Konten dari Pengguna

Magnolia: si Cantik yang Melekat Erat dengan Budaya Masyarakat Indonesia

Siti Roosita Ariati
Peneliti di Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Menempuh pendidikan S1 di Fakultas Biologi, UGM, kemudian meneruskan pendidikan S2 dan S3 di School of Botany, University of Melbourne, Australia
19 Juni 2024 10:50 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Roosita Ariati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Oleh: Susila, Siti Roosita Ariati, dan Rani Asmarayani (Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional)
ADVERTISEMENT
Apa itu Magnolia dan seberapa eratkah hubungan tanaman ini dengan budaya masyarakat di Indonesia. Mari kita mengenal Magnolia, si cantik penyebar aroma harum.
Magnolia merupakan anggota suku Magnoliaceae. Salah satu contoh speciesnya adalah Magnolia champaca, umumnya dikenal di kalangan masyarakat dengan nama bunga cempaka. Berdasarkan informasi dari Plant Resources of South East Asia (PROSEA) tahun 1998, tumbuhan Magnolia mempunyai perawakan berupa perdu atau pohon berukuran kecil hingga besar, dengan tinggi mencapai 60 meter. Batangnya berbentuk seperti tiang dengan diameter hingga 80 cm. Beberapa pohon Magnolia dapat memiliki akar banir yang kecil. Permukaan kulit kayu Magonolia halus, kemudian menjadi bersisik atau bercelah. Bagian dalam kulit kayunya berwarna kekuningan sampai krem, sering kali beraroma khas. Daun Magnolia tersusun spiral, tunggal, dengan tepian rata. Daun penumpu (stipula) berukuran besar, menempel pada atau terpisah dari tangkai daun.
ADVERTISEMENT
Bunga Magnolia biasanya memiliki aroma harum yang khas, terletak di ujung cabang, tunggal, tertutup oleh 2 daun pelindung (bracts) saat masih muda. Kelopak bunganya (tepal) berjumlah 9–21, tersusun dalam 3–5 lingkaran, berwarna putih, krem atau kehijauan. Benang sari bunga Magnolia berjumlah banyak, tersusun spiral, kepala sari biasanya memiliki penghubung yang memanjang. Putik (gynoecium) duduk langsung atau bertangkai pendek. Buah berkayu dan pecah di sepanjang punggungnya. Biji Magnolia memiliki lapisan yang berdaging atau dikenal dengan sarcotesta.
Bunga Cempaka Kuning (Magnolia champaca). Foto: Soham Gajre, https://www.gbif.org/occurrence/4516648540
Buah cempaka kuning (Magnolia champaca). Foto: Jbio, https://www.gbif.org/occurrence/4510170628
Data dari situs daftar tumbuhan dunia, Plants of the World Online (POWO) yang diakses pada bulan Mei 2024, Magnolia secara alami memiliki persebaran yang cukup luas, yaitu mulai dari Amerika Utara (Alabama, Arkansas, Delaware, District of Columbia, Florida, Georgia, Illinois, Indiana, Kentucky, Louisiana, Maryland, Massachusetts, Mississippi, Missouri, New Jersey, New York, North Carolina, Ohio, Oklahoma, Pennsylvania, South Carolina, Tennessee, Texas, Virginia, dan West Virginia), Amerika Selatan (Bolivia, Brazil, Kolombia, Ekuador, El Salvador, Guatemala, Honduras, Meksiko, Nikaragua, Panama, Peru, dan Venezuela), hingga Asia (Bangladesh, Kamboja, Tiongkok, India, Indonesia, Jepang, Korea, Laos, Myanmar, Nepal, Filipina, Sri Lanka, Thailand, Tibet, dan Vietnam). Magnolia juga dilaporkan telah diintroduksi ke Kepulauan Juan Fernández, Mauritius, Nicobar, dan Réunion.
ADVERTISEMENT
Peta persebaran Magnolia di dunia (area yang berwarna hijau). Sumber: https://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:30000709-2
Situs POWO tahun 2024 melaporkan bahwa ada sebanyak 363 spesies Magnolia di dunia. Penambahan jumlah spesies ini cukup banyak mengingat data PROSEA pada tahun 1998 hanya terdapat 120 spesies Magnolia di dunia. Sementara itu, POWO tahun 2024 melaporkan sebanyak 32 species Magnolia dijumpai di Indonesia. Secara rinci, Magnolia di Indonesia dapat dijumpai tumbuh hampir di seluruh pulau utama, seperti di wilayah Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Bali, Nusa Tenggara, dan Papua.
Beberapa spesies Magnolia yang terkenal di Indonesia dan tumbuh tersebar luas adalah Magnolia champaca dan Magnolia × alba. Di beberapa daerah di Indonesia, spesies Magnolia ini dikenal dengan nama Cempaka (Indonesia, Sunda, dan Bali), Jeumpa (Aceh), dan Kantil (Jawa). Di luar Indonesia, beberapa spesies yang memiliki bunga yang indah dan mencolok adalah Magnolia stellata yang dijumpai di Jepang dan Magnolia liliiflora serta Magnolia figo yang dijumpai di Tiongkok.
ADVERTISEMENT
Bunga Magnolia stellata yang tumbuh di Jepang. Foto: Ovvictan, https://www.gbif.org/occurrence/4525250513
Bunga Magnolia liliiflora yang tumbuh di Tiongkok. Foto: Bielanko, https://www.gbif.org/occurrence/4852853421
Bunga Magnolia figo yang tumbuh di Tiongkok. Foto: Gomen See, https://www.gbif.org/occurrence/4596999220
Keindahan bunga Magnolia memang tidak diragukan lagi. Sayangnya, beberapa spesies dilaporkan bertatus terancam punah. International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada tahun 2024 melaporkan bahwa sebanyak 346 spesies Magnolia telah dianalisis status konservasinya dan masuk dalam Daftar Merah Spesies Terancam Kepunahan. Dari 346 spesies Magnolia tersebut, sebanyak 54 spesies berstatus “kritis” (Critically Endangered), 103 spesies berstatus “terancam” (Endangered), 31 spesies berstatus “rentan” (Vulnerable), 11 spesies berstatus hampir “terancam” (Near Threatened), 47 spesies berstatus “resiko rendah” (Least Concern), dan 100 spesies sisanya berstatus “data kurang” (Data Deficient).
Kendati beberapa spesies Magnolia memiliki status konservasi terancam kepunahan, Magnolia dilaporkan sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Berdasarkan laporan PROSEA tahun 1998, kayu Magnolia dapat digunakan sebagai bahan konstruksi, pembangunan jembatan, interior rumah, panel, partisi, lantai, kusen pintu dan jendela, furnitur, alat musik, kerajinan tangan, pembuatan kano, dan bilah pensil. Kayunya juga digunakan untuk produksi veneer dan kayu lapis. Di Sumatra Selatan, daun Magnolia macklottii yang digosok dengan garam telah digunakan untuk mengatasi demam. Bunga cempaka kuning digunakan oleh masyarakat Aceh sebagai bahan herbal untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti rematik, asam urat, masuk angin, keputihan, dan malaria (Zumaidar 2009).
ADVERTISEMENT
Cempaka juga memiliki hubungan yang sangat erat dengan budaya umat Hindu di Bali. Bunga cempaka kuning (Magnolia champaca) selalu digunakan sebagai hiasan kepala wanita pada saat menggunakan pakaian (payas) adat Bali, terutama payas adat Agung. Bahkan, bunga cempaka kuning dibuat dalam bentuk bunga emas replika yang juga selalu menjadi ornamen kepala dalam payas adat Bali. Menurut Bayutha dkk. (2022), bunga yang mekar dan harum baunya, seperti bunga cempaka, dipercaya mampu membentengi tubuh manusia dari segala mara bahaya. Oleh karena itu, bunga cempaka sering ditanam di pekarangan rumah warga Bali. Bunga cempaka dijual dengan harga yang cukup mahal di Bali.
Bunga cempaka dan replikanya yang terbuat dari emas yang digunakan sebagai hiasan kepala dalam payas agung adat Bali saat upacara pernikahan. Foto: I Putu Gede P. Damayanto (PRBE, BRIN).
Dalam pernikahan adat Sunda di Jawa Barat, terdapat upacara gebakan atau siraman, di mana pengantin disiram dengan air yang dicampur tujuh jenis bunga, yaitu mawar putih dan merah, cempaka (Magnolia champaca), kantil (Magnolia × alba), kenanga, melati, sedap malam, dan melati gambir. Sementara itu, dalam adat Jawa di Jawa Tengah, bunga kantil (Magnolia × alba) memiliki makna khusus. Selain sebagai hiasan, bunga kantil digunakan dalam berbagai upacara adat, termasuk pernikahan dan kematian. Di keraton, bunga ini melambangkan eratnya hubungan persaudaraan keluarga. Dalam upacara kematian dan nyekar, kantil melambangkan “kemantilkantil” yang berarti tetap ingat dan memiliki hubungan yang erat meskipun telah berpindah ke alam yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laporan Sarah R. Megumi tahun 2017, cempaka kuning (Magnolia champaca), atau dikenal dengan nama daerah jeumpa kuneng di Aceh, adalah bunga yang kaya akan nilai budaya dan tradisi Aceh. Bunga ini digunakan dalam berbagai acara adat dan telah mengilhami syair terkenal “Bungong Jeumpa”. Cempaka kuning telah menjadi ikon Aceh, dan ditetapkan sebagai flora identitas Aceh dalam SK Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 1989.
Magnolia, si cantik penyebar aroma harum, tidak hanya memikat dengan keindahan bunganya, tetapi juga memiliki hubungan erat dengan budaya masyarakat Indonesia. Di berbagai daerah, Magnolia menjadi bagian penting dalam tradisi dan ritual adat, melambangkan makna-makna mendalam seperti kesucian dan kebersamaan. Kehadiran Magnolia di Indonesia bukan hanya sebagai hiasan, tetapi juga memberikan manfaat bagi kehidupan masyarakat. Kayunya digunakan untuk berbagai keperluan, daunnya memiliki khasiat obat, dan bunganya menjadi bahan herbal dan simbol budaya. Meskipun beberapa spesies Magnolia terancam punah, keindahan dan manfaatnya mendorong upaya pelestarian. Kita harus menjaga kelestarian Magnolia agar pesonanya dan maknanya tetap lestari untuk generasi mendatang.
ADVERTISEMENT
Ditulis oleh Susila, Siti Roosita Ariati, dan Rani Asmarayani (Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional)