Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Mengintegrasikan Teori Psikologi Gestalt dalam Pembelajaran Remaja
22 Juli 2024 14:38 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Siska Oktopiyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT


Oleh :
Mohamad Rizky Ramadhan, Siska Oktopiyani, dan Laila Meiliyandrie Indah Wardani
ADVERTISEMENT
Fakultas Psikologi, Universitas Mercu Buana
Pada masa remaja, perkembangan kemampuan berpikir abstrak dan kognitif mengalami kematangan (Nurhayati, 2016). Pendidikan pada periode ini berperan penting dalam membentuk pola pikir kritis. Untuk meningkatkan proses belajar, penelitian telah menggali teori-teori psikologi pendukung. Salah satu teori yang mendapatkan perhatian pada saat itu adalah Teori Psikologi Gestalt yang dikembangkan oleh Max Wertheimer pada awal abad kedua puluh. Teori ini menekankan pentingnya melihat keseluruhan dalam konteks daripada unsur individual (Abdurrahman, 2015). Wertheimer berpandangan bahwa manusia cenderung mengorganisasi pengalaman menjadi pola bermakna dan berstruktur. Dalam konteks pembelajaran remaja, teori Gestalt memberikan sudut pandang unik dan relevan. Pemahaman konsep ini diharapkan memberi pendekatan baru dalam mengajar dan memfasilitasi pemahaman siswa. Peneliti sebelumnya (Kamila et al., 2023), mengungkapkan bahwa Teori Psikologi Gestalt dapat memfasilitasi seseorang dalam menemukan fokus identitas dirinya sendiri dan menyadarkannya bahwa dirinya memiliki kapasitas laten yang dapat dibenami berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah dialaminya sebelumnya. Berdasarkan artikel ini akan menggali lebih dalam teori Wertheimer dan penerapannya untuk remaja saat ini.
ADVERTISEMENT
Bagaimana teori Psikologi Gestalt Max Wertheimer dapat menjadi dasar dalam pendidikan remaja?
Teori tersebut menekankan pentingnya memahami konteks secara menyeluruh dan hubungan antar konsep dalam belajar (Helson, 1925). Remaja lebih baik memahami materi dengan mengamati keterkaitannya. Pendekatan Gestalt diterapkan dengan menyajikan materi terintegrasi untuk melihat gambaran besar. Selain itu, teori Gestalt menonjolkan pentingnya pemecahan masalah kreatif dan berpikir lateral (May, 2018). Dengan melihat masalah secara menyeluruh, kreativitas dapat diaktifkan untuk mengatasi tantangan secara inovatif. Pendekatan berbasis Gestalt dipromosikan untuk mendorong siswa berpikir di luar batasan. Juga disoroti pentingnya pengalaman langsung dan indera dalam belajar. Remaja lebih baik belajar melalui interaksi langsung dengan lingkungan. Pendekatan berbasis Gestalt dapat mendorong pembelajaran berbasis proyek atau eksperimen.
ADVERTISEMENT
Permasalahan dan Fenomena dalam pembelajaran remaja
Remaja mengalami berbagai perkembangan dan tantangan yang dapat mempengaruhi efektivitas belajar (Kamila et al., 2023). Namun, pendekatan tradisional sering kali membatasi ruang untuk berekspresi kreatif dan kemampuan pemecahan masalah inovatif. Pembelajaran yang fokus pada rutinitas dapat membatasi pola berpikir kreatif remaja. Tanpa kebebasan bereksperimen, potensi kreatif mereka sulit berkembang maksimal. Kurangnya ruang berpikir di luar batasan juga dapat membatasi perkembangan potensi remaja. Apabila terlalu menekankan pada jawaban benar melalui metode konvensional, mereka kehilangan kesempatan berpikir kreatif dan menemukan solusi inovatif. Pembelajaran terlalu terikat struktur kaku dapat mengurangi kepercayaan diri remaja menghadapi tantangan kompleks. Untuk itu, pendekatan berbasis Gestalt diperlukan agar remaja mendapat ruang untuk berekspresi kreatif dan berinovasi dalam memecahkan masalah (Sutiah, 2020). Dengan melihat masalah secara menyeluruh, kreativitas dapat berkembang untuk menemukan solusi baru. Pendekatan ini diharapkan mampu memaksimalkan potensi kreatif dan kemampuan pemecahan masalah secara inovatif pada kalangan remaja.
ADVERTISEMENT
Solusi mengatasi fenomena dan permasalahan melalui pendekatan teori psikologi Gestalt dalam belajar.
