Konten dari Pengguna

Kulit Pisang, Limbah yang Kaya Manfaat

SITI NURHASANAH
Dosen Teknologi Pangan Universitas Padjadjaran
7 Agustus 2024 5:47 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari SITI NURHASANAH tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pisang Foto: Steve Hopson/ WikimediaCommons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pisang Foto: Steve Hopson/ WikimediaCommons
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pisang merupakan salah satu sumber daya alam yang melimpah yang dapat berbuah setiap saat tanpa mengenal musim. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2022), produksi pisang di Indonesia mencapai angka 9,24 juta ton. Pisang mengandung air dalam jumlah tinggi dan setelah dipanen, aktivitas metabolismenya meningkat. Hal tersebut membuat pisang memiliki sifat yang cepat rusak dan mutunya rentan berubah.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, diperlukan pengolahan lebih lanjut agar pisang memiliki umur simpan yang lebih lama seperti dibuat keripik, salai atau selai sehingga menimbulkan limbah berupa kulit. Kulit pisang menjadi limbah rumahan maupun industrial yang dibuang dalam jumlah besar di alam. Jumlahnya sebesar 35% dari total massa buahnya sendiri.
Namun kulit pisang selama ini masih dibuang begitu saja karena dianggap sudah tidak dapat dikonsumsi lagi. Pembuangan dan pengelolaan limbah kulit pisang dapat menimbulkan masalah bagi sistem pengelolaan limbah, terutama di daerah dengan keterbatasan infrastruktur dan fasilitas pengolahan limbah yang kurang memadai. Kelimpahan limbah kulit pisang dalam skala produksi dapat mengakibatkan banyak masalah terhadap lingkungan. Dari mulai menambah volume sampah, produksi gas rumah kaca dari hasil dekomposisinya.
ADVERTISEMENT
Salah satu pemanfaatan kulit pisang adalah menjadikan kulit pisang menjadi tepung yang dapat dijadikan ingredient untuk beberapa produk pangan seperti cookies, cake dan lainnya. Akibat kandungan patinya yang lebih rendah, mengakibatkan rasa dari kulit pisang menjadi lebih netral dibandingkan rasa buahnya yang cenderung manis sehingga dapat digunakan dalam dunia kuliner secara lebih luas.
Mengolah kulit pisang menjadi tepung dapat membuatnya lebih mudah disimpan dalam jangka waktu yang lama dan dapat memiliki nilai jual dibandingkan bentuknya dalam kondisi basah atau segar. Proses pembuatannya pun mudah dan tidak memerlukan tambahan zat aditif untuk menjaga kebaikan nutrisi yang terkandung di dalamnya.
Secara umum kulit pisang mengandung karbohidrat dan serat yang tinggi, diikuti dengan kandungan lemak, protein, air, mineral, karoten, dan antosianin. Berikut ini adalah berbagai kandungan nutrisi yang terdapat pada kulit pisang:
ADVERTISEMENT
1. Serat
Serat adalah sejenis karbohidrat dalam makanan nabati yang tidak dapat dicerna atau diserap oleh tubuh. Salah satu peran besar asupan serat adalah fungsinya dalam menjaga kesehatan pencernaan seperti mencegah sembelit, melancarkan pencernaan, dan meningkatkan bakteri baik dalam usus sehingga berpengaruh juga pada daya tahan tubuh.
Selain itu, serat juga baik dalam mengontrol berat badan, gula darah, kolesterol, dan masih banyak lagi. Tak heran jika pemenuhan serat berkaitan dengan umur panjang dan bahkan penurunan risiko kanker. Feses yang keras mungkin menandakan bahwa Anda kurang mengonsumsi makanan berserat. Jika dibiarkan terus-menerus, hal ini dapat menyebabkan sembelit yang tidak ditangani bisa menyebabkan sakit saat BAB dan berujung menjadi wasir.
Serat dapat menambah berat dan ukuran feses karena sifatnya yang menyerap air. Serat larut air memiliki manfaat untuk menurunkan kadar kolesterol jahat yang disebut LDL. Serat bekerja dengan mengikat kolesterol dalam sistem pencernaan sehingga tubuh tidak sempat menyerapnya.
ADVERTISEMENT
Dalam saluran pencernaan, serat larut mengikat asam empedu (produk akhir kolesterol) dan kemudian dikeluarkan bersama tinja. Dengan demikian, makin tinggi konsumsi serat larut (tidak dapat dicerna, namun larut dalam air panas), akan semakin banyak asam empedu dan lemak yang dikeluarkan oleh tubuh. Makanan tinggi serat cenderung memberikan rasa kenyang yang lebih lama daripada makanan yang rendah serat dan tinggi gula, selain itu, makanan tinggi serat umumnya mengandung kalori yang lebih rendah sehingga asupan kalori berkurang.
2. Vitamin, termasuk vitamin B6 dan vitamin B12
Pyridoxine HCl (Vitamin B6) berperan untuk mengubah makanan yang dikonsumsi menjadi energi, memproduksi sel darah merah, dan menjaga kerja jaringan saraf. Vitamin B12 (cyanocobalamin) adalah vitamin yang bermanfaat untuk pembentukan sel darah merah yang sehat, mengoptimalkan fungsi saraf, menghasilkan energi, serta menjaga kesehatan kulit dan rambut, berfungsi dalam pembentukan sel darah merah.
