Konten dari Pengguna

Manfaat Arang Aktif Cangkang Kelapa Sawit

Siti Fatimah
Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
26 Desember 2022 18:24 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Fatimah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto by : Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Foto by : Shutterstock
ADVERTISEMENT
Semua orang pasti mengenal pohon yang satu ini. Jenis pohon yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia yaitu pohon kelapa sawit. Jenis pohon ini sering diidentikkan sebagai penghasil minyak sawit.
ADVERTISEMENT
Selama ini yang kita ketahui hanya buah sawit yang sering dijadikan makanan pokok dalam produksi. Namun, tahukah kalian seperti apa cangkang kelapa sawit itu? Dan apakah cangkang kelapa sawit tersebut terbuang begitu saja selama ini?
Apa itu Cangkang Kelapa Sawit?
Hal pertama yang harus kamu ketahui terkait dengan istilah cangkang sawit. Cangkang sebenarnya adalah sinonim dari tempurung. Dalam konteks ini, bagian lapisan yang paling dekat dengan daging tentu saja adalah kelapa sawit. Besar kemungkinan penggunaan istilah tempurung kelapa sawit lebih familiar di masyarakat umum. Meskipun, di sisi lain, harus diakui juga bahwa kedua istilah ini benar-benar menandakan makna kata dan objek yang sama.
Cangkang sawit adalah limbah dari pengolahan kelapa sawit yang cukup besar, mencapai 60% produksi minyak. Cangkang ini bisa digunakan sebagai bahan produksi karbon aktif. Karbon aktif dapat digunakan di berbagai sektor, termasuk industri minyak, karet, gula dan obat-obatan (Faiz, 2015).
ADVERTISEMENT
Manfaat Cangkang Sawit Sebagai Arang Aktif
Kelapa sawit juga memiliki banyak sekali bagian tanamannya yang bisa dimanfaatkan dan diolah menjadi turunan produk yang bernilai tinggi. Contohnya limbah cangkang kelapa sawit.
Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia. Produksi minyak sawit telah meningkat sejak tahun 2003 sudah mencapai 2 juta ton per tahun di seluruh Indonesia, dan trennya semakin meningkat di tahun-tahun mendatang (Fauzi et al., 2008).
Produksi pertumbuhan kelapa sawit juga mengikuti pertumbuhan jumlah sampah. Salah satu produk limbah yang timbul dalam jumlah besar, misal limbah padat. Limbah ini terdiri dari kulit, batang, tandan kosong dan kulit buah. Selama ini, sebagian besar limbah akan dibuang pabrik kelapa sawit, yaitu dengan pembakaran terbuka, baik permintaan energi boiler atau hanya untuk menguranginya. Pada Proses ini sering menyebabkan polusi udara, yang memprihatinkan masyarakat yang tinggal di sekitar pabrik (Kurniawan et al., 2014).
ADVERTISEMENT
Industri baru yang perlu diperhatikan adalah industri karbon aktif yang digunakan sebagai bahan alternatif berupa bahan adsorben di industri makanan dan minuman, yang juga dapat digunakan sebagai bahan penyerap limbah industri. Cangkang kelapa sawit merupakan limbah industri organik yang dapat terurai karena struktur materialnya yang membutuhkan waktu cukup lama untuk terurai secara alami. Karbon aktif adalah karbon yang telah diaktivasi sehingga pori-porinya terbuka sehingga terjadi penyerapan lebih besar dari batu bara biasa. Karbon aktif adalah karbon amorf yang sebagian tersusun dari karbon terpapar dengan permukaan bagian dalam untuk memungkinkan penyerapan (adsorpsi) bagus. Produksi karbon aktif di Indonesia belum mencukupi kebutuhan sendiri bumi, kadar karbon aktif tertentu, Indonesia masih mengimpor hingga 2.000 ton/tahun (R. Sudrajat dan Salim S, 1994).
ADVERTISEMENT
Karbon aktif atau charcoal atau arang aktif banyak digunakan dalam kosmetik dan produk kesehatan. Banyak produk kosmetik yang menjadikan arang aktif sebagai salah satu keunggulan produknya.
Manfaat Cangkang Kelapa Sawit
Berikut ini adalah beberapa manfaat arang aktif untuk kesehatan dan kecantikan yang bisa diperoleh :
Pertama sebagai bahan perawatan kulit. Arang aktif saat ini banyak digunakan sebagai bahan produk kecantikan, seperti masker wajah. Karena bahan ini dapat membantu menarik mikropartikel, seperti kotoran, debu, bahan kimia, racun, dan bakteri ke permukaan kulit, untuk memudahkan pembuangannya.
Kedua, dapat mengurangi tingkat kolesterol. Kolesterol adalah senyawa yang ditemukan pada lemak dalam darah. Tubuh memerlukan kolesterol untuk membangun sel-sel. Namun, jika kadar kolesterol terlalu tinggi bisa membahayakan. Arang aktif dapat mengurangi tingkat kolesterol di dalam tubuh. Cara kerja ini, yaitu dengan mengikat kolesterol dan asam empedu yang mengandung kolesterol di usus, mencegah tubuh menyerapnya.
ADVERTISEMENT
Sebuah penelitian Journal Of Lipids, mengonsumsi 24 gram arang aktif per hari selama empat minggu menurunkan kolesterol total sebesar 25% dan kolesterol jahat LDL sebesar 25%. Kadar kolesterol HDL yang baik juga meningkat sebesar 8%.
Ketiga, sebagai media industri. Penggunaan utama arang aktif dalam industri adalah untuk pemurnian larutan, seperti industri gula, sirup, air minum, sayuran, lemak, minyak, minuman alkohol, bahan kimia dan farmasi; penyerap gas beracun pada masker; penghilang bau pada sistem alat pendingin; penyerap emisi uap bahan bakar pada otomotif serta sebagai filter rokok (Austin,1984).
Proses Pembuatan
Secara umum, proses produksi karbon aktif adalah sebagai berikut:
Karbonisasi. Proses karbonisasi merupakan proses di mana bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan arang dipanaskan sampai suhu 300-9000 °C (Alfathoni, 2002).
ADVERTISEMENT
Penggilingan. Bahan baku yang telah melalui proses karbonisasi dan menjadi arang kemudian dihaluskan menjadi bubuk dan diayak (Alfathoni, 2002).
Proses Aktivasi. Proses ini merupakan proses yang penting untuk mengaktifkan karbon. Saat mengaktifkan karbon aktif, biasanya digunakan dua metode aktivasi, yaitu aktivasi kimia dan aktivasi fisik. Aktivasi kimia terjadi melalui penggunaan bahan kimia untuk memutus rantai karbon senyawa organik, sedangkan aktivasi fisik terjadi melalui penggunaan panas, uap dan CO2 untuk memutus rantai karbon. Bahan yang biasanya digunakan dalam aktivasi kimia karbon adalah hidroksida logam alkali, garam karbonat, klorida, sulfat, fosfat logam alkali tanah dan terutama ZnCl2, asam anorganik seperti H2SO4 dan H3PO4 (Budiono et al, 2009).
Sedangkan aktivasi fisika dilakukan dengan pemanasan pada suhu 800-900 oC selama 2 jam (Akhmad, 2012).
ADVERTISEMENT