Konten dari Pengguna

Bahal Idul Fitri Bojonegoro: Tradisi Halal Bi Halal yang Mengikat Persaudaraan

Siti lina Lutfiana
Mahasiswa hukum UIN sunan Ampel Surabaya
31 Maret 2025 14:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti lina Lutfiana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
hasil jepretan sediri: suasana bahal di kecamatan kepohbaru bojonegoro
zoom-in-whitePerbesar
hasil jepretan sediri: suasana bahal di kecamatan kepohbaru bojonegoro
Tradisi Bahal di Kecamatan Kepohbaru, Bojonegoro, merupakan wujud kearifan lokal yang tetap terpelihara kelestariannya. Tradisi ini memiliki akar budaya yang kuat dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat. Bahal sesungguhnya adalah bentuk halal bihalal yang dilaksanakan sebagai ungkapan kebersamaan dan saling memaafkan setelah Hari Raya Idulfitri. Kegiatan ini menjadi momen penting bagi masyarakat untuk mempererat tali silaturahmi, menghapus kesalahpahaman, dan memperbarui hubungan sosial yang harmonis.
ADVERTISEMENT
Tradisi Bahal tidak sekadar menjadi rutinitas tahunan, melainkan mencerminkan nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun-temurun. Dalam suasana penuh keakraban dan kehangatan, masyarakat saling mengunjungi, bertukar salam, dan mengucapkan permohonan maaf. Hal ini mencerminkan pentingnya menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat serta menjadi cermin nilai-nilai toleransi, kebersamaan, dan saling menghormati yang menjadi fondasi kuat dalam kehidupan sosial di Kepohbaru. Dengan tradisi yang kaya akan makna, Bahal menjadi perekat bagi masyarakat dan memperkokoh identitas budaya lokal yang tetap hidup meskipun zaman terus berubah tentu dalam momen ini semakin menambah suasana Idulfitri.
Sejarah dan Makna Tradisi Bahal
Tradisi Bahal di Kecamatan Kepohbaru sudah ada sejak zaman dahulu dan terus diwariskan dari generasi ke generasi. Tradisi ini mencerminkan kekuatan ikatan sosial yang terjalin erat dalam masyarakat, di mana nilai-nilai persaudaraan, kebersamaan, dan solidaritas sosial ditanamkan sejak dini. Dalam pelaksanaannya, masyarakat berkumpul dalam suasana penuh kehangatan dan kebersamaan, menciptakan rasa kekeluargaan yang kuat. Momen ini menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi, menguatkan hubungan antarwarga, serta menghapus perselisihan yang mungkin pernah terjadi. Dengan demikian, Bahal tidak hanya menjadi kegiatan seremonial tahunan, tetapi juga menjadi simbol dari keharmonisan sosial yang dijaga dan dihargai oleh masyarakat Kepohbaru terutama saat perayaan Idulfitri.
ADVERTISEMENT
Proses Pelaksanaan Tradisi Bahal
Pelaksanaan Bahal dilakukan dengan cara setiap warga secara bergantian mengunjungi rumah-rumah tetangga dan kerabat untuk saling bermaafan. Kegiatan ini biasanya berlangsung selama beberapa hari setelah Hari Raya Idulfitri, di mana setiap keluarga memiliki kesempatan untuk menjadi tuan rumah dan menerima kunjungan dari warga lainnya. Pada setiap kunjungan, warga saling mengucapkan permohonan maaf dan doa kebaikan, menguatkan tali persaudaraan di antara mereka. Suasana hangat dan akrab terasa dalam setiap pertemuan, sementara tuan rumah menyambut tamu dengan ramah dan menyajikan hidangan khas Idulfitri seperti ketupat, opor ayam, dan berbagai kue tradisional. Tradisi ini menjadi kesempatan bagi warga yang merantau untuk kembali ke kampung halaman dan turut serta dalam kegiatan Bahal, mempererat kembali ikatan sosial yang mungkin renggang karena jarak dan waktu.
ADVERTISEMENT
Nilai Sosial dan Budaya
Tradisi Bahal mengajarkan pentingnya memelihara hubungan sosial yang selaras dan memperkokoh solidaritas di tengah masyarakat. Dalam momen halal bihalal ini, setiap warga berusaha menghapus dendam, menguatkan ikatan persaudaraan, dan memupuk persatuan. Dengan adanya tradisi Bahal, nilai-nilai kebersamaan dan saling menghormati dipertahankan, sehingga tercipta lingkungan sosial yang harmonis, rukun, dan penuh toleransi. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi Bahal tidak hanya mengedepankan aspek ritual keagamaan, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keselarasan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Tradisi ini juga mengingatkan bahwa menjaga hubungan sosial yang harmonis adalah tanggung jawab bersama yang perlu dirawat secara berkesinambungan. Melalui kegiatan ini, nilai-nilai luhur dalam kehidupan bermasyarakat tetap terjaga dan diwariskan kepada generasi muda agar tradisi Bahal tetap lestari dan terus hidup di masa mendatang.
ADVERTISEMENT