Komunikasi Lintas Budaya: Bahasa & Permainan Bahasa

Siti Atqiya
Mahasiswa Komunikasi Penyiaran Islam - UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto
Konten dari Pengguna
14 November 2022 13:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Atqiya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
doc. by Siti Atqiya
zoom-in-whitePerbesar
doc. by Siti Atqiya
ADVERTISEMENT
Komunikasi menjadi hal yang sangat penting bagi setiap makhluk di muka bumi ini. Hal ini karena komunikasi sangat dibutuhkan dalam bersosialisasi di lingkungan masyarakat. Dalam kehidupan berbudaya, tentunya akan ada banyak ragam jenis komunikasi yang diterapkan. Ada dua jenis komunikasi, yaitu komunikasi verbal dan nonverbal.
ADVERTISEMENT
Komunikasi verbal sendiri diartikan sebagai komunikasi yang menggunakan perkataan baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal yang biasanya paling sering digunakan oleh umat manusia. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah proses menyampaikan pesan yang dikemas bukan dalam bentuk perkataan, namun berbentuk dalam gambar, lambang atau simbol, ekspresi wajah, dan lain-lain (Kusumawati, 2016).
Tak hanya manusia yang melakukan komunikasi. Namun hewan juga melakukan komunikasi untuk saling berinteraksi dan terhubung dengan sesamanya. Komunikasi yang dilakukan sangat erat kaitannya dengan bahasa, hal ini karena bahasa sebagai salah satu alat atau media dalam melakukan komunikasi secara verbal. Bahasa manusia dan bahasa hewan jelaslah sangat berbeda. Bahasa manusia juga memiliki banyak sekali keberagaman dan keunikan berbeda-beda yang erat kaitannya dengan budaya mereka. Begitu pula dengan bahasa hewan, setiap hewan juga memiliki bahasanya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Bahasa manusia dan bahasa hewan memiliki tatanan linguistik yang berbeda. Bahasa manusia merupakan hasil dari kebudayaan yang harus dipelajari dan diajarkan. Sedangkan bahasa manusia ialah bahasa mistik yang tak perlu dipelajari dan diajarkan. Perbedaan yang paling mencolok adalah pada manusia yang menggunakan bahasa sebagai alat berpikir dalam mengambil keputusan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, bahasa pada hewan dipenuhi pikiran dan dorongan kebutuhan yang membuat mereka secara langsung mencari objek yang diinginkan atau mengabaikan secara langsung objek yang menghalanginya.
Dari kedua perbedaan bahasa tersebut, diperlukan adanya kenyamanan, kemudahan dalam memahami makna dalam berbahasa, kesenangan, meningkatkan keaktifan serta kekreatifan dalam interaksi. Untuk memenuhi keperluan tersebut, dibutuhkan adanya permainan bahasa. Permainan bahasa dapat diartikan sebagai aktivitas memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan metode yang menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Permainan bahasa sendiri biasanya terdiri dari unsur tantangan atau masalah yang harus dipecahkan guna meningkatkan pola pikir yang terbuka. Dengan adanya permainan bahasa, tentunya akan membuat dua individu atau lebih yang memiliki perbedaan budaya akan merasa tertantang dan berusaha untuk saling memahami satu sama lain.
Dalam permainan bahasa, dinamika bahasa juga diperlukan sebagai salah satu unsur yang menyenangkan dan menantang sekaligus menandakan bahwa individu atau kelompok yang terlibat dengan latar budaya yang berbeda merasakan kesenangan dan mendapatkan kemudahan dalam memahami bahasa. Dinamika bahasa juga menandakan bahwa suatu bahasa dapat berkembang seiring dengan berjalannya waktu dan tak lepas juga dari perkembangan teknologi yang semakin canggih. Dalam peta budaya, dinamika bahasa juga bertujuan untuk mengetahui makna dari pesan budaya dalam berkomunikasi .
ADVERTISEMENT
Namun, meskipun dengan berkembangnya bahasa yang dinamis yang erat kaitannya dengan perkembangan zaman, tak jarang juga sering ditemukan kesalahan dalam memahami makna suatu bahasa. Adanya campuran bahasa dari budaya asing yang mungkin akan membuat proses komunikasi mengalami sedikit hambatan, terciptanya istilah atau kata baru dalam bahasa mungkin akan terdengar asing ditelinga dan menimbulkan kesalahan persepsi dalam memahami makna bahasa tersebut.
Maka dari itu, diperlukan adanya inisiatif dari seorang individu untuk berusaha memahami karakter bahasa budaya lain baik yang tradisional maupun modern. Karena bahasa merupakan “peta” budaya yang harus dilestarikan dan akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan zaman.