang tutup, seperti usaha ritel, restoran, cafe, hotel, dan juga UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Berdasarkan survei dari UNDP dan LPEM UI, saat dua tahun pertama pandemi COVID-19, yaitu pada tahun 2020-2021, UMKM mengalami kesulitan dalam berusaha. Lebih dari 48% UMKM mengalami masalah rantai pasok (supply chain), yaitu suplai bahan baku akibat dampak kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam mengatasi pandemi COVID-19. Saat itu 77% UMKM mengalami penurunan pendapatan, 88% UMKM mengalami penurunan permintaan produk (demand on product), dan 97% UMKM mengalami penurunan nilai aset.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM), total UMKM di Indonesia pada tahun 2022 ialah 8,71 juta unit usaha sehingga UMKM merupakan unit usaha yang strategis. Saat krisis ekonomi melanda pada tahun 1998, Indonesia dapat bertahan karena UMKM. Oleh karena itu, UMKM yang merupakan unit bisnis yang ramping diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan ekonomi rakyat. Menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, jumlah UMKM mencapai 99% dari keseluruhan unit usaha. UMKM berkontribusi 60,5% terhadap PDB dan 96,9% terhadap total penyerapan tenaga kerja. UMKM merupakan kesempatan sekaligus tantangan bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Menurut UU No. 20 Tahun 2008, usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Sedangkan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021 UMKM diklasifikasikan sebagai berikut. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan. Usaha Mikro dengan aset hingga 1 Milyar Rupiah. Usaha kecil memiliki aset lebih dari 1 Milyar Rupiah hingga 5 Milyar Rupiah. Sedangkan usaha menengah memiliki aset lebih dari 5 Milyar Rupiah hingga 10 Milyar Rupiah.
ADVERTISEMENT
Pasca pandemi tantangan pelaku usaha berubah. Mayoritas konsumen sensitif terhadap harga produk karena daya beli menurun. Oleh karena itu, usaha yang bertahan ialah usaha yang menerapkan prinsip economic of scale, yaitu kualitas produk bagus dengan harga kompetitif. Hal tersebut dapat dicapai dengan peningkatan efisiensi dan produktivitas serta inovasi teknologi.
Pemerintah RI pun mendorong UMKM agar dapat bangkit dari keterpurukan selama masa pandemi Covid-19 dengan berbagai kebijakan strategis, yaitu Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR), Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), Subsidi Bunga/Margin Non-KUR, BantuanTunai Pedagang Kaki Lima, Warung, dan Nelayan (BTPKLWN), dan program Bangga Buatan Indonesia (BBI).
UMKM diharapkan agar memperluas pangsa pasarnya dengan ekspor dan meningkatkan daya saingnya dengan inovasi teknologi dalam menghadapi tantangan era Industri 5.0. Berdasarkan Uni Eropa, Industri 5.0 memiliki visi selain mencapai efisiensi dan produktivitas, industri juga harus berkontribusi pada masyarakat dengan peningkatan kesejahteraan pekerja yang merupakan pusat produksi dan penerapan teknologi mutakhir untuk kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan dengan mempertimbangkan limit produksi dari bumi. Di sisi lain, UMKM memiliki keterbatasan modal untuk ekspansi dan menjawab tantangan era Industri 5.0, yaitu Global Value Chain (GVC), Global e-commerce, dan teknologi hijau (green productivity). Berdasarkan data Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), sekitar 46,6 juta dari total 64 juta UMKM di Indonesia mengalami kesulitan menjangkau akses permodalan baik perbankan maupun Lembaga keuangan lainnya. Oleh karena itu, Pemerintah memberikan fasilitas pembiayaan demi pengembangan UMKM, seperti Bank Wakaf Mikro, Kredit Usaha Rakyat (KUR), Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL), dan Mekaar PNM. UMKM dapat bangkit dan mengakses KUR sesuai dengan skala bisnisnya. Skema KUR terdiri dari KUR Super Mikro, KUR Mikro, KUR Kecil, KUR Khusus, dan KUR PMI.
ADVERTISEMENT
Untuk bangkit, UMKM menghadapi berbagai tantangan. Selain inovasi teknologi, efisiensi, produktivitas, dan akses pembiayaan, UMKM juga harus menerapkan branding, pemasaran, peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia dengan training, dan basis data tunggal (teknologi cloud).
Jika memiliki budget, UMKM sebaiknya memiliki platform atau aplikasi untuk berbelanja menyerupai online marketplace. Sebagai strategi pemasaran, UMKM juga dapat menerapkan program gratis ongkir, diskon, cashback, point, affiliate marketing, dll. Tapi jika UMKM tidak memiliki budget berlebih, UMKM sebaiknya menerapkan branding di media sosial, membagikan sampel, dan berjualan di online market place.
UMKM seharusnya melakukan kolaborasi atau network untuk mencapai keberlanjutan usaha. Kolaborasi dapat dilakukan dengan pihak ekspedisi pengiriman, e-commerce, influencer, blogger, dll.
Hepina D’Caters dan Ayam Bakar Puncak
Hepina D’Caters merupakan usaha catering makanan yang dikelola oleh Pak Khaerul dan keluarganya. Pak Khaerul belajar kuliner secara autodidak. Usaha catering tersebut dilakukan pada event tertentu seperti event Ramadan, pernikahan, arisan, dll dengan budget disesuaikan keinginan pelanggan.
