Cadar, Berbahayakah Kamu?

Siti Hanifah
mahasiswa uin syarif hidayatullah jakarta
Konten dari Pengguna
19 Juni 2022 19:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Hanifah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: pixabay https://pixabay.com/id/users/geralt-9301/
zoom-in-whitePerbesar
sumber: pixabay https://pixabay.com/id/users/geralt-9301/
ADVERTISEMENT
Cadar bermakna kain yang digunakan untuk menutupi hampir seluruh wajah kecuali mata. Kebanyakan dari wanita bercadar memakai pakaian yang syariat. Pada kondisi saat ini, banyak para wanita menggunakan hijab atau cadar yang berawal dengan niat untuk memenuhi kewajibannya sebagai seorang muslim, yaitu menutup aurat hingga untuk memenuhi penampilan diri yang fashionable atau terlihat berpenampilan yang menarik, maksud dari fashion di sini bukan hanya sekedar untuk gaya saja, tetapi sebagai penampilan yang tampak sopan, modis, serta tertutup.
ADVERTISEMENT
Namun masih banyak saja masyarakat yang memberikan perspektif atau pandangan yang negatif terhadap wanita yang menggunakan cadar. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan serta berdampak pada kondisi lahiriah dan batiniah di kala seorang wanita yang bercadar ingin menunjukkan kesadaran dirinya serta kewajibannya dalam menjalankan syariat Islam.
Pandangan tersebut terjadi karena kurang akan edukasi serta informasi kepada masyarakat tentang makna serta penggunaan cadar yang sebenarnya, bahkan ada sebagian kalangan yang memanfaatkan momen tertentu untuk memprovokasi masyarakat dalam memberikan edukasi yang tidak baik terhadap cadar.
Dalam hal tersebut perlu kontribusi dari semua kalangan baik pemerintah maupun tokoh agama agar meluruskan serta menyampaikan kebenaran akan fungsi penggunaan cadar yang sesungguhnya, sehingga kembali pada definisi dari cadar yang demikian.
ADVERTISEMENT
Lalu, sebenarnya tindakan seperti apa yang membuat masyarakat berpikir negatif terhadap mereka yang bercadar?
Hal ini terjadi sebab ulah beberapa oknum tertentu yang menggunakan cadar sebagai penutup identitas mereka saat melakukan tindak kriminalitas, seperti:
1. Banyaknya kasus terorisme yang mana pelaku menggunakan cadar.
Kembali kepada perspektif serta pandangan yang negatif dari masyarakat karena adanya pemberitaan yang menyampaikan bahwa penggunaan cadar dikaitkan dengan beberapa kejadian tindak kejahatan yang disebut “Terorisme”, di mana pemberitaan menampilkan sosok pelaku serta istri-istri dari pelaku menggunakan cadar.
Sehingga hal tersebutlah yang digunakan oleh sebagian kalangan terutama kalangan Islamophobia untuk mendoktrin masyarakat bahwa cadar adalah pakaian yang mencerminkan sesuatu yang tidak baik. Padahal pada kenyataannya jika semua masyarakat teredukasi dengan baik, maka dampak negatif “Terorisme” tidak akan melekat pada seorang wanita yang menggunakan cadar. (Darraz, 2017)
ADVERTISEMENT
2. Banyak pelaku pencurian dengan memakai cadar
Penggunaan cadar selain dianggap sebagai ciri dari tindak kejahatan terorisme, ada pula yang memanfaatkan cadar untuk hal yang tidak baik lainnya, yaitu salah satunya untuk menyembunyikan sesuatu dari orang lain dan memanfaatkan situasi, dan keadaan sekitar untuk melakukan pencurian bahkan tindak pidana lainnya.
Jika dilihat dari penggunaan cadar, penggunaannya juga disertai dengan hijab yang lebar atau bahkan sampai menutupi sebagian tubuh. Tentunya hal ini memudahkan sebagian oknum tertentu untuk memanfaatkan hal yang tidak baik. Bahkan ada saja ditemukan sosok yang menggunakan cadar tersebut bukan dari seorang perempuan melainkan seorang laki-laki. Maka dari itulah penggunaan cadar diiringi dengan penggunaan hijab yang menutupi sebagian tubuh dijadikan stigma negatif oleh sebagian masyarakat. (Yunus, 2017)
ADVERTISEMENT
3. Cadar sebagai bentuk perubahan diri
Namun, tidak pula hanya berfokus pada pada pandangan yang menjadikan cadar itu sebagai sesuatu yang jahat dan kriminalitas. Jika dilihat, ada banyak orang yang berpikir bahwa cadar adalah pakaian yang menunjukkan bentuk perubahan diri mereka. Artinya, meski banyak pandangan dan pemikiran negatif dari sebagian masyarakat, tidak sedikit pula para wanita menggunakan cadar sebagai bentuk perubahan diri menjadi lebih baik atau yang sering kita sebut sebagai wanita salihah.
Hal tersebut tentunya bukan karena paksaan atau tekanan dari lingkungan sekitar namun karena kesadaran diri pribadi yang ingin menjalankan kewajiban sebagai seorang muslim dalam menjalankan salah satu syariat Islam yakni menutup aurat dari pandangan yang bukan muhrim. Tentunya tidak mudah bagi seorang wanita memantapkan keputusannya untuk menggunakan cadar secara terus menerus atau istilah yang kita kenal dengan istiqomah. (Dharma, 2018)
ADVERTISEMENT
Dari beberapa uraian di atas cadar tidak hanya digunakan sebagai alat untuk aksi radikalisme tetapi cadar juga dapat digunakan untuk perubahan diri bagi penggunanya, seperti yang tadinya berpakaian terbuka sekarang semenjak memakai cadar pakaiannya menjadi tertutup rapi dan sopan sekali, dan maka dari itu banyak sekali pandangan yang tidak baik terhadap cadar karena terdapat oknum-oknum tertentu yang menyalah gunakan maka, tentunya perlu banyak berbagai dukungan untuk menyampaikan kepada masyarakat manfaat serta fungsi dari cadar.
Hal tersebut menggerakkan para komunitas wanita bercadar untuk mulai mengedukasi serta menampilkan fungsi cadar sebagai salah satu fashion yang tentunya dengan tujuan agar semua kalangan masyarakat dapat melihat hal yang baik dari penggunaan cadar yang demikian.
ADVERTISEMENT
Daftar pustaka
Darraz, A (2017), Reformulasi Ajaran Islam: Jihad, Khilafah dan Terorisme, Mizan, Bandung.
Yunus, A. F. (2017). Radikalisme, Liberalisme dan Terorisme: Pengaruhnya Terhadap Agama Islam. Jurnal Studi Al-Qur'an, Vol 13. DOI: https://doi.org/10.21009/JSQ.013.1.06
Dharma, F. A. (2018). Konstruksi Realitas Sosial:Pemikiran Peter L. Berger Tentang Kenyataan Sosial. Kanal: Jurnal Ilmu Komunikasi, Vol 7(1). DOI: https://doi.org/10.21070/kanal.v6i2.101