Konten dari Pengguna

Tini dan Konstruksi Gender: Peran Perempuan dalam Novel "Belenggu"

Siti Farwasari
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia angkatan 2023
22 Oktober 2024 12:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Farwasari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Novel Belenggu karya Armijn Pane, sosok Tini menjadi karakter penting dari peran perempuan terhadap masyarakat. Tini dikenal sebagai sosok perempuan yang berjuang menghadapi tantangan sosial serta norma-norma gender. Tini menjadi cerminan tantangan yang dihadapi oleh perempuan di era kolonial Indonesia. Melalui karakter Tini, pengarang mengeksplorasi isu-isu gender yang relevan. Hal ini dapat menjadikan salah satu karya sastra yang menarik untuk dianalisis dalam konteks konstruksi gender.
ADVERTISEMENT
Tini sebagai Pemberontak
Pemberontakan ini tidak hanya terjadi dalam tindakan, tetapi juga dalam cara Tini berpikir. Dia berusaha untuk melihat dunia dari pandangan yang lebih luas, berusaha untuk menantang pandangan yang sempit tentang sosok perempuan. Melalui Tini, pengarang mengajak pembaca untuk merenungkan tentang kekuatan perempuan dan kemampuan mereka untuk melawan ketidakadilan.
Representasi Perempuan dalam Sastra
Tini juga mencerminkan bagaimana perempuan sering kali menjadi objek dalam narasi yang lebih besar. Dalam konteks sastra, karakter perempuan sering kali ditampilkan sebagai pendukung dari tokoh laki-laki. Namun, dalam "Belenggu", Tini muncul sebagai tokoh sentral yang memberikan pandangan baru. Dia bukan hanya sekadar pelengkap cerita, tetapi juga menjadi sosok yang memiliki kisah dan perjuangan sendiri.
ADVERTISEMENT
Keterbatasan dan Harapan
Tini, sebagai sosok perempuan, terjebak dalam keterbatasan yang ditetapkan oleh masyarakat patriarki. Sejak awal novel, pembaca diperkenalkan pada kehidupan Tini yang disusun oleh harapan-harapan keluarga dan masyarakat. Perjuangannya menjadikan realitas banyak perempuan yang merasa terbelenggu oleh ekspektasi kehidupan sosial. Dalam banyak situasi, dia harus memilih antara mengikuti keinginan orang lain atau mengejar kebebasannya sendiri.
Karakter Tini dalam "Belenggu" karya Armijn Pane menjadi contoh nyata dari cerminan peran perempuan dalam masyarakat. Melalui perjalanan Tini, pembaca diajak untuk memahami tantangan yang dihadapi perempuan, sekaligus membangun kesadaran akan pentingnya pembebasan dan kesetaraan gender. Tini tidak hanya sekadar tokoh fiksi, tetapi menjadi simbol dari perjuangan perempuan yang terus berjalan hingga saat ini. Dengan cara ini, pengarang berhasil menempatkan isu gender di pusat narasi, menjadikannya relevan tidak hanya untuk konteks zamannya, tetapi juga bagi pembaca modern.
ADVERTISEMENT