Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tasawuf: Mengenal Trilogi Ajaran Islam
10 November 2022 21:51 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Lala Malhikmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dari sudut pandang trilogi ajaran islam, terdapat beberapa bagian mendasar yang harus dimiliki seorang muslim.
ADVERTISEMENT
Iman merupakan pondasi utama yang memiliki arti yakin tanpa ragu. Dalam beragama seorang muslim dituntut untuk yakin terhadap Allah SWT. Walaupun belum nampak wujudnya.
ADVERTISEMENT
Islam bermakna tunduk atau patuh. Seseorang disebut islam ketika tunduk dan patuh terhadap ketentuan Allah SWT. Islam berasal dari kata Arab "aslama-yuslimu-islaman" yang secara kebahasaan berarti menyelamatkan. Islam juga bermakna sesuatu yang menghadirkan kedamaian.
Selanjutnya Ihsan yang memiliki makna kebaikan yang dikerjakan karena Allah SWT. Makna Ihsan telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW. “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau.” (dalam hadits Arbain No.2)
Dari uraian singkat diatas Iman juga meliputi kepercayaan, keyakinan, iman dapat kuat dengan ilmu, lemah dengan kebodohan, iman dapat meningkat dengan amal saleh, dapat menurun dengan kemaksiatan, dan jika seorang muslim sudah terjerumus dalam kemaksiatan, hal yang dapat merubah kembali Iman yaitu datangnya hidayah dari Allah.
ADVERTISEMENT
Akidah secara bahasa merupakan ikatan, kepercayaan dan keyakinan seseorang. Secara tradisionalis Akidah tercermin dalam arkanul iman yang meliputi rukun iman . Menurut istilah dan terminologi, akidah adalah iman yang teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan sedikitpun bagi orang yang meyakininya. Jadi, Akidah Islamiyyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadaNya.
Syariah merupakan suatu aturan langsung dari Allah SWT. yang mengatur hubungan antara manusia dengan Allah SWT. Syariah berarti jalan ke sumber mata air. Dahulu orang arab menggunakan syariah sebagai sebutan jalan setapak menuju sumber mata air untuk membersihkan diri.
Sementara akhlak memiliki arti bertingkah laku, tabiat atau perangai. Akhlak biasanya telah melekat dan akan tercermin dari perilaku orang tersebut.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, akidah, syariah, dan akhlak saling berhubungan dalam perilaku manusia. Akidah yang merupakan kepercayaan atau keimanan seorang muslim. Syariah sebagai perbuatan konsekuensi yang terpercaya dan akhlak bagian dari akidah dan syariah yang tercermin dari ketinggian perilaku akhlak.
Akidah memandu akhlak, akhlak dipandu akidah. Akidah memandu orang-orang beriman untuk menetapkan orientasi hidup dan kehidupan fokus kepada Allah SWT. Akidah bisa saja kuat sampai akhir hayat, ada juga yang longgar ataupun lepas.
Sejalan dengan pengertian trilogi ajaran islam yang demikian itu, tentunya tidak terlepas dari pandangan radikal. Khawarij berpandangan jika seseorang beriman melakukan dosa besar maka iman didalam dirinya akan hilang. Sementara pandangan dari ahlussunnah wal jamaah, dosa besar hanya mengurangi iman bukan hilang dari dalam dirinya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya kegiatan pokok tasawuf yang mencakup kepekaan emosi dan spiritual. Menurut as sarraj, terdapat beberapa langkah dalam membersihkan diri dari berbagai penyakit hati. Ibadah secara konsisten dan berkesinambungan, perjuangan jihad melawan hawa nafsu, pelatihan rohani, pengorientasian diri pada satu prinsip bahwa hidup ini semata-mata karena Allah SWT.
Struktur kepribadian seorang muslim tentunya tidak terlepas dari akidah yang kokoh, syariah istiqamah, akhlak mulia, dan tentunya Allah SWT diatas segalanya.
Selain itu sebagai seorang muslim hendaknya kita memiliki beberapa aspek penting dalam hidup. Akidah yang selamat, ibadah yang benar, akhlak yang kokoh, badan yang kuat, pikiran yang luas, semangat dalam menjalani hidup, bersungguh sungguh menjalani waktu, mengatur urusannya dengan baik, kemampuan memgembangkan diri, dan hidupnya bermanfaat bagi orang lain.
ADVERTISEMENT
Penulis : Siti Laela Malhikmah, Prof. Asep Usman Ismail