Konten dari Pengguna

Pembalakan Liar Berakibat pada Berkurangnya Tempat Resapan Air

SITI MAESAROH 2021
Mahasiswi Tadris Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
21 Juni 2022 22:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SITI MAESAROH 2021 tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Pembalakan Liar di Kawasan Hutan. Sumber: Pixabay.
zoom-in-whitePerbesar
Foto Pembalakan Liar di Kawasan Hutan. Sumber: Pixabay.
ADVERTISEMENT
Pembalakan liar di hutan yang dilakukan oleh manusia dikategorikan sebagai masalah besar saat ini, pasalnya ini menyebabkan berkurangnya tempat resapan air. Namun, manusia itu sendiri tidak sadar akan tindakannya yang sudah menyimpang dan menimbulkan masalah. Secara tidak langsung pembalakan liar yang berlangsung terus-menerus akan menghilangkan fungsi ekologi hutan secara perlahan. Secara nyata, dampak besar juga dirasakan langsung oleh flora, fauna maupun masyarakat sekitar.
ADVERTISEMENT
Tindakan pembalakan liar termasuk ke dalam kategori kejahatan, di mana dilakukan tanpa ada izin dari pemerintah atau pejabat yang berwenang. Dampak yang akan ditimbulkan adalah berkurangnya jumlah pepohonan yang ada di kawasan hutan. Dengan berkurangnya jumlah pepohonan berakibat pada hilangnya tempat resapan air. Selain itu, hutan yang mempunyai fungsi sebagai habitat bagi hewan akan hilang.
Pohon-pohon yang ada di hutan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan makhluk hidup, namun tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab membuat keterlibatannya dalam kehidupan hilang tanpa sisa. Berkurangnya tempat resapan air akan memberikan pengaruh terhadap siklus daur air. Hal ini disebabkan oleh pohon yang makin berkurang berakibat pada kurang maksimalnya air diserap oleh akar. Selain itu, dapat menyebabkan bencana, yaitu banjir.
Foto Banjir sebagai akibat dari kurangnya pohon sebagai resapan air. Sumber: Pixabay.
Banjir merupakan dampak nyata yang kini sangat familier bagi kita, sudah tidak kaget televisi yang menayangkan berita banjir maupun tanah longsor yang melanda daerah-daerah yang ada di Indonesia. Secara tidak langsung, dapat diketahui apa penyebab dari bencana tersebut terjadi. Dikutip dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kutai Kertanegara dilanda banjir pada beberapa wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantam Selatan pada 26 Mei 2022. Banjir tersebut terjadi karena adanya hujan dengan intensitas yang tinggi. Seharusnya, ketika intensitas hujan tinggi namun ketersediaan pohon sebagai tempat resapan air cukup kemungkinan besar banjir tidak akan terjadi.
ADVERTISEMENT
Secara geografis, Kalimantan merupakan hutan Indonesia yang kaya dengan pohon namun banjir tetap melanda di wilayah Kalimantan. Mengapa demikian? Karena hutan-hutan Kalimantan sudah dialih fungsikan sebagai lahan industri sehingga tempat resapan air ketika turun hujan dengan intensitas cukup tinggi, maka menyebabkan air meluap ke daerah pemukiman yang disebut banjir. Banjir akan memberikan dampak yang merugikan bagi lingkungan bahkan masyarakat.
Dampak yang makin nyata didepan mata, sudah seharusnya kita sadar akan hal ini. Penanggulangan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini dapat dimulai dari kesadaran pada diri seluruh masyarakat akan pentingnya hutan bagi berlangsungnya kehidupan di bumi. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan memberikan wawasan pengetahuan melalui penyuluhan secara langsung kepada masyarakat sehingga perlahan-lahan masyarakat akan tahu pentingnya menjaga kelestarian hutan. Selain itu, tindakan juga perlu dijaga dalam hal pemanfaatan hutan agar tetap lestari.
ADVERTISEMENT
Penanaman kembali pohon atau reboisasi juga termasuk ke dalam salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat sebagai bentuk partisipasinya dalam menjaga kelestarian lingkungan hutan. Reboisasi ini dapat dilakukan di kawasan yang sudah mencapai hutan gundul akibat pembalakan atau aktivitas yang lainnya. Upaya ini akan sangat bermanfaat karena jumlah pohon akan bertambah sehingga akar yang berfungsi sebagai tempat resapan air akan makin banyak.
Lingkungan hutan yang kian memburuk, banjir yang makin marak mengharuskan kita sadar akan pentingnya menjaga dan melestarikan hutan. Sadarkah kita? Makin baik kita memperlakukan dan menjaga hutan, maka hutan juga akan memberikan manfaat yang baik juga terhadap kita. Saat ini kepedulian kita terhadap maraknya pembalakan liar sangat diperlukan agar hutan tetap terjaga dengan baik. Mari bersama-sama mencegah terjadinya pembalakan liar dimulai dari diri sendiri dengan meningkatkan rasa peduli terhadap hutan. Sebagaimana pepatah mengatakan “Mencegah lebih baik daripada mengobati”.
ADVERTISEMENT