Konten dari Pengguna

Mengenal Kebudayaan Suku Dayak Meratus

siska dewi farma
Lulusan farmasi, bekerja sebagai Apoteker dan Blogger yang mengeksplorasi keindahan budaya dan alam Kalimantan Selatan, terutama tradisi Dayak Meratus. Melalui tulisan, saya mengajak pembaca untuk mengenal lebih dalam kekayaan budaya Nusantara
11 Mei 2025 16:43 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari siska dewi farma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengenal Kebudayaan Suku Dayak Meratus : Kehidupan Harmonis dengan Alam dan Tradisi
ADVERTISEMENT
Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman budaya yang luar biasa, dan salah satu yang memiliki tradisi dan kearifan lokal yang sangat kaya adalah Suku Dayak Meratus, yang mendiami Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan. Sebagai bagian dari kelompok Suku Dayak, mereka sudah lama mempertahankan cara hidup tradisional dan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.
1. Sejarah Suku Dayak Meratus
Suku Dayak Meratus tinggal di Pegunungan Meratus yang membentang di tengah Kalimantan Selatan. Sebutan Pegunungan Meratus dipakai, karena di wilayah tersebut banyak dijumpai gunung-gunung atau perbukitan dengan jumlah yang banyak, bahkan sampai ratusan. Maka dari itu disebut “Pegunungan Meratus” dan penduduk asli disana disebut “Dayak Meratus”.
Mereka mengembangkan kehidupan tradisional dengan Bertani menggunakan system ladang berpindah (huma), agar tetap menjaga kesuburan tanah dan hutan di wilayah mereka. Kepercayaan Masyarakat Dayak Meratus mayoritas adalah Kaharingan, mengajarkan penghormatan kepada alam dan Roh leluhur yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari mereka.
ADVERTISEMENT
2. Tradisi dan Upacara Adat
Aruh Adat (Basambu) : Ritual Syukur Kepada Leluhur
Basambu merupakan ritual adat Masyarakat Dayak Meratus saat sebelum panen padi (Banih). Tujuannya adalah permohonan kepada leluhur agar tanaman padi yang sudah ditanam diladang terhindar dari hama dan dapat tumbuh dengan, serta permohonan untuk keselamatan dan menolak bala atau bencana yang dapat mengganggu hasil pertanian. Basambu biasanya tidak semeriah saat aruh ganal, namun tujuan nya sama untuk meminta ketentraman atau kedamaian kepada para leluhur.
Beberapa pantangan yang tidak boleh dilakukan saat setelah acara Basambu diantaranya; tidak pergi keladang dulu selama tiga hari, tidak boleh memetik tumbuhan hidup atau dedaunan hidup selama 3 hari. Untuk menjaga kesucian ritual.
ADVERTISEMENT
Jika pantangan tersebut dilanggar, dipercaya akan berdampak buruk terhadap ladang (pehumaan) mereka, sehingga hasil panen kurang maksimal.
Aruh Ganal (Ba Aruh)
Aruh Ganal adalah ritual adat yang dilakukan setelah panen padi (banih) secara besar-besaran. Ritual ini biasanya dilakukan setelah semua warga desa selesai panen padi diladang mereka masing-masing. Ritual ini bertujuan sebagai ungkapan syukur kepada para leluhur atas berkat atau hasil panen yang melimpah dan perlindungan para leluhur selama proses berladang hingga panen. Aruh Ganal biasanya dirayakan dengan meriah dan antusias oleh masyarakat Dayak Meratus.
3. Seni dan Kesenian Tradisional
Tari Bakanjar – Tarian pembuka atau hiburan
ADVERTISEMENT
Tari Bakanjar, merupakan tarian yang dilakukan laki-laki yang diiringi gendang (gandang) dan bisa juga diiringi bersamaan dengan alat music serunai. Tarian ini biasanya dilakukan sebagai pembuka atau hiburan sebelum dilakukan ritual yang lebih sakral. Bakanjar sendiri merupakan tarian yang dilakukan dengan mengelilingi panggungan yang disediakan khusus ditengah-tengah rumah Balai (Lalaya). Gendang yang dimainkan untuk mengiri tarian bakanjar pun temponya lebih cepat. Biasanya berhenti ketika pemain gendang yang lelah duluan atau penari yang sudah Lelah.
