Konten dari Pengguna

Sekolah Online di Masa Pandemi Covid-19

Siska
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
23 Juni 2020 9:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siska tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sumber gambar: Pojok Cianjur-Pojoksatu
Sekolah merupakan tempat untuk menempuh pendidikan bagi para peserta didik. Pendidikan melalui sekolah adalah untuk melahirkan generasi muda yang berpendidikan. Namun, di tahun 2020 sejak mewabahnya virus Covid-19 atau sering disebut virus Corona, sekolah diliburkan dan peserta didik diminta untuk belajar di rumah. Sekolah online atau belajar di rumah biasa disebut Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dalam hal ini, guru pun diminta untuk mengajar dari rumah.
ADVERTISEMENT
Diliburkannya peserta didik untuk pergi ke sekolah merupakan kebijakan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Aktivitas peserta didik di sekolah yang sering berkumpul dengan teman-temannya dikhawatirkan akan memperluas penyebaran virus Covid-19 di kalangan guru maupun peserta didik.
Konsep sekolah online atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini mewajibkan guru maupun peserta didik melangsungkan proses pembelajaran di rumah. Maka, peserta didik dan guru pun dituntut untuk tetap memiliki paket data/kuota dan atau wifi untuk melaksanakan pembelajaran secara online.
Proses pembelajaran dilakukan sesuai dengan kreativitas guru. Hal ini merupakan tantangan bagi guru untuk tetap membuat peserta didik belajar dengan semestinya. Tidak bertemu secara langsung dengan peserta didik, membuat guru tidak bisa melihat apakah peserta didik memperhatikan pelajaran atau tidak. Maka dari itu, guru harus tetap memperhatikan peserta didik walaupun dengan hanya melalui sistem online.
ADVERTISEMENT
Semakin berkembangnya teknologi memudahkan aktivitas dalam jarak jauh tetap berjalan. Begitu pun dengan aktivitas pembelajaran. Berbagai macam aplikasi dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan sekolah secara online. Aplikasi tersebut yaitu WhatsApp, Telegram, Google Meet, Zoom, Google Classroom, dan lain sebagainya. Guru dapat melakukan diskusi secara online dengan peserta didik melalui grup WhatsApp atau grup Telegram. Namun, sejauh ini WhatsApp lebih banyak digunakan oleh guru dan peserta didik. Guru juga dapat mengirimkan bahan bacaan atau tugas melalui Google Classroom. Aplikasi Google Classroom juga dapat dimanfaatkan oleh guru untuk media pengumpulan tugas peserta didik. Selain itu, di aplikasi tersebut dapat diketahui bila peserta didik tepat atau terlambat dalam pengumpulan tugas. Hal ini dapat dimanfaatkan guru untuk penilaian sikap peserta didik.
ADVERTISEMENT
Dampak positif dari sekolah online atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yaitu guru dan peserta didik dapat menaati peraturan pemerintah untuk tetap di rumah. Hal ini untuk mengurangi dan memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Peserta didik dan guru pun mempunyai waktu lebih banyak bersama keluarga. Waktu semasa di rumah saja ini juga dapat dimanfaatkan oleh guru dan peserta didik untuk tetap produktif. Namun, sekolah online atau Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini juga menyebabkan peserta didik merasa jenuh karena hanya belajar di rumah. Peserta didik tidak bisa lagi melakukan kebiasaan di sekolah, yaitu bertemu dengan guru dan teman-temannya.
Kondisi dan situasi di masa pandemi Covid-19 membuat sistem pendidikan berubah menjadi online atau jarak jauh. Masalah ini diharapkan tidak menghambat berjalannya proses pembelajaran. Inovasi baru cara belajar online memang menjadi solusi yang baik. Namun, kreativitas guru tetap yang paling penting dibutuhkan dalam proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di masa pandemi ini.
ADVERTISEMENT