Persepsi Milenial di Purwokerto terhadap Preferensi Kedai Kopi 'Nastari'

Saat ini, kedai kopi merupakan salah satu jenis usaha yang sedang berkembang di Indonesia khususnya di Kota Purwokerto. Hal ini didorong dengan meningkatnya konsumsi kopi serta adanya perubahan gaya hidup masyarakat itu sendiri.

Selain itu, terdapat faktor lain yang menjadi pendorong pertumbuhan bisnis kedai kopi di Indonesia di antaranya yaitu, munculnya budaya nongkrong sambil minum kopi, margin bisnis kedai kopi yang relatif cukup tinggi, serta rendahnya entries barriers dalam bisnis kedai kopi yang ditunjang dengan ketersediaan bahan baku, peralatan, dan sumber daya untuk membangun bisnis kedai kopi serta ditunjang dengan kehadiran ride hailing seperti go-food dan grab-food sehingga hal ini turut membantu memudahkan dalam proses penjualan.

Menariknya, saat ini sebagian besar pengunjung kedai kopi adalah kalangan anak muda. Padahal, beberapa tahun yang lalu kopi lebih dipandang sebagai minuman yang dinikmati oleh orang tua. Di purwokerto sendiri akhir-akhir ini bisnis kopi tumbuh kian menjamur. Namun, terdapat satu preferensi kedai kopi yang menjadi pilihan bagi kalangan anak muda yaitu “Nastari Coffee”.

Ilustrasi cawan kopi Foto: dok.Shutterstock

Preferensi merek dipandang sebagai segala sesuatu di mana konsumen lebih memilih merek dari suatu produk berdasarkan pengalaman pertamanya di dalam menggunakan merek tersebut dibandingkan dengan merek lain yang sejenis. Persepsi kualitas menjadi komponen dari nilai merek di mana persepsi kualitas yang tinggi akan mengarahkan konsumen untuk memilih merek tersebut dibandingkan dengan merek pesaing.

Sebelum melakukan pembelian pada suatu merek, tentunya terdapat beberapa proses keputusan pembelian yang harus dilalui di antaranya yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian serta pasca pembelian.

Terdapat beberapa persepsi dari generasi milenial terhadap preferensi merek kedai kopi “Nastari Coffee” dibandingkan dengan merek kedai kopi yang lain di Purwokerto.

Kedai kopi dengan suasana yang berbeda menjadi pilihan paling tepat bagi anak muda. Nastari coffee merupakan bagian dari Royal Agrapana Market yang memiliki lokasi di lingkungan pedesaan sehingga membuat kedai kopi tersebut memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Nastari Coffee sering disebut dengan istilah ibu kota anak muda. Karena, Nastari Coffee merupakan kedai kopi yang kreatif yang menciptakan tempat nongkrong yang asyik dan memanjakan pengunjung khususnya generasi milenial baik dari segi menu maupun dari segi visual.

Terdapat kecenderungan pada generasi milenial pada saat nongkrong di kafe atau kedai kopi, yaitu dari yang tadinya hanya sekadar nongkrong saja kini berubah menjadi ajang pengukuhan eksistensi dengan mengunggah kegiatan nongkrong tersebut ke sosial media.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Banyak anak muda yang mengunjungi kedai kopi “Nastari Coffee” bukan hanya sekadar untuk menikmati minuman kopi saja. Melainkan juga karena generasi tersebut ingin eksis dan tidak ingin tertinggal dengan orang lain terutama teman-teman seusianya. Selain minuman kopi, kedai kopi “Nastari Coffee” juga menyediakan menu lain seperti minuman Non Coffee serta makanan pendamping lainnya.

Selanjutnya, Nastari Coffee juga menjadi preferensi sebagai tempat nongkrong yang asyik karena mengusung konsep yang unik yaitu memadukan desain tradisional dan modern serta memiliki suasana yang lebih tenang yang bersinggungan langsung dengan alam.

Bagian outdoor, Nastari Coffee menyuguhkan pemandangan berupa lembah dan air terjun serta memiliki suasana yang sejuk dan tenang serta kekinian sehingga hal ini membuat nyaman para pengunjungnya dan dapat menjadi spot untuk berfoto-foto.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Nastari Coffee juga menyediakan hiburan berupa live music pada hari tertentu seperti weekend. Hiburan tersebut disediakan untuk memenuhi kebutuhan para pengunjung. Adanya pertunjukan live music menumbuhkan kehangatan serta semangat kepada para pengunjung karena hal ini akan membuat suasana menjadi lebih hidup.

Dialog antara musisi dengan penonton juga dapat membuahkan candaan serta tawa yang pecah. Bahkan, ketika lagu yang dibawakan oleh penyanyi berkaitan dengan kehidupan atau permasalahan yang sedang dialami oleh penonton hal ini akan semakin menumbuhkan kehangatan antara musisi dengan penonton.