ADVERTISEMENT
Ayam Bakar Puntjak.
Awalnya, Pak Khaerul merintis usaha Ayam Bakar Puntjak dengan menu andalan ayam bakar dan ayam goreng dengan sambal lalab di Puncak, Bogor. Daya tarik kuliner tersebut ialah menggunakan rempah-rempah yang pekat sehingga rasanya sangat khas tradisional.
Usaha kuliner tersebut kemudian berkembang menjadi usaha catering. Bahkan, Pak Khaerul mengembangkan bisnis kulinernya menjadi frozen food dan mengekspor ke Jepang. Sayangnya, usaha frozen food tersebut belum memiliki sertifikat pangan yang menjadi persyaratan ekspor sehingga produk tersebut dicekal dan Pak Khaerul menderita kerugian yang besar.
Menurut Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM), pangan olahan beku (frozen food) merupakan pangan olahan yang diproduksi dengan memanfaatkan proses pembekuan pada suhu -18 oC sepanjang rantai distribusi dan penyimpanan. Berdasarkan UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan PP No. 86 Tahun 2019 tentang keamanan pangan, frozen food yang memiliki masa simpan 7 hari atau lebih dan diproduksi secara massal wajib memiliki izin edar dari BPOM. UU no. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja menyatakan Perizinan Usaha. Sertifikat Halal diperlukan untuk meyakinkan umat Muslim akan kandungan dan proses pengolahan pangan. Thailand yang bervisi Kitchen of the World, menyadari potensi pangan Halal yang memiliki pangsa pasar besar sehingga Thailand mendirikan the Central Islamic Council of Thailand (CICOT) dan the Halal Science Centre Chulalangkorn University.
Sebaiknya usaha kuliner memiliki sertifikat Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) yang merupakan implementasi manajemen risiko untuk menganalisis titik kritis sepanjang rantai pasok dan proses pengolahan pangan. Dengan sertifikat HACCP yang diakui secara internasional tersebut, kualitas keamanan pangan dapat terjaga dan pangsa pasar terbuka luas.
ADVERTISEMENT
Walaupun Pak Khaerul menderita kerugian akibat masalah sertifikasi pangan, ia tak gentar dan tetap bangkit untuk melengkapi sertifikat pangan. Setiap harinya di Jalan Anyelir Blok A5 No 2, Bogor Tengah, Pak Khaerul menjual kuliner Indonesia seperti ayam bakar, ayam goreng, ayam geprek, ayam rica-rica, dan nasi goreng. Ia juga menjual kuliner China seperti puyunghay, capcay, ayam goreng mentega, ayam kuluyuk, mun tahu, mie goreng spesial, kwetiaw goreng seafood, dan bihun goreng. Menu favoritku ialah ayam bakar dan puyunghay. Menyantap kuliner tersebut membangkitkan kenangan manis masa kecilku karena kuliner Pak Khaerul khas tempo dulu. Rasanya enak dengan aroma rempah yang menyengat. Tak terlupakan.
Kolaborasi JNE dan UMKM
Untuk mengembangkan UMKM, JNE menghadirkan Pesanan Oleh-oleh Nusantara (PESONA), Super Speed (SS), dan Roket Indonesia. PESONA merupakan layanan pengiriman kuliner khas Indonesia dari daerah asalnya. Kuliner tersebut telah lolos uji kelayakan dan masa uji coba selama hampir setahun sehingga layak dan aman dikonsumsi.
SS merupakan layanan pengiriman yang cepat dan sesuai waktu yang disepakati.
Sedangkan Roket Indonesia ialah aplikasi mobile yang dapat diunduh di Google Play Store. Aplikasi tersebut menyediakan layanan pengiriman praktis dan instan di dalam kota dengan waktu kurang dari 1 jam yang telah hadir pada 51 kota se-Indonesia. Layanan tersebut memiliki asuransi dan fitur Live Tracking sehingga aman dan terpercaya. Bagi UMKM, layanan tersebut praktis karena ada layanan multidrop yang efisien karena dalam satu kali order dapat mengirim ke berbagai lokasi.
UMKM seperti usaha kuliner Pak Khaerul dapat memanfaatkan layanan JNE seperti PESONA, SS, dan Roket Indonesia tersebut untuk efisiensi dan memperluas pangsa pasar dengan memanfaatkan jaringan distribusi JNE sehingga dapat bangkit dan menjadi UMKM yang berdaya saing, kompetitif, dan tangguh. Kolaborasi tersebut bersifat mutualisme dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
ADVERTISEMENT
Usaha kuliner sebaiknya memperhatikan pengemasan yang sesuai untuk pengiriman jarak jauh. Misalnya, kemasan kantung segel yang menerapkan food safety, kardus, dan bubble wrap. UMKM Kuliner juga mempertimbangkan apakah menjual makanan matang untuk pengiriman jarak dekat ataukah frozen food atau kuliner dalam keadaan mentah (misalnya, mie atau kwetiaw) dan bumbu yang dapat dimasak sendiri oleh konsumen untuk pengiriman jarak jauh.
Bangkitlah UMKM Indonesia!
#JNE32Tahun
#JNEBangkitBersama
#JNEContentCompetition2023
#ConnectingHappiness