ADVERTISEMENT
Jenis vitamin B ini juga membantu proses metabolisme protein. Vitamin B6, B12 dan asam folat merupakan nutrisi yang dibutuhkan untuk mempertahankan kadar homeosistein dalam kondisi normal. Peningkatan kadar homosistein akan mengganggu fungsi vaskuler dan menyebabkan toksik pada neuron sehingga meningkatkan resiko terjadinya demensia.
Pemberian suplemen vitamin B6, B12 dan asam folat memberikan efek yang menguntungkan terhadap fungsi kognitif global dan memori. Semakin meningkat kadar folat di dalam tubuh, maka fungsi kognitif juga akan semakin baik (untuk tes kecekatan psikomotorik).
3. Antioksidan
Kulit pisang juga dikenal memiliki sifat antioksidan yang baik, terutama polifenol yang dapat berkontribusi secara positif untuk mencegah penyakit degeneratif. Dibandingkan daging buahnya, kulit pisang memiliki jumlah serat yang lebih besar 3-kali lipatnya sehingga sangat baik bagi pencernaan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan pati yang berada dalam kulit pisang jauh lebih rendah sehingga baik untuk menurunkan berat badan dan mengurangi konsumsi gula.Tak hanya itu, kulit pisang juga mengandung banyak antioksidan, seperti fenolik, flavonoid, tanin, karotenoid dan polifenol. Tingginya prevalensi penderita penyakit yang disebabkan paparan radikal bebas ini menjadi perhatian utama masyarakat maupun pemerintah Indonesia.
Mekanisme kerja antioksidan dalam menangkal radikal bebas
Radikal bebas dapat dihambat dengan asupan antioksidan dari luar tubuh sehingga dapat mencegah terbentuknya sel kanker ataupun penyakit lainnya yang disebabkan oleh stress oksidatif. Senyawa fenolik disebut juga sebagai inhibitor radikal karena memiliki gugus fenol yang dapat berperan sebagai antioksidan yang mengikat radikal bebas dengan memberikan atom hidrogennya melalui proses transfer elektron membentuk chelate melalui ion-ion seperti logam Cu, Fe, Zn, dan Mn yang dapat menimbulkan peroksidasi lipid.
ADVERTISEMENT
4. Mineral, berupa magnesium, kalsium dan kalium
Asupan zat gizi mikro seperti natrium, kalium dan magnesium berhubungan dengan tekanan darah. Asupan tinggi natrium dan rendah kalium dapat memicu terjadinya hipertensi. Keseimbangan asupan natrium dan kalium sangat diperlukan ketika hamil untuk mencegah terjadinya akumulasi natrium oleh ibu dan janin serta mengurangi risiko terjadinya hipertensi pada saat kehamilan.
Berbeda halnya dengan natrium, kalium berperan dalam peningkatan konsentrasi cairan intraseluler, sehingga dapat menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah. Ibu hamil dengan asupan kalsium tinggi memiliki tingkat tekanan darah stabil yang akan mencegah hipertensi sehingga mengurangi risiko terjadinya preeklamsia.
Konsentrasi kalsium ekstraseluler sangat penting untuk sintesis protein penting dalam endothelium seperti prostasiklin dan NO, sehingga kekurangan kalsium tidak hanya masalah .kekurangan mineral tetapi juga menimbulkan efek patologis yang disebabkan oksidatif stress.
ADVERTISEMENT
Magnesium merupakan salah satu mineral yang berperan penting pada metabolisme tubuh manusia. Magnesium adalah zat logam mulia esensial dan faktor penting untuk beragam reaksi biokimia pada manusia. Perannya pada biologi sel sangat mendasar pada lebih dari 600 reaksi enzimatik pada sintesa protein, fungsi mitokondria, aktivitas neuromuskular, pembentukan tulang, dan sistem imun. Magnesium berperan dalam transmisi neurokimia dan vasodilatasi perifer.
Rendahnya asupan magnesium berhubungan dengan sindrom metabolik, diabetes melitus tipe 2, hipertensi, penurunan aliran darah ke otak dan penyempitan pembuluh arteri serebral. Magnesium bekerja sebagai vasodilator serebral dan stabilisator membran, mengurangi iskemia dan kerusakan pada neuron serta dapat mencegah kejang berulang.
5. Asam amino esensial
Asam amino merupakan komponen utama penyusun protein, yang dibagi dalam dua kelompok, yaitu asam amino-esensial dan non-esensial.Asam amino esensial tidak dapat diproduksi dalam tubuh sehingga sering harus ditambahkan dalam bentuk makanan. Protein sebagai salah satu zat gizi makro memiliki fungsi di dalam tubuh yaitu untuk membentuk jaringan baru dan dan mempertahankan jaringan yang ada.
ADVERTISEMENT
Protein tersusun atas dua puluh asam amino yang berbeda. Tubuh manusia tidak dapat mensistensis Sembilan asam amino di antaranya isoleusin, leusin, lisin, methionine, fenilalanin, threonin, triptofan, valin, dan histidine. Asam amino tersebut dikenal sebagai asam amino esensial yang hanya didapat dengan mengkonsumsi sejumlah makanan.
Fungsi dari protein sendiri yaitu sebagai zat utama pembentuk dan pertumbuhan tubuh. Protein sebagai zat utama pembentuk merupakan zat utama pembentuk sel-sel tubuh dan digunakan sebagai sumber energi jika karbohidrat dan lemak di dalam tubuh berkurang. Protein dapat dijadikan sumber energi jika terdapat organisme yang kekurangan energi.