Konten dari Pengguna

Apa Itu Konsep Diri? Observasi Anak Melalui Lensa Hurlock

Siti Kholila
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
11 Desember 2024 12:48 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Kholila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Observasi terhadap Siswi SMA Prestasi Prima. Sumber: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Observasi terhadap Siswi SMA Prestasi Prima. Sumber: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Definisi dan Pentingnya Konsep Diri
Konsep diri adalah persepsi individu tentang dirinya sendiri yang terbentuk melalui pengalaman dan interaksi dengan lingkungan serta orang-orang di sekitarnya. Hal ini menjadi dasar identitas seseorang dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti, sifat, kemampuan, relasi sosial, prestasi, hingga kesehatan mental. Konsep diri sangat penting dimiliki seseorang karena memengaruhi cara berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain.
ADVERTISEMENT
Jika individu dengan konsep diri yang positif, maka cenderung lebih mudah mewujudkan hubungan sosial yang sehat dan memuaskan. Mereka lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan orang lain dan mampu membangun koneksi yang kuat, begitu juga sebaliknya mereka dengan konsep diri negatif mungkin merasa rendah diri dan kesulitan dalam interaksi sosial.
Menurut Hurlock, konsep diri adalah gabungan dari berbagai keyakinan yang dimiliki individu, meliputi aspek fisik, psikologis, sosial, emosional, aspiratif, dan prestasi yang telah dicapai. Konsep diri ini tidak hanya mencakup cara seseorang memandang dirinya sendiri, tetapi juga mencerminkan keyakinan mengenai bagaimana orang lain memandangnya. Oleh karena itu, penting mengupayakan konsep diri melalui pengalaman yang positif dan interaksi sosial yang mendukung agar dapat membantu individu mencapai potensi penuh mereka dalam berbagai aspek kehidupan.
ADVERTISEMENT
Tahapan Pembentukan Konsep Diri
Hurlock membagi pembentukan konsep diri menjadi tiga tahapan:
Tahapan Primer : Terbentuk melalui interaksi dalam keluarga. Pola asuh orang tua sangat mempengaruhi cara anak memandang diri mereka.
Dari hasil observasi terhadap salah satu siswi SMA Prestasi Prima dengan inisial MRG yang menyatakan bahwa orang tuanya tidak pernah mengatakan hal-hal negatif tentang dirinya. Namun sebaliknya, kedua orang tuanya memberi dukungan penuh kepadanya hingga MRG cukup banyak meraih prestasi dalam bidang akademik di sekolah.
Tahapan Sekunder : Dibentuk oleh interaksi dengan teman sebaya dan lingkungan sosial lainnya. Anak mulai membandingkan diri mereka dengan orang lain di luar keluarga.
Dari hasil observasi terhadap MRG, anak ini cenderung sensitif atau mudah berfikir hal negatif jika teman atau orang di sekitarnya membicarakan hal yang tidak mengenakan tentang dirinya. Solusi paling mudah untuk mengatasi hal tersebut bagi dirinya adalah menenangkan diri dengan mengolah pernapasan selama 1-2 menit kemudian berusaha untuk mengevaluasi tindakannya selama ini.
ADVERTISEMENT
Tahapan Ideal : Merupakan perpaduan antara tahapan primer dan sekunder, di mana anak memiliki gambaran tentang mereka seharusnya menjadi.
Dari hasil observasi, MRG memiliki kepercayaan dan ketahanan diri yang kuat dalam menghadapi tantangan hidup. MRG berusaha untuk keluar dari zona nyamannya untuk menyelamatkan dirinya dari hal negatif yang memungkinkan dirinya merasa lebih rendah.
Dampak Pola Asuh terhadap Konsep Diri
Observasi menunjukkan bahwa pola pengasuhan yang diterapkan orang tua sangat berpengaruh terhadap perkembangan konsep diri anak. Pola asuh yang mendukung dan positif cenderung menghasilkan anak dengan konsep diri yang positif, sementara pola asuh yang negatif dapat menyebabkan anak merasa tidak berharga atau kurang percaya diri. MRG memiliki emosional yang sensitif jika isu terkait dirinya yang bersifat negatif sampai kepada telinganya. Namun, dengan dukungan keluarga terutama orang tua, MRG mampu melewati rintangan hidupnya dan berusaha untuk meningkatkan segala prestasi di sekolah agar isu-isu negatif terhadap dirinya tertutupi.
ADVERTISEMENT
Perbedaan Konsep Diri Positif dan Negatif
Konsep Diri Positif : Anak dengan konsep diri positif cenderung memiliki keyakinan pada kemampuan mereka, lebih mampu menghadapi tantangan, dan merasa nyaman dalam interaksi sosial. Mereka menerima kelebihan dan kekurangan yang dimiliki.
Hasil observasi terhadap MRG dapat disimpulkan bahwa keyakinan serta dukungan orang sekitar sangat mempengaruhinya untuk terus maju dikala hal negatif mengusik perjalannya mencapai prestasi.
Konsep Diri Negatif : Sebaliknya, anak dengan konsep diri negatif sering merasa tidak diterima, mengalami rasa malu, dan kurang percaya diri. Hal ini dapat menghambat perkembangan sosial dan emosional mereka.
MRG mengatakan jika pola asuh orang tua yang berlebihan kepada anaknya atau orang tua memiliki harapan tinggi pada anaknya, hal itu malah membuat anak cenderung tertekan dan merasa takut. Karena, anak merasa seperti ada yang mengawasi dari jarak jauh, namun dengan wujud ekspetasi.
ADVERTISEMENT
Implikasi untuk Pendidikan dan Pengasuhan
Hasil observasi ini pentingnya peran pendidik dan orang tua dalam membentuk konsep diri anak. Karena orang tua adalah lingkungan pertama anak dalam berinteraksi dan mengembangkan potensinya. Dengan memahami tahapan perkembangan konsep diri menurut Hurlock, orang tua dan pendidik dapat lebih baik dalam memberikan dukungan positif yang diperlukan untuk membantu anak mengembangkan konsep diri yang sehat.
Kesimpulan
Observasi tentang konsep diri anak melalui lensa Hurlock menunjukkan bahwa pemahaman tentang diri sendiri sangat dipengaruhi oleh interaksi awal dengan keluarga dan lingkungan sosial. Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, kita dapat membantu anak mengembangkan identitas yang positif, yang akan berdampak pada kesejahteraan mental dan sosial mereka di masa depan.
Daftar Pustaka
ADVERTISEMENT
Wardani, Laila Meiliyandrie Indah & Ritia Anggadita. (2021). Konsep Diri dan Konformitas pada Perilaku Konsumtif Remaja. Pekalongan: Penerbit NEM.
Daulay, Saripuddin. (2024). Menggugat Kinerja Guru: Membangun Efikasi, Konsep Diri, dan Motivasi. Medan: UMSU Press.