Konten dari Pengguna

Menumbuhkan Apresiasi dan Kreativitas dalam Diri Siswa

Siti Humairoh
Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9 November 2021 20:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Humairoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sSumberSumber:Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
sSumberSumber:Pixabay
ADVERTISEMENT
Sekarang ini tidak dapat dibantahkan lagi bahwa pelajaran sastra di sekolah masih menjadi pembelajaran yang kurang menarik dan membosankan bagi siswa. Hal tersebut terjadi karena siswa lebih banyak diberikan teori-teori sastra oleh guru, sedangkan pengalaman bersastra sangatlah kurang.  Padahal, peelajaran sastra di sekolah diharapkan menjadi  pelajaran yang menyenangkan dan menumbuhkan kreativitas pada siswa.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh ketika siswa disuruh mengapresiasi karya sastra ataupun membaca karya sastra banyak yang tidak mengerti cerita tentang sastra tersebut. Hal tersebut terjadi karena siswa lebih suka mengapresiasi dan membaca karya tulis tentang percintaan dibandingkan dengan cerita sastra. Padahal, ketika ia mengerti tentang sastra ia akan menyukainya.
Oleh karena itu, untuk menumbuhkan apresiasi dan kreativitas siswa kita bisa membuat bahan pelajaran sastra  yang mengacu kepada hal tersebut. Rusyana (2002:2) menyatakan bahwa ada tiga kompetensi utama dalam pembelajaran sastra di sekolah, yaitu (1) kemampuan mengapresiasi sastra yang dapat dilakukan melalui kegiatan mendengarkan hasil sastra, menonton hasil sastra, dan membaca hasil sastra berupa puisi, cerita pendek, novel, dan drama. Apresiasi tersebut memiliki arti sebagai kegiatan mengetahui sebuah karya sastra, sehingga dapat menilai dan menikmati karya sastra tersebut. (2) Kemampuan berekspresi sastra dilakukan melalui kegiatan melisankan hasil sastra, menulis karya cipta sastra berupa puisi, cerita pendek, novel, dan drama. Ekspresi sastra tersebut yaitu kegiatan untuk mengenal sebuah karya sastra dengan membuat karya sastra sendiri dan menampilkannya. (3) Kemampuan menelaah hasil sastra dapat dilakukan melalui kegiatan menilai hasil sastra, meresensi hasil sastra, dan menganalisis hasil sastra. Selain ketiga kemampuan tersebut, hal yang harus dipelajari dalam pembelajaran sastra, yaitu siswa dapat memperoleh pengetahuan sastra secara berjenjang dari sejarah sastra, teori sastra, dan kritik sastra.
ADVERTISEMENT
Pelajaran sastra di sekolah ada untuk mencapai suatu tujuan intrakurikuler, yakni memenuhi syarat nilai bagus siswa agar naik kelas atau lulus sekolah. Sedangkan, menanamkan kecintaan pelajaran kepada sebuah seni, khususnya pada kesusastraan, tidak hanya dilakukan di sekolah saja, tetapi siswa harus belajar dan mencari referensi sendiri dari berbagai buku sastra.
Di dalam karya sastra juga mengadung nilai-nilai dan pesan yang baik, melalui karya sastra dapat menumbuhkan internalisasi nilai-nilai kehidupan untuk menumbuhkan jati diri yang utuh dan berintegritas. Menumbuhkan jati diri siswa dalam sastra bisa dilakukan dengan membaca dan menghayati nilai-nilai kehidupan. Pelajaran karya sastra di sekolah dijadikan sebagai bentuk kegiatan memberikan pengalaman apresiasi sastra pada siswa.
Pelajaran apresiasi sastra berperan penting untuk pendidikan, karena sastra khususnya novel, merupakan bahan ajar yang dapat mendorong siswa ke arah kreativitas dan dapat memperluas wawasan tentang nilai kehidupan. Novel merupakan karya sastra imajinasi pengarang dalam bentuk fiksi. Hadirnya Novel di tengah kehidupan masyarakat sebagai bahan bacaan cukup mendapat perhatian khususnya bagi mereka yang gemar membaca cerita. Jenis karya sastra ini banyak diminati pembaca karena novel mengisahkan kehidupan manusia dengan berbagai masalah dan konflik di dalamnya baik cerita pribadi seseorang maupun cerita khayalan. Seperti, Novel Notasi karya Morra Quarto, Novel Tomodachi, karya Winna Efendi, Apa Pun Selain Hujan, karya Orizuka. Novel-novel tersebut merupakan karya seorang remaja yang dapat menginspirasi siswa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, sastra tidak menyulitkan tidak  seperti menyatukan piring yang pecah kembali seperti semula, karena kita bisa membuat karya sastra sesuai dengan pengalaman kita sendiri. Mempelajari sastra membuat kita sadar bahwa banyak ilmu yang kita dapat ketika mengerti tentang sastra, khususnya karya sastra. Dengan mengetahui karya sastra membuat kita terinspirasi untuk membuat sebuah karya sastra yang bisa menumbuhkan kreativitas yang ada dalam diri kita.