Konten dari Pengguna

Wisata Religi Gunung Tidar, Saksi Bisu Perjuangan Syekh Subakir

Siti Niroresmi Puspitaningdyah
Mahasiswi Prodi S1 Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada
9 Desember 2022 22:16 WIB
Tulisan dari Siti Niroresmi Puspitaningdyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Papan tanda selamat datang. (Sumber: dokumentasi pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Papan tanda selamat datang. (Sumber: dokumentasi pribadi)
ADVERTISEMENT
“Pakunya Tanah Jawa”. Hal ini erat dengan kisah Syekh Subakir sebagai sosok yang memegang peran besar dalam menyebarkan agama Islam di Kota Magelang.
ADVERTISEMENT
“Mati lan Modar”, merupakan asal usul nama Tidar tutur salah satu anggota Unit Pelaksana Teknis Gunung Tidar. Disebut sebagai mati dan modar karena dahulu Gunung Tidar tersohor dengan aura mengerikan hingga kebanyakan orang enggan untuk pergi kesana.
Kisah Syekh Subakir
Monumen Tugu Paku. (Sumber dokumentasi: pribadi)
Konon menurut cerita salah satu juru kunci Gunung Tidar, Syekh Subakir tergugah untuk pergi ke tanah Jawa setelah melihat sorot cahaya terang yang berasal dari Kota Magelang. Penulis mengatakan konon karena sejarah dari Syekh Subakir sendiri yang masih simpang siur. Kala itu tanah Jawa masih porak-poranda di bawah pengaruh kekuasaan mahluk halus serta jin. Usaha penyebaran agama Islam oleh para leluhur ulama selalu saja digagalkan.
Sesampainya di tanah Jawa Syekh Subakir segera menancapkan batu hitam yang dibawanya dari Arab ditengah Puncak Gunung Tidar. Tak lama muncul kekuatan gaib suci dan hawa panas menghempas seluruh mahluk halus, lelembut, siluman, jin pergi dari tanah Jawa.
ADVERTISEMENT
Tidak disangka bahwa kedatangan Syekh Subakir disertai tindakannya mengundang perhatian Sabda Palon, raja dari bangsa mahluk halus. Sabda Palon langsung menemui Syekh Subakir dan bertanya tujuan ditancapkan batu hitam tersebut. Perdebatan terjadi, mereka saling adu kesaktian. Konon peperangan antara keduanya berlangsung selama 40 hari 40 malam. Hingga Sabda Palon atau Ki Semar Badranaya sang Danyang tanah Jawa pada akhirnya menawarkan sebuah perjanjian.
Dalam perjanjian tersebut Syekh Subakir dan para ulama diperbolehkan untuk menyebarkan agama Islam di Tanah Jawa dengan syarat tidak memaksa. Selain itu Sabda Palon juga mempersilahkan para Raja Islam untuk berkuasa di tanah Jawa namun tetap memayungi adat istiadat dan budaya yang ada.
Kompleks Pemakaman
Makam yang selalu ramai dengan peziarah. (Sumber dokumentasi: pribadi)
Bukan hanya kawasan wisata biasa, Gunung Tidar juga memiliki area pemakaman yang selalu dipenuhi dengan peziarah. Biasanya peziarah datang dengan motivasi untuk memanjatkan doa kepada para alim ulama yang dimakamkan. Di sana dapat ditemui makam Syekh Subakir, Syekh Jangkung, Kyai Semar, Kyai Sepanjang, serta tombak yang dipakai Syekh Subakir untuk menundukkan Pulau Jawa.
ADVERTISEMENT
Trekking Menuju Puncak Tidar
Wisatawan mengakses jalur trekking menuju puncak Tidar. (Sumber dokumentasi: pribadi)
Untuk mencapai puncak Gunung Tidar telah dibangun jalur trekking berupa tangga. Disediakan juga beberapa titik perhentian serta warung untuk sekadar melepas lelah sembari menikmati suasana sekitar. Cocok untuk kalian yang gemar healing tipis-tipis ke destinasi wisata religi yang masih asri dikelilingi pepohonan rimbun serta udara yang sejuk.
Uniknya pada setiap titik perhentian kita dapat mengetahui berapa banyak anak tangga yang sudah dilalui. Jumlah anak tangga yang perlu dilalui untuk mencapai puncak yakni 1002 anak tangga. Menurut penulis rasa lelahnya sepadan dengan experience yang didapatkan.
Wah setelah membaca artikel diatas tentunya tidak perlu berpikir dua kali untuk pergi berwisata ke Gunung Tidar bukan? Yuk, kunjungi langsung!
ADVERTISEMENT