Konten dari Pengguna

Dendam Bagaikan Racun dalam Diri Sendiri

Siti Mutmainah
Mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
22 Februari 2022 10:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Mutmainah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagai manusia yang tak pernah lepas dari kesalahan dan kekhilafan. Sering kali kita memendam kemarahan yang besar dan mengakibatkan marah itu berubah menjadi dendam.
dokumentasi pribadi
Perasaan ingin membalas orang yang pernah menyakiti kita dan melampiaskan kekesalan hati dengan perbuatan tidak baik. Tidak ada guna nya kita dendam kepada orang lain, melainkan dapat menyakiti diri sendiri dan tidak memecahkan suatu masalah.
ADVERTISEMENT
Sesuai Dalil Naqli tentang dendam yang memiliki arti “Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabatnya, orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah merasa memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang.” (Q.S An-Nur : 22)
Dalam islam dendam itu tidak ada, Agama mengajarkan kita untuk saling memaafkan kesalahan dan berbuat kebaikan kepada orang lain. Dendam termasuk perbuatan tercela yang dilarang oleh agama karena dapat menimbulkan permusuhan sehingga bisa memutuskan tali silaturahmi antar manusia.
Ditambahkan dengan ayat Al-Quran yang artinya “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpaling dari pada orang-orang yang bodoh.” (Q.S Al-A’raf : 199)
ADVERTISEMENT
Orang yang mempunyai keinginan untuk membalas kejahatan orang lain disebut dengan pendendam. Walaupun agama membolehkan kita membalas perbuatan orang yang telah menzolimi, tetapi jauh lebih baik dan mulia jika kita memaafkan.
Selain itu, pendendam akan menghilangkan ketentraman batin. Karena orang yang marah atas kesalahan orang lain dan ingin membalas kejahatan tersebut tidak akan pernah merasakan ketentraman batin.
Adapun pendendam itu dibenci oleh Allah dan ini merupakan kerugian terbesar. Bukankah kita senantiasa mengharap ridha Allah atas semua amalan yang pernah kita perbuat. “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya dia tidak menyukai orang-orang yang Zalim.” (Q.S Asy-Syura : 40)
ADVERTISEMENT
Dapat kita ingat bahwa dendam hanya akan membuat kegelisahan pada hati, menghancurkan kebahagiaan, membawa kesusahan dan pastinya kita akan dijauhi oleh teman, saudara bahkan orang lain yang sebelumnya tidak kita kenal.
Kita mempunyai hak untuk mendoakan orang tersebut kepada Allah agar dia diberi hukuman tapi kita juga mempunyai hak untuk mendoakan kepada Allah agar memberikan hidayah kepada orang yang telah menyakiti kita.
Bersabar dan menerima dengan ikhtiar menjadi kunci kita sebagai umat muslim untuk tidak menumbuhkan rasa dendam pada diri sendiri.