Pendekatan tradisional yang terfokus pada rutinitas dan penyelesaian standar sering kali menghambat pola berpikir kreatif remaja. Mereka mungkin merasa terjebak dalam batasan dan kesulitan mengeksplorasi alternatif pemecahan masalah yang lebih inovatif. Namun, dengan menerapkan prinsip-prinsip Gestalt dalam proses pembelajaran, remaja diberikan kesempatan untuk melihat masalah secara menyeluruh dan holistik (Asnawi et al., 2018). Teori belajar Psikologi Gestalt menekankan pentingnya melihat keseluruhan gambaran daripada hanya memfokuskan pada unsur-unsur terpisah. Dalam konteks pembelajaran remaja, hal ini berarti memberikan ruang bagi mereka untuk melihat masalah secara menyeluruh, memahami hubungan antara elemen-elemen yang ada, dan mengembangkan pemahaman yang lebih dalam. Dengan melibatkan kesadaran akan hubungan antara bagian-bagian yang terkait, remaja dapat menghasilkan pemikiran kreatif dan solusi inovatif yang sebelumnya tidak terpikirkan. Pendekatan Gestalt juga memberikan kebebasan kepada remaja untuk berekspresi kreatif dan berinovasi dalam memecahkan masalah (Magdalena et al., 2024). Dalam konsep Gestalt, proses pengamatan dan pemahaman tidak hanya terbatas pada apa yang terlihat, tetapi juga melibatkan interpretasi dan pemikiran secara keseluruhan (Wahyuni & Ariyani, 2020). Dengan demikian, remaja dapat kebebasan untuk berpikir di luar batasan yang ditetapkan dan menemukan solusi yang unik dan kreatif. Pendekatan berbasis Gestalt membuka ruang bagi eksplorasi ide-ide baru, memotivasi remaja untuk mencari solusi alternatif, dan mendorong pengembangan kreativitas mereka. Dengan melihat masalah secara menyeluruh, remaja dapat mengenali pola-pola yang tersembunyi, mengaitkan informasi yang sebelumnya tidak terhubung, dan menghasilkan solusi yang inovatif. Pendekatan Gestalt berpotensi meningkatkan perasaan kepercayaan diri remaja dalam menghadapi tantangan-tantangan pembelajaran yang bersifat kompleks.
ADVERTISEMENT
Implikasi dan manfaat pembelajaran melalui teori psikologi Gestalt
Penerapan pendekatan Gestalt dalam pembelajaran remaja memiliki beberapa implikasi penting. Secara teoritis, pendekatan ini sejalan dengan aspek-aspek utama dalam teori psikologi Gestalt. Hal ini dapat membantu mempersiapkan remaja menghadapi berbagai tantangan di masa depan. Pertama, dengan melihat masalah secara holistik, remaja dapat membangun pemahaman yang lebih dalam. Mereka belajar untuk melihat hubungan antar elemen dan menghasilkan pemikiran kreatif. Hal ini penting karena masalah di dunia nyata sering kali kompleks dan membutuhkan pemahaman menyeluruh. Kedua, memberikan ruang untuk berekspresi secara bebas memotivasi remaja untuk mengembangkan kreativitas. Mereka terbiasa mencari solusi alternatif dan berinovasi. Keterampilan ini akan sangat berguna menghadapi berbagai tantangan masa depan yang memerlukan pemikiran di luar kebiasaan. Selanjutnya, pendekatan ini melatih kemampuan pemecahan masalah secara efektif. Remaja belajar untuk menganalisis masalah secara mendalam dan mengaitkan berbagai informasi untuk menghasilkan solusi baru. Ini akan membantu mereka dalam menyelesaikan berbagai persoalan. Akhirnya, peningkatan kepercayaan diri menghadapi tugas kompleks akan mempersiapkan remaja lebih baik menavigasi berbagai tantangan pada masa depan. Dengan demikian, pendekatan Gestalt dapat menjadikan remaja lebih siap menghadapi dinamika dunia di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Referensi :
Abdurrahman. (2015). Teori Belajar Aliran Psikologi Gestalt Serta Implikasinya Dalam Proses Belajar dan Pembelajaran Abdurrahman. Jurnal Al-Taujih.
Asnawi, K. U., Konghoiro, I., Kartasasmita, S., Subroto, U., Pautina, A. R., Nor Shafrin, A., Ibad, I. D. I., Ratu, B., Literate, S., Indonesia, J. I., Fathadhika, S., Afriani, -, & Widuri, E. L. (2018). Aplikasi Teori Gestalt Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Pada Anak. Universitas Negeri Yogyakarta, 3(1), 57–66.
Helson, H. (1925). The Psychology of “Gestalt.” The American Journal of Psychology, 36(4), 494–526.
Kamila, B. C., Septi, D., Lestari, D., Raniadi, D., & Yusuf, A. (2023). Efektivitas teori psikologi gestalt pada pembelajaran usia remaja. Orien: Cakrawala Ilmiah Mahasiswa, 3(2), 53–62.
ADVERTISEMENT
Magdalena, I., Cakradinata, W., & Qorina, K. R. A. (2024). Desain Pembelajaran Bahan Ajar Sd. Sindoro Cendekia Pendidikan, 3(4), 1–13.
May, R. (2018). Kreativitas dan Keberanian. IRCiSoD.
Nurhayati, T. (2016). Perkembangan Perilaku Psikososial pada masa Pubertas. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Sutiah. (2020). Teori belajar dan pembelajaran. Nlc.
Wahyuni, M., & Ariyani, N. (2020). Teori belajar dan implikasinya dalam pembelajaran. Edu Publisher.