Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Bahaya Prasangka Buruk
27 Juni 2021 8:47 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:09 WIB
Tulisan dari Siti Mutmainah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tanpa kita sadari beberapa orang mungkin sering berprasangka buruk kepada orang lain dan islam sangat melarang manusia untuk berprasangka buruk terhadap sesama.
ADVERTISEMENT
Padahal berprasangka buruk itu bukan dari hati namun dari pikiran. Karena hati hanya sebagai sumber dan dari sumber tersebut memberikan sinyal, kemudian yang berpikir terdapat pada akal. Sumber prasangka buruk berasal dari nafsu yang ada pada diri sendiri.
Dapat kita lihat, jika ada orang yang kita kenal jalan depan kita yang sedang duduk tetapi tidak menyapa dan tiba-tiba kita marah. Sebenarnya marah kita bukan diakibatkan karena dia tidak menyapa, namun diakibatkan diri sendiri tidak mampu mengendalikan hawa nafsu untuk marah.
Kalau kita berpikir positif dan berprasangka baik maka kita dapat mengendalikan diri dan berpikir mungkin orang tersebut sedang ada keperluan mendesak yang mengakibatkan dia tidak menyapa.
Sesuai Surah Al-Hujurat ayat 12 tentang larangan berprasangka buruk yang artinya “Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka buruk (kecurigaan), karena sebagian dari prasangka buruk itu dosa. Dan janganlah sebagian kalian mencari-cari keburukan orang dan menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
ADVERTISEMENT
Ditambah dengan hadis Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Jauhilah oleh kalian sifat buruk sangka, karena sesungguhnya buruk sangka adalah sedusta-dusta ucapan.”
Berprasangka buruk juga dapat mengganggu kejiwaan dan merusak karakter. Selain penyakit hati ada pula efek yang akan dirasakan seperti dijauhkan orang lain dan tidak ada yang mempercayai.
Walaupun kita sering berprasangka buruk kepada sesama, hal tersebut dapat di obati dengan cara. Memulai berpikir positif, Menyadari jika berprasangka buruk itu berdosa, Dan juga dengan membaca Surah An-Nas dan meminta pertolongan kepada Allah SWT.
Sebagai manusia kita dianjurkan untuk selalu berprasangka baik kepada sesama manusia, karena kita hidup tidak sendiri. Melainkan kita hidup sebagai makhluk sosial yang membutuhkan bantuan satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Mari tanamkan diri kita untuk berpikir positif dan tidak curiga kepada orang lain.