Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Pentingnya Kondisi Resiliensi Dalam Diri
2 Juli 2023 21:45 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Siti Fakhriyatussyah Aribah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Ada kalanya kehidupan dihinggapi beragam kesulitan, trauma, tragedi, ancaman, atau sumber stres yang signifikan. Mengapa ada orang yang mampu bertahan dalam menghadapi kesulitan hidup, sedangkan ada orang lain yang mudah terguncang walaupun kesulitannya mungkin tidak seberapa berat.
ADVERTISEMENT
Salah satu rahasianya ada pada kondisi resiliensinya. Resiliensi dipandang oleh para ahli sebagai kemampuan untuk bangkit kembali dari situasi atau peristiwa yang traumatis.
Sebagaimana diungkapkan Siebert dalam bukunya The Resiliency Advantage, yang dimaksud dengan resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi dengan baik perubahan hidup pada level yang tinggi, menjaga kesehatan di bawah kondisi penuh tekanan, bangkit dari keterpurukan, dan menghadapi permasalahan tanpa melakukan kekerasan.
Resiliensi berkaitan dengan upaya melewati rasa sakit dan kekecewaan tanpa membiarkan mereka menghancurkan semangat kamu. Resilensi adalah kemampuan untuk secara mental atau emosional yang mengatasi krisis serta kembali ke status belum krisis dengan cepat.
Orang yang resilien bukan hanya akan mampu melewati pengalaman buruknya. Tetapi, ia juga bangkit kembali dari pengalaman-pengalaman sulitnya dan bergerak menuju pencapaian tujuan mereka.
Ada beberapa strategi untuk meningkatkan resiliensi. Pertama, bangun hubungan baik dengan orang-orang terdekat yang empatik dan berpengertian yang dapat mengingatkan kamua bahwa anda tidak sendirian di tengah kesulitan, temukan orang yang dapat dipercaya dan berbelas kasih yang memfasilitasi perasaan kamu, yang akan mendukung keterampilan resiliensi kamu.
ADVERTISEMENT
Rasa sakit akibat peristiwa traumatis dapat membuat beberapa orang mengisolasi diri mereka sendiri, tetapi penting untuk menerima bantuan dan dukungan dari mereka yang peduli denganmu. Kamu juga dapat bergabung dengan kelompok tertentu yang dapat memberikan dukungan sosial dan membantu anda untuk kembali berpengharapan.
Kedua, lakukan perawatan diri yang memadai. Gaya hidup yang positif dengan nutrisi yang tepat, tidur yang cukup, asupan cairan yang memadai, dan olahraga teratur dapat memperkuat tubuh kamu untuk beradaptasi dengan stres dan mengurangi dampak emosi seperti kecemasan atau depresi. Hindari godaan untuk mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan atau zat adiktif lainnya.
Ketiga, praktik spiritual seperti doa atau meditasi juga dapat membantu orang membangun koneksi dan memulihkan harapan yang dapat membuat mereka Prima untuk menghadapi situasi yang membutuhkan ketahanan.
ADVERTISEMENT
Kamu juga dapat menulis jurnal sambil merenungkan berbagai aspek positif dari hidup kamu dan mengingat kembali hal-hal yang masih bisa kamu syukuri bahkan selamat masa-masa sukarmu.
Keempat, bantulah orang lain misalnya dengan menjadi sukarelawan atau menjadi suporter bagi teman yang membutuhkan. Ketika anda menolong sesama, rasa harga diri yang sehat akan bertumbuh yang dapat menolong kamu untuk menyembuhkan resiliensi kamu sendiri.
Kelima, bersikap proaktif adalah penting untuk mengakui dan menerima emosi kamu selama masa-masa sulit. Namun, sikap proaktif penting untuk membantu anda mengembangkan penemuan diri kamu.
Kamu perlu berinisiatif dan memotivasi diri selama masa stres dalam hidupmu, untuk meningkatkan kemungkinan kamu bangkit kembali. Bangunlah tujuan yang lebih mungkin kamu gapai dalam kondisi sekarang, usahakan mencari dan menemukan peluang baru.
ADVERTISEMENT
Keenam, kembangkanlah sikap dan sifat baru, untuk meningkatkan resiliensi kamu. Keyakinan diri, sikap optimistis, dan berpengharapan baru sangat menolong untuk melampaui masa yang sukar. Kamu yang selama ini kurang mampu mengekspresikan diri secara lisan atau tulisan mulailah belajar agar di kemudian hari kamu mampu melakukannya dengan lebih baik.
Ketujuh, milikilah pikiran yang lebih yang sehat. Cobalah untuk mengidentifikasi pikiran kamu yang tidak rasional. Selanjutnya, adopsilah pikiran yang lebih realistis.
Kamu mungkin tidak dapat mengubah peristiwa yang sangat menegangkan. Tetapi kamu dapat mengubah cara anda menafsirkan dan meresponsnya. Terima perubahan karena krisis atau peristiwa menegangkan sebagai bagian dari kehidupan.
Kedelapan, belajarlah dari masa lalumu dengan melihat kembali siapa atau apa yang membantu dalam masa-masa sulit sebelumnya. Kamu dapat menemukan bagaimana anda dapat merespon secara efektif terhadap situasi sulit yang baru. Ingatkan diri sendiri di mana kamu bisa menemukan kekuatan dan tanyakan pada diri sendiri apa yang telah kamu pelajari dan pengalaman itu.
ADVERTISEMENT
Itulah delapan strategi untuk meningkatkan kondisi resiliensi pada diri. Bagi banyak orang menggunakan sumber daya mereka sendiri dan beragam strategi yang sudah di sebutkan di atas mungkin saja cukup untuk membangun resiliensi mereka. Akan tetapi, terkadang orang lain membutuhkan bantuan dari profesional kesehatan mental.
Bantuan profesional penting kamu dapatkan jika kamu merasa tidak dapat berfungsi sebaik yang kamu inginkan atau melakukan kegiatan dasar kehidupan sehari-hari sebagai akibat dari pengalaman hidup yang traumatis atau stres.
Ingat baik-baik, kesehatan mental kamu sangat berharga. Maka dari itu, jagalah dan pertahankanlah dengan sekuat tenaga.