Konten dari Pengguna

Manusia dalam Mesin: Hubungan Semu yang Mengancam Kemanusiaan

Siti Nurjanah
Staf Pengelola Data di Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Manusia Universitas Indonesia
5 November 2024 12:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Siti Nurjanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Artikel Opini
"Manusia dalam Mesin: Hubungan Semu yang Mengancam Kemanusiaan"
ADVERTISEMENT
Oleh Siti Nurjanah
Sumber: @_siti.nurjanah_ (Instagram)
Manusia itu…
…diciptakan untuk saling berdampingan dan hidup berkelompok, kita sebut saja makhluk sosial. Makhluk yang membutuhkan bantuan dan hubungan dengan makhluk lainnya. Namun dewasa ini, manusia memiliki hubungan yang sangat spesial dengan teknologi. Ya, benda tak hidup yang sangat melekat dan membantu segala rutinitas manusia. Penggunaan teknologi di setiap lini kehidupan manusia menciptakan rasa “ketergantungan” yang sangat nyata, sehingga terjalin lah hubungan semu atas dasar “pencapaian kepentingan semata”.
Terus terciptanya berbagai bentuk dan fungsi sebuah mesin menandakan pertumbuhan teknologi yang semakin cepat. Manusia semakin terlena oleh kemudahan mesin, menjadi serakah dan terus meminta lebih. Sebelumnya, manusia akan langsung meminta bantuan kepada browser sebagai mesin pencari data yang serba tahu. Namun saat ini, muncul lah program chatbot yang bahkan dapat menemani manusia untuk sekedar berbincang sebagaimana mereka berkomunikasi dengan manusia lainnya.
ADVERTISEMENT
Jadi, apakah hubungan kita dengan teknologi makin mendekatkan atau justru menjauhkan kita dari kemanusiaan kita sendiri?
Sadar kah kalian, bahwa hubungan semu ini begitu tidak sehat dan dapat menjadi boomerang yang berkepanjangan. Kenyamanan yang diberikan teknologi kepada manusia begitu membuat manusia candu dan ketergantungan. Pernah kah kamu merasa begitu resah ketika smartphone kamu tertinggal di rumah saat sedang bepergian? Atau pernah kah kamu mengabaikan lingkungan sekitar karena begitu asik dengan smartphone kamu ketimbang menjalin komunikasi langsung dengan manusia lain? Oh, jangan lupakan kondisi frustrasi ketika sinyal internet tidak dapat diakses, pernah merasakan nya kah?
Yap, kita sebagai manusia sudah begitu nyaman dengan hubungan semu ini. Terasa tidak nyata namun begitu candu untuk terus dijalankan.
ADVERTISEMENT

Jadi, apakah hubungan ini salah?

Jacques Ellul (1967) mengungkapkan bahwa teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
Itu artinya, teknologi diciptakan untuk membantu memudahkan dan mengefektifkan aktifitas manusia. Yang awalnya aktifitas tersebut hanya dapat dilakukan oleh tenaga manusia, kini banyak mesin yang dapat membantu manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Dengan begitu, pekerjaan manusia dapat dilakukan lebih mudah dan efektif.
Namun menjadi salah, ketika manusia akhirnya terjebak dalam mesin yang mereka buat sendiri dan menjadikan dirinya sebagai perangkat
penunjang agar mesin tersebut dapat bekerja. Tidak, tidak seperti itu. Manusia harus tetap menjadi perangkat utama dalam penggunaan teknologi.

Peran manusia terenggut?

Sekali lagi, teknologi diciptakan untuk membantu pekerjaan manusia, bukan menggantikan peran manusia. Rasa kesepian, hilangnya jati diri, frustrasi tak beralasan, jenuh, stress, perilaku konsumtif, dan banyak dampak lain yang manusia rasakan akibat tidak mendapatkan peran manusia lain dalam hidupnya dengan cukup.
ADVERTISEMENT
Mesin tidak dapat memberikan sentuhan lembut saat manusia membutuhkan afeksi langsung pada dirinya, mesin tidak dapat membalas perasaan manusia dengan nyata, bahkan mesin tidak dapat memberikan rasa “kehadiran” walaupun bentuknya nyata di depan mata.
Oleh sebab itu, kita sebagai makhluk berakal yang diciptakan sempurna harus dapat menempatkan diri sebagai pemeran utama dalam perkembangan teknologi saat ini. Bijak dalam menggunakan teknologi, kembang kan kemampuan dan pengetahuan diri agar tidak diperbudak oleh teknologi, terus berinovasi sebagai bukti nyata bahwa manusia adalah peran utama dalam perkembangan teknologi.
Teknologi hanya alat dan kita adalah penggeraknya. Mari tidak kehilangan kendali, agar tidak terlena dalam hubungan ini.