Gambar 1. Lalaya (Dokumentasi Pribadi, Foto Oleh Siska)
Tari Babangsai – Tarian yang di khususkan untuk Perempuan
Babangsai merupakan tarian yang dilakukan para Perempuan, biasanya dilakukan setelah bakanjar. Tarian ini biasanya temponya akan lebih pelan dan tarian nya pun lebih teratur dengan tempo yang sama.
ADVERTISEMENT
Tari Batandik – Tarian inti dari semua ritual
Batandik sendiri biasanya akan dimulai oleh balian atau tetua adat di tempat tersebut. Baru setelahnya akan dilakukan oleh balian-balian lain, bahkan para balian yang dari desa-desa lainnya. Batandik biasanya dilakukan dari malam hari sampai subuh. Batandik merupakan puncak dari rangkaian acara ritual yang dilakukan untuk Aruh Ganal.
Gambar 2. Tarian Batandik (Dokumentasi Pribadi, Foto oleh Siska)
4. Kearifan Lokal dalam Kehidupan Sehari-hari
Sistem pertanian ladang berpindah
Suku Dayak Meratus masih mempertahankan cara Bertani dengan sistem ladang berpindah (huma), Dimana mereka memanfaatkan lahan untuk bertanam dalam jangka waktu tertentu, lalu membiarkan tanah tersebut beristirahat sebelum digunakan lagi. Cara ini bertujuan untuk tetap menjaga kesuburan tanah dan tidak mengalami degradasi. Sehingga tidak akan merusan alam aslinya.
ADVERTISEMENT
Kekeluargaan Masyarakat Dayak Meratus
Masyarakat Dayak Meratus masih menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan saling menghormati. Saat musim tanam tiba, mereka bahu membahu membuka ladang, menanam hingga masa panen. Gotong royong bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi wujud kepedulian dan kekeluargaan yang mengikat setiap warga. Setiap keluarga saling membantu bergantian mengerjakan ladang satu sama lain, sehingga menciptakan ikatan sosial yang kuat ditengah kehidupan mereka. Biasanya Masyarakat menyebut gotong royong sengan sebutan “bearian” yang artinya bergantian (saling membantu).
5. Bahasa dan Sastra Lisan
Suku Dayak Meratus memiliki Bahasa daerah yang kaya akan cerita rakyat dan legenda. Untuk Bahasa yang mereka gunakan sendiri merupakan Bahasa banjar tetapi beberapa kata memang khas Bahasa Masyarakat Dayak Meratus yang tidak semua orang mengerti.
ADVERTISEMENT
6. Tantangan dalam Melestarikan Kebudayaan Dayak Meratus
Meskipun kebudayaannya sangat kaya, masyarakat Dayak Meratus memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam menjaga tradisi mereka ditengah arus modernisasi. Pembukaan lahan Perkebunan dan perubahan pola hidup seringkali mengancam keberlanjutan budaya mereka. Bahkan tidak banyak anak muda yang mau meneruskan kekayaan budayanya sendiri. Banyak dari mereka lebih memilih mengikuti modernisasi dan meninggalkan buadaya asli mereka sendiri. Namun beberapa tokoh adat dan komunitas Dayak Meratus terus berusaha memperkenalkan dan melestarikan kebudayaan ini kepada generasi muda,
7. Menagapa Kebudayaan Dayak Meratus Perlu di Lestarikan?
Kebudayaan Dayak Meratus merupakan warisan berharga yang perlu dilestarikan. Selain sebagai identotas masyarakat Kalimatan Selatan, budaya ini mengajarkan kita tentang pentingnya hubungan harmonis dengan alam, rasa syukur dan nilai-nilai kebersamaan dalam masyarakat . pelestarian budaya Dayak Meratus tidak hanya penting bagi suku ini, tetapi juga bagi kita semua sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang menghargai keberagaman.
ADVERTISEMENT