Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Diplomasi Kuliner Indonesia di Suriname
29 April 2018 12:35 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Siti Asiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sesi Pengambilan Gambar pada program Dapur Indonesia (Foto: Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Salah satu tugas diplomat adalah promoting atau melakukan promosi tentang Indonesia di negara sahabat. Promosi dapat dilakukan terhadap produk-produk Indonesia yang memiliki nilai jual dan digemari oleh masyarakat asing. Produk yang dapat ditawarkan bukan hanya berupa barang, namun juga jasa, makanan dan paket-paket wisata yang sangat beragam di Indonesia.
Makanan khas Indonesia yang memiliki kekayaan variasi dan rasa juga merupakan salah satu komoditas yang dapat dipromosikan secara luas karena salah satu cara untuk merebut hati seseorang adalah dengan makanan. Kita semua pasti tahu lagu “Nasi Padang” yang diciptakan dan dinyanyikan oleh warga Norwegia Audun Kvitland. Lagu tersebut tercipta karena kecintaannya pada masakan khas Sumatera Barat, khususnya Nasi Padang lengkap dengan lauk rendangnya.
ADVERTISEMENT
Beberapa tahun lalu, pemerintah telah mengukuhkan 30 jenis makanan yang menjadi Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI). Ketiga puluh makanan tersebut diyakini cukup dapat mewakili ragam kuliner Indonesia, meskipun memang secara nyata masih banyak sekali makanan khas daerah lainnya yang belum masuk daftar tersebut. Pemerintah Indonesia melalui perwakilannya di luar negeri juga tak pernah absen selalu berusaha mengenalkan makanan khas Indonesia dalam berbagai kesempatan, baik itu pameran, bazar, ataupun program khusus seperti “Indonesian culinary festival”.
Demo Memasak pada Program Dapur Indonesia oleh Kepala Rumah Tangga Dubes RI, Chef Ismail (Foto: Dok. Pribadi)
Promosi makanan Indonesia juga dilakukan oleh KBRI Paramaribo dengan negara akreditasinya Suriname dan Guyana. Secara rutin KBRI Paramaribo mengenalkan makanan khas Indonesia yang belum banyak diketahui oleh masyarakat setempat. Salah satunya adalah dengan menyelenggarakan kegiatan pameran Indonesian Day, dan INDOFAIR di Suriname serta berpartisipasi pada pameran GuyExpo di Guyana.
ADVERTISEMENT
Indonesia juga mengenalkan makanan khasnya dengan selalu berpartisipasi pada kegiatan tahunan International Food Fair yang diselenggarakan oleh salah satu sekolah internasional di Paramaribo, International Academy of Suriname (IAS). Selain menampilkan makanan khas Indonesia pada beberapa pameran tersebut, promosi kuliner Indonesia juga diselenggarakan melalui demo memasak yang disiarkan oleh salah satu TV swasta nasional Suriname, TV Mustika. Program demo memasak tersebut diberi nama Dapur Indonesia (DI).
Program DI ditayangkan sekali dalam sebulan dan sebagian besar pengambilan gambar dilakukan di KBRI atau wisma Indonesia Paramaribo. Demo memasak dipraktekkan oleh para diplomat atau pasangannya, ibu-ibu anggota Dharma Wanita Persatuan dan pegawai setempat KBRI Paramaribo. Berbagai masakan dari beberapa daerah di Indonesia dipraktekkan dan diperkenalkan kepada masyarakat Suriname. Beberapa menu yang pernah dipraktekkan pada program Dapur Indonesia antara lain Nasi Liwet, Sate Komoh, Soto Pekalongan, Nasi Gandul, Tahu Telur Surabaya, Ketoprak, Bakso, Rawon dan beberapa makanan lainnya.
Salah Satu Masakan yang dipraktekkan dalam Program Dapur Indonesia, Nasi Liwet (Foto: Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Uniknya, presenter Dapur Indonesia membawakan acara dengan campuran Bahasa Jawa dan Bahasa Belanda guna mengakomodasi pemirsa yang merupakan keturunan Jawa atau etnis lain di Suriname. Sementara yang memasak makanan menggunakan Bahasa Jawa atau Bahasa Indonesia jika mereka tidak bisa berbahasa Jawa. Dengan demikian, sebagian besar acara DI dibawakan oleh presenter yang paling tidak mengerti dan menguasai 3 bahasa yaitu Bahasa Jawa, Bahasa Belanda dan Bahasa Indonesia.
Acara Dapur Indonesia tersebut terbukti dapat membantu mempromosikan Indonesia melalui makanan. Hal ini dapat dilihat dari tanggapan pemirsa melalui pesan singkat yang masuk ke hotline redaksi mengenai program Dapur Indonesia. Bahkan menurut informasi dari pihak produser, program Dapur Indonesia merupakan salah satu acara bulanan yang paling ditunggu oleh pemirsa Mustika TV.
Persiapan Sebelum Pengambilan Gambar Program Dapur Indonesia (Foto: Dok. Pribadi)
ADVERTISEMENT
Dalam setiap episode Dapur Indonesia, juga dilakukan promosi singkat produk asli Indonesia yang dipasarkan di Suriname oleh salah satu perusahaan milik Warga Negara Indonesia Sri Abadi Trading (SAT). Perusahaan tersebut mensponsori program Dapur Indonesia dengan menyediakan sebagian bahan makanan yang digunakan dalam praktek memasak seperti Kecap Bango, sambal Indofood, Sirup Marjan dan berbagai kerupuk asli Indonesia.
Jika dilihat secara komprehensif, program Dapur Indonesia sebenarnya tidak hanya mempromosikan makanan khas Indonesia, namun juga produk-produk ekspor dan Bahasa Indonesia. Program-program seperti ini sangat bermanfaat dalam meraih citra positif Indonesia di negara akreditasi. Dengan demikian, hubungan antar masyarakat kedua negara atau people-to-people contact dapat ditingkatkan dengan harapan akan meningkatkan jumlah wisatawan dari negara akreditasi ke Indonesia.
ADVERTISEMENT