Konten dari Pengguna

Maraknya AI di Kalangan Mahasiswa: Kemudahan teknologi, Ancaman Literasi?

siska silfia
Halo saya Siska silfia, saya adalah seorang mahasiswa dari universitas pamulang
24 November 2024 11:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari siska silfia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
khanchit khirisutchalual. sumber ilustrasi: istockphoto.com
zoom-in-whitePerbesar
khanchit khirisutchalual. sumber ilustrasi: istockphoto.com
ADVERTISEMENT
Penggunaan kecerdasan buatan (AI) semakin merajalela di kalangan mahasiswa Indonesia. Dari menyusun esai hingga menganalisis data, teknologi ini menjadi alat favorit yang membantu mereka menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan efisien. Namun, dibalik manfaatnya, muncul kekhawatiran bahwa ketergantungan pada AI dapat menggerus kemampuan literasi mahasiswa.
ADVERTISEMENT

Artificial Intelligence atau AI merupakan salah satu perkembangan teknolongi dengan mengembangkan kecerdasan buatan yang kerap ditambahkan ke berbagai aplikasi dengan memanfaatkan data dari pengguna aplikasi tersebut. Berbagai kemudahan yang ditawarkan oleh AI khususnya pada bidang pendidikan menjadi topik pro dan kontra.

Kemudahan yang Ditawarkan AI
Banyak mahasiswa memanfaatkan AI untuk berbagai keperluan akademik. Aplikasi seperti ChatGPT, Grammarly dan Perplexity. Ini dianggap sangat membantu dalam meyelesaikan tugas yang membutuhkan analisis cepat dan penyajian yang menarik.
"AI sangat membantu, terutama saat saya harus menyusun makalah dengan tenggat waktu ketat alat ini mempermudah saya memahami konsep dan menyusun argumen dengan lebih baik," ujar Laila, seorang mahasiswa ilmu komunikasi.
Selain itu, mahasiswa juga mengandalkan AI untuk keperluan kreatis,seperti membuat presentasi dan desain. Namun, kemudahan ini tidak datang tanpa risiko.
ADVERTISEMENT
Literasi yang Mulai Tergerus
Beberapa dosen dan pakar pendidikan mengkhawatirkan bahwa kemudahan yang di tawarkan AI membuat mahasiswa kurang berlatih berfikir kritis dan menulis secara mandiri. " Ada kecenderungan mahasiswa hanya menyalin apa yang dihasilkan AI tanpa memahami isi atau struktur dari teks tersebut. Ini dapat menurunkan kemampuan literasi mereka," kata Dr. Anita, seorang dosen bahasa dan sastra
Penurunan literasi juga terlihat dari menurunnya kemampuan mahasiswa dalam menyusun argumen dan memahami konteks secara mendalam. Ketergantungan pada teknologi ini membuat mereka melewatkan proses belajar yang sebenarnya, seperti riset dan membaca secara kritis.
Tentunya perkembangan dan kemajuan teknologi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan kita. Dengan adanya perkembangan teknolongi menjadi bukti konkret bahwa ilmu pengetahuan juga sudah jauh berkembang, kita hanya perlu menyikapi begitu banyak perubahan teknologi dengan bijak dan benar. Bagaimanapun ide orisinal, skema pemikiran,kontrol dan campur tangan emosi, serta kekompleksan lainnya dari otak dan kepintaran manusia sangat berbeda dan tidak dapat di tiru oleh AI. Hal inilah yang juga sebagai salah satu alasan agar kita dapat merespon dengan bijak perkembangan ini sehingga nantinya dapat menjadi peluang untuk membantu kehidupan manusia lebih baik lagi. Siap untuk perubahan dan kemajuan teknologi , bijak dalam merespin serta menghadapinya
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
AI telah membawa revolusi dalam dunia pendidikan, tetapi penggunaannya yang tida terkntrol dapat menjadi ancaman bagi kemampuan literasi mahasiswa. Diperlukan kesadaran dari mahasiswa, dosen dan institusi pendidikan untuk memanfaatkan teknologi ini dengan bijak, sehingga manfaatnya dapat dirasakan tanpa mengorbankan keterampilan dasar yang penting bagi masa depan